Pertemuan

61 4 0
                                    

Pagi itu sangat segar,karena semalam hujan membasahi kota Jakarta dengan deras.
Namun,berbeda dengan si anak culun ini,Jefran ia bangun pagi-pagi untuk bersekolah.

"Brug..."suara bukunya yang terjatuh di ruang tengah,membangunkan papa dan mamanya yang tertidur lelap dan pulas.

"Jefran?kok kamu sudah bangun, pagi-pagi begini,biasanya anak sekolah itu pukul 6.20 berangkat dari rumah,lagi pula sekolah kamu kan ga terlalu jauh dari rumah kita"

"Ehm..ga kok mah,Jefran cuma pengen pergi agak pagi aja"sahut Jefran sembari membereskan buku-bukunya.

"Loh,kok mau pergi pagi-pagi,papa aja baru bangun,kamu udah siap,papah kalah disiplin ya..hehe"sambung pak Devan Antonio,pengusaha yang menguasai kerajaan bisnis saat itu sambil tertawa kecil.

"Iya pah,maafin aku udah bangunin mamah dan papah pagi-pagi buta"ucap Jefran sembari membenarkan kacamatanya yang agak miring.

"Loh,gapapa kok Jefran kamu itu ya nak,selalu buat mamah bangga,sukses terus buat kamu nak"sahut Bu Kirana Antonio sambil memeluk erat anaknya.

"Yasudah,papah mau buru-buru mandi,Jefran kamu sarapan gih,nanti papah makannya dikantor saja"

"Baik pah."

Jefran pun menghabiskan roti lapis yang telah mamanya buat dengan kasih sayang itu,dengan semangat ia memasukkan bekal yang diberikan mamanya itu ke dalam tas yang agak besar berwarna hitam keabu-abuan itu.

"Mah,Jefran pergi dulu ya"ucap Jefran sembari menarik tangan mamahnya dan menyalaminya.

"Iya, hati-hati ya"sahut mamah Jefran sambil melambaikan tangan kepada Jefran dan papanya yang sudah memasuki mobil sedan berwarna hitam mengkilap itu.

Sampai di depan gerbang sekolah..

Jefran pun menyalami papanya.

"Semoga mereka ga ganggu aku lagi" gumam Jefran dalam hatinya sambil berjalan di lobby utama sekolah.

Ternyata benar,belum ada siapapun disekolah kecuali dirinya sendiri.

Saat sampai dikelas ia menaruh tas nya di kursi belakang tempatnya duduk,Jefran langsung bergegas membersihkan kelas seperti biasa  disekolah sebelumnya.

Saat ia membuang sampahnya di depan kelas,ada seorang gadis,rambutnya terurai,anggun berparas cantik dan sedikit seksi.

Jefran menatapi gadis itu,sedangkan gadis itu hanya berjalan menyusuri koridor kelas.

"Hm,siapa sih anak baru itu,perhatiin gue terus,tapi tenang ibi,mungkin dia anak baru jadi dia ga tau siapa gue"gumam gadis itu dalam hatinya.

"Puk.."

"Hei!!Lo merhatiin siapa Jef?"tanya Fano yang tiba-tiba muncul dan menepuk pundak Jefran.

"Emm...G-ak kok a-ku"jawab Jefran dengan tergagu dan Fano langsung menyelanya.

"Lo,suka ya sama cewe itu?"

"Ayo sini masuk,gue terangin sama lo"sambung Fano sambil membawa tubuh Jefran ke kelas.

"Dia itu Bianca Angelista,biasanya sih dipanggil ibi,hampir semua cowo di sekolah ini suka sama dia,terus Lo tau ga,dia itu primadona sekolah ini,lambang kecantikan sekolah ini! So,kalo Lo mau deketin dia,Lo harus berubah deh kayaknya,banyak pesaing-pesaing Lo yang bakalan Lo lawan,terus dia itu anak pengusaha kaya Hendra Wibowo,tapi,masih kayaan pak Devan Antonio hehe"jelas Fano sambil mengeluarkan buku-bukunya.

"Lo tau ga,sama Devan Antonio?Dia itu pengusaha terkaya se Indonesia,kerajaan bisnis sedang berada dalam genggamannya,dia punya satu anak cowok yang jarang terekspos,bahkan ga pernah tu,rumahnya juga gede Deket dari sekolah kita"sambung Fano dengan menatap ke arah Jefran.

"Eh,kita kan lagi ngomongin si Bianca."

"Fan,kalo soal Bianca,mendingan kita istirahat aja deh ngobrolinnya,disini ga senyaman kalo kita bicara empat mata"cakap Jefran dengan menatap ke arah Fano.

"Oke,dikantin ya!!"pungkas Fano.

Mungkin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang