Hi , hari ini author ngeup satu part terbaru loh. Soalnya kasihan ada satu Reader yang udah penasaran banget karena ceritanya berhenti lama. 😁😁
Dan semoga besok besok bukan cuman satu yah tapi 1k , amin 😇****
Pukul sepuluh malam.
Zizi melempar malas tubuhnya ke kasur.
Diingatnya apa yang terjadi hari ini padanya. Soal anak STM, Reynaldi Haris, Stiven. "Halah halah halah apaansih. ANEH" keluh zizi dalam selasela khayalannya.zizi menutupi seluruh wajahnya dengan bantal. Dia sesekali tersenyum mengingat wajah stiven.
(Flashback)
Stiven Edison adalah salah satu anak sepuluh-H yang sering dipasangkan dengan zizi untuk percakapan bahasa inggris. Stiven berwajah indo tentu karena ayahnya yang berdarah prancis. Stiven berparas tampan dan memukau. Stiven sosok pria yang selalu membuat zizi tersenyum. Sejak berada di masa orient stiven sudah akrab dengan zizi. Mereka berdua memang tidak menghabiskan waktu bersama disekolah ataupun dirumah. Keakraban mereka hanya sesekali dan waktu sebangku di kelas sepuluh. Bagaimana perasaan zizi ke stiven. Atau stiven ke zizi. Belum ada yang dapat memastikan.
*****
Sabtu pukul tujuh lebih tiga puluh menit. Semua anak sudah berada diruangan untuk mengikuti pelajaran seperti biasanya. Setelah empat puluh lima menit pelajaran diakhiri.
Waktu istarahat pertama--- ada panggilan atas nama Zizi---panggilan itu datang dari Ibu Anita. Ibu Anita yang meminta Zizi untuk segera menemuinya di ruang guru.
Saat membaca seluruh isi surat dari ibu Anita zizi tersenyum----merasa dirinya masih dibutuhkan---Ia diminta melakukan Persiapan olimpiade matematika dan saat itu juga Zhy memutuskan menemui Ibu Anita.
Zizi pun menuju ruang guru. Dia melewati koridor sekolah lalu turun kelapangan basket. Dia sengaja memotong jalan agar lebih cepat sampai, dan dipertengahan jalan Tepat ditepi lapangan basket, Seorang anak meneriaki nama zizi---mendengar namanya dipanggil Zizi menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang.
Tiga anak dengan badan yang cukup besar - besar itu mengelilingi zizi membentuk sebuah lingkaran. Zizi hanya menatap bingung. "Siapa mereka ini?" gumam zizi
"Kamu yang namanya zizi ??" Tanya salah satu anaķ yang menggunakan tas kuning lengkap dengan bandana berwarna kuning pula.
" Iya, aku! " jawab zizi dengan sinis
"Oh jadi kamu?" Ucap Satu anak sembari mendorong bahu zizi.
"Gak usah dorong dorong!" Bentak Zizi mulai geram dengan tingkah anak-anak songong dihadapannya itu
"Kenapa? Huh! " ucap Satu anak lagi balas membentak Zizi dengan nyolot.
"Aku gak punya urusan sama kalian! minggir." Ucap Zizi mencoba menerobos Namun, ditahan oleh anak yang paling besar bandingannya seperti zizi ibu jari dan anak itu jari tengah, tubuh mungil zizi tertutupi oleh tubuh besar ketiga anak perempuan itu.
"Mau apa kalian?" Tanya zizi dengan nada meninggi.
"Kamu belagu jadi anak".
Merasa aneh dan asing dengan ketiga cewek dihadapannya Zizi hanya nyengir
"Siapa suruh senyum? Sombong---baru juga gitu sombong. Aku juga kalo belajar bisa dapat juara---Emang kamu doang yang bisa?" Ucap Neni ketua geng yelow.
Mendengar kalimat itu zizi makin nyengir.
Sementara ketiga anak itu makin memanas. Dan baru saja ingin menyentuh rambut zizi---zizi secepat kilat memalingkan wajahnya.
"Jangan berani sentuh aku! Aku bukan anak yang biasa kalian bullying yang gak punya orangtua---Masalah kalian apa sama aku?" Bentak zizi lagi.
"Kamu itu udah menjelek-jelekkan kita bertiga!"
"Emang kalian siapa?" Tanya zizi dengan memicingkan mata---pertanda asing dengan ketiga anak perempuan dihadapannya itu.
"Kamu gak kenal kita? Kita anak pindahan dari 89!" Terang Neni memberitahu.
Zizi mengernyit, bingung "Ohyah. Aku gak tau tuh " jawabnya masih dengan kesinisannya yang hakiki.
"Kamu bilang aku bego,? Kamu bilang mei gak cocok jadi cewek., Dan kamu juga bilang Mona centil! Itu yang kamu maksud gak tau. Amnesia kamu, iya.??"
Begitu neni kembali meradang, dengan wajah memerah.
"Stop! Aku gak kenal yah siapa kalian dari mana asal kalian. Siapa nama kalian. Aku juga gak perduli. Kali kamu bilang aku sombong juara satu---Emang benar itu pantas. Kamu bilang, kamu juga bisa kalo belajar trus kenapa kamu gak belajar..? Kamu bertiga tuh Aneh tau Gak! Gak jelas." Tutur Zizi.
Dan Zizi merasa apa yang dikatakan barusan adalah pantas---hingga Ia akhirnya berjalan meninggalkan ketiga anak itu begitu saja.
Zizi lolos bukan karena ketiga anak itu takut padanya, namun memang apa yang baru dikatakan zizi dibenarkan oleh salah satu dari mereka. Yaitu neni. Pikirnya bagaimana mungkin dia sepercayadiri itu kalo memang dia salah---dia pasti akan kelihatan kikuk walo sedikit. Tapi, zizi tidak sama sekali malah wajahnya kliatan sekali bengongnya.
Ditambah lagi dilapangan itu juga sudah ada Ika dan gengnya, Ika bahkan sesekali mencoba memperjelas apa alasan kemarahan neni dan geng yelownya, dan ternyata ada kejanggalan saat Ika mengetahui perkaranya ialah soal gosip tentang Zizi menceritai Geng Yelow itu. Ika menegaskan kalo kemarin zizi tidak datang ke kuliah BA---Sore hari. Lalu bagaimana bisa dia menceritai geng yelow itu, makanya Ika meminta waktu pada Neni dan kawan-kawannya untuk menanyai zizi dengan santai--- bagi Ika Zizi tetap temannya---yah bagaimanapun juga zizi sering membantu Ika dan geng. Menyelesaikan soal-soal dan tugas.
Makanya Ika meminta kembali keruangan bersama gengnya untuk mencari bukti dalang dari semua perkara itu. Begitu pula Neni dan dua kawannya kembali ke ruangan untuk memastikan bahwa yang mereka dengar adalah Fakta bukan gosip murahan.
Sementara zizi masih stay diruang Bu Anita. Dia merasa lelah dengan apa yang terjadi padanya selama dikelas sebelas ips ini. Dulu di kelas sepuluh dia merasa aman. Gak ada yang separah hari ini. Sampai muncul dibenaknya untuk pindah sekolah.
"Apa baiknya aku pindah aja yah?!"
Sekian part lima belasnya and coming soon part enam belas yahh and bdw
Thanks udah seantusias itu untuk meminta author update. 💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know! (END) ✔
Novela JuvenilHigh rank #1 on HomeSweetHome (30 juli 2019) 🎖 #1 on CintaYangTakTerbalas (23 April 2020) 🎖 "Zhy. You Ok ?" Tangan kecil itu merengkuh pundak zizi. Zizi mendongak keatas. Dilihatnya helen dalam binar lampu---Helen mengangkat tubuh Zizi berdiri s...