°°°°°~~~~~~~~
Sebuah mobil sedan berwarna silver menghiklat melaju dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi. Mobil Honda Jazz putih di depannya terlihat oleng ke kanan dan kiri untuk menghindari kecelakaan.
~~~~~~~~°°°°°Braaaaaaaaaaaakkkkk...
Naas, kecelakaan tak juga bisa di hindari.~~~~°°°°°~~~~
"Papaaaaaa... Mamaaa..." gadis berpiama Pink itu terjaga dari tidurnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Zeverina, gadis yang akrab disapa Zee. Napasnta tersenggal-senggal, dadanya naik turun mengatur nafas, keringatnya bercucuran dari dahi. Sudah puluhan kali mimpi nyata itu datang dalam tidurnya. Mimpi yang selalu membuat Zee terbangun di tengah malam dan selalu menangis sesenggukan. Tak jarang ayahnya datang dan menenangkan putri semata wayangnya itu.
Zee meraih tongkat penyangga kaki yang tergeletak di samping tempat tidurnya. Ya, mimpi nyata yang setiap malam datang dalam tidurnya adalah bayang-banyang sebelas tahun lalu, yang akhirnya merenggut nyawa Bunda dan Alexander, kakak laki-laki ya. Bukan hanya itu, kaki kanan Zee pun turut menjadi korban. Kakinya itu harus diamputasi akibat tertindih badan mobil dan membuatnya membusuk. Sedangkan ayahnya sempat koma hampir lima bulan.
Semenjak itulah, Zee hanya tinggal dengan ayahnya yang bekerja mengurus Event Organizer. Ayah yang baginya adalah lelaki terhebat dan paling kuat yang selalu memberi semangat dalam hidupnya. Hidup menjadi gadis berkekurangan fisik, tak membuat Zee menyerah. Justru Zee berprestasi di sekolahnya dulu dan di kampusnya kini.
"Zee bermimpi itu lagi semalam?" tanya Ayah yang baru saja duduk untuk menikmati sarapan.
Zee yang sedang menyiapkan sarapan hanya mengangguk. Karena ia sudah hafal benar kalimat penghibur yang akan Ayahnya ucapkan. 'Ingat sayang, itu hanya bunga tidur. Kamu terlalu memikirkan kejadian itu. Coba kalau kamu pikirkan hal lain, pasti mimpinya akan berbeda lagi. Hmmm... Memikirkan pacar mungkin??'
'Ah ayah... Pacar katanya? Mana ada lelaki yang mau punya pacar cacat seperti ini?' pikir Zee
Zee memang berbeda dengan gadis seumurannya. Ia memang tak pernah memikirkan tentang pacar. Baginya, Ayah, kedua sahabat nya (Gea dan Fatur) serta karirnya adalah hal yang tidak boleh luput dari pikirannya. Meski cacat, tetapi Zee punya banyak kesibukan yang mengangkat nama baiknya.
"Yah" panggil Zee sambil duduk di kursi dekat ayahnya.
Ayahnya menoleh setelah sesuap nasi goreng yang dilahapnya.
"Sudah hampir mau 4 bulan loh kita tidak mengunjungi makan Bunda dan Kakak Alex, Zee rindu mereka. Bunga-bunga disana juga pasti sudah kering atau jangan-jangan rumput liarnya sudah tumbuh banyak di atasnya" ucap Zee sambil tangannya terus mengadu aduk sepiring nasi goreng di depannya.Ayah menghentikan kunyahnya, ia terdiam seperti memikirkan sesuatu. Ayah menyadari bahwa apa yang dikatakan Zee itu benar.
"Besok Ayah libur kerja. Kita kunjungi makam Bunda dan kakakmu ya" ujar Ayah sambil tersenyum.
Zee mengangguk dan tersenyum lebar. Di wajahnya sejuta pacaran siap untuk menumpahkan segala rindu yang bersemayam di hatinya.
~~~~°°°°°~~~~
Matahari saat itu cukup panas untuk ukuran jam sembilan pagi, tapi tidak ada yang heran Jakarta selalu begitu. Selain efek dari rumah kaca, polusi yang bebas kesana kemari di udara pu menjadi SLAAH satu penyebabnya. Mobil taxi yang ditumpanginya berjalan merayap menyusui jalanan ibukota yang sangat macet. Lagi-lagi penduduk Jakarta tidak merasa heran ini perkara biasa mengeluh pun percuma hanya bisa diam dan menikmati apa yang Jakarta suguhkan dengan persoalan yang banyak.
Di tempat pemakaman umum, tak banyak mobil yang terparkir. Mungkin ini bukan musim untuk ziarah, sehingga tak banyak yang datang untuk berkunjung. Zee dan ayahnya keluar dari taxi yang mengantarkan mereka sampai ke pemakaman.
Dari kejauhan saja, sudah bisa terlihat hamparan batu nisan berbagai rupa. Dua di antaranya adalah milik Bunda dan Alex. Ayah terus membantu Zee berjalan menuju makam yang dari sana muncul sebuah rindu serta tangis.
Di dekat dua makam yang saling berdekatan dengan taburan bunga yang sudah mengering, ayah dan Zee duduk. Di tangan Zee sekantong bunga-bunga siap di taburkan
"Sudah duabelas tahun berlalu, tapi ayah masih merasakan bunda selalu ada di dekat ayah" ujar ayah sambil terus menabur bunga di atas pusara istri dan anak pertamanya.
"Zee juga merasakan apa yang ayah rasakan. Zee rindu Bunda dan Kak Alex" sahut Zee
Senyum yang tercipta dari wajah ayah yang selalu menguatkan Zee dalam setiap tantangan hidup yang harus ia lalui. Zee menetap lekat wajah ayahnya, melihat setiap sudut wajah ayahnya.
"Zee sayang Ayahhhhh" ujarnya sambil memeluk ayah
"Ayah tidak sayang Zee" balas ayahnya
Sontan itu membuat Zee melepas pelukannya dan matanya melirik protes pada ayahnya.
"Ayah tidak sayang Zee, tapi ayah sangat menyayangi Zee" jawab ayah yang membuat Zee tertawa lebar.
Sekali lagi, Ayah membuatnya tertawa.
Sekali lagi, Ayah membuatnya menjadi lebih bersemangat.....Gimana guys.. Disini ada yang ikut sedih bacanya? Author juga ikut sedih nihh😢...
Kalau kalian masih penasaran sama ceritanya jangan lupa vote, komen dan share ya cerita ini biar aku tambah semangat buat ulpoad setiap hari ...
Aku akan selalu ulpoad ceritanya ❤❤❤
Stay terus guysss..
Saranghae😘😘😘💕💕💋
Love you ❤❤💞💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Cinta Menyapa
Lãng mạnKesendirian selalu mengajarkanku untuk terus bertahan. Hari-hari yang kujalani tanpa cinta tidaklah buruk, atau setidaknya aku masih bisa menikmatinya bersama bunga-bunga yang indah ini. Mungkin aku yang terlalu sombong menutup hatiku sampai akhirny...