Hai! Hai! Hai!
Maaf banget baru sempat up😂Cuss lah langsung eksekusi😍
Waktu berlalu, hari silih berganti tak terasa sudah genap tiga minggu Dinda dirawat dirumah sakit, dan hari ini bayi mungil nan cantik itu sudah diperbolehkan pulang.
Secha dan Seto tak kuasa menahan senyuman bahagia mereka kala menjemput putri kecil mereka dari sebuah ruangan khusus dirumah sakit.
"Akhirnya mas.. Aku bahagia banget..." lirih Secha menatap sendu bercampur haru pada Seto dan dibalas dengan genggaman tangan yang semakin erat menyalurkan kehangatan dan sebuah energi.
Kesedihan dan air mata Secha dan Seto kini terbayar saat Dinda berasa di gendongan Seto, bayi mungil yang masih merah itu nampak begitu nyaman berada dalam dekapan sang ayah dengan jemari mungil yang dengan setia menggenggam jari telunjuk sang ibu.
"Assalamualaikum cantiknya ayah ibu." bisik Seto mengecup pipi Dinda dengan sayang.
"Waalaikumsalam ayah." balas Secha dengan suara kecil seolah menirukan anak kecil.
"Suster Widuri, makasih ya selama ini sudah membantu saya dan Mas Seto merawat Dinda, saya nggak tau gimana jadinya kalau suster nggak sabar bimbing saya buat ngasih ASI ke Dinda, dan semangatin saya terus tiap kali saya ngerasa capek. Sekali lagi makasih ya sus." ucap tulus Secha sambil menggenggam tangan Widuri yang sejak tadi berdiri disampingnya.
Betapa bersyukurnya Secha bisa dibimbing oleh Widuri, suster yang benar-benar sabar, pengertian dan hangat.
Widuri tersenyum tulus, "ini sudah tugas saya bu, lagi pula saya benar-benar beruntung bisa mengenal orang sebaik dan sesabar ibu dan bapak, saya belajar banyak selama ini dari ibu, bagaimana cara ibu selalu bersyukur, dan ikhlas."
Kedua wanita itu saling berpelukan satu sama lain sesekali mengelap air mata haru yang mengalir di pipi keduanya.
"sayang.. Kita pulang, David sudah menunggu diluar."
Secha mengangguk, dan mengambil alih Dinda dari dekapan Seto, "sekali lagi terimakasih suster Widuri, kami pamit." ujar Seto.
Seto tak lagi menggunakan kursi roda maupun kruk setelah menjalani terapi dan beberapa prosedur pengobatan bersama dokter spesialis dari Singapura beberapa waktu lalu, perkembangan Seto begitu signifikan, hanya saja saat ini ia masih tak dapat berjalan terlalu jauh, rasa ngilu kerap kali menyerang kakinya saat ia terlalu lelah.
Lelaki itu kini merangkul bahu istrinya, berjalan beriringan keluar rumah sakit, bersiap menyambut hari-hari yang mungkin akan lebih melelahkan dan membahagiakan dalam waktu bersamaan
mengurus, membersarkan, dan mendidik putri cantik mereka agar kelak menjadi wanita yang pandai dan bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya.Perjalanan menuju rumah orangtua Seto memakan waktu hampir satu jam, namun seolah tak terasa karena fokus keduanya teralihkan pada sesosok makhluk mungil di dekapan Secha yang seolah merebut seluruh atensi kedua orangtuanya, mereka benar-benar jatuh cinta pada Dinda, mata coklat milik bayi cantik itu seolah menghipnotis siapapun yang melihatnya.
Meskipun nyatanya, bayi mungil itu tak dapat melihat indahnya dunia ini, hanya kegelapan yang menyelimuti padangannya.
Secercah ketakutan kerap kali menghantui Secha manakala pikirannya terbang ke masa depan, membayangkan hal-hal buruk yang kemungkinan akan dialami Dinda dengan keterbatasan melihatnya. Meskipun sebenarnya ia yakin Dinda tetap akan tumbuh menjadi gadis yang padai, membanggakan dan bermanfaat dengan jalan dan caranya sendiri.
Baik Secha maupun Seto telah sepakat akan menyerahkan seluruh keputusan mengenai pencangkokan mata langsung pasa Dinda, mereka tak ingin egois dengan mengambil keputusan mereka sendiri, meskipun itu semua demi kebaikan Dinda.
Mereka akan memberikan kebebasan pada Dinda dalam menempuh jalannya kelak, seratus persen mereka sadar bahwa tugas mereka hanya untuk membimbing dan mendampingi Dinda, bukan mengatur dan menentukan masa depan putrinya tersebut.
TBC😍
Yang mau double up absen dulu!!Atau tripel Up😂

KAMU SEDANG MEMBACA
(un)Loved Wife [END/COMPLETE]
Literatura Kobieca#1 on WEDDING {25.02.20} #5 on TEARS {25.02.20} #2 kn TEARS {28.07.20} "Aku akui dan sadar betul betapa sombong dan angkuhnya aku dulu, tapi bisakah kau melupakan semuanya? Bisakah kita menjalani rumah tangga kita dengan normal? Karena aku.. Mulai m...