Note - II

28 1 0
                                    

"Kita tidak tahu apa yang direncanakan Tuhan dalam hidup kita, semua terjadi begitu saja, pertemuan, perpisahan silih berganti. Terkadang harus menangis dengan kenyataan dan bagaimanapun peliknya peristiwa yang terjadi selalu saja ada jalan untuk tersenjum,".

****

Semua berjalan lancar, beberapa hari telah terlewati. Tapi ada yang beda dengan hati ini. Ntah bagaimana aku menjelaskanya, semua terjadi secara tiba-tiba. Perasaan apa ini, gelisah detak jantung berdebar ketika mengingatnya.

Aku terus teringat akan wanita yang kini telah menjadi kekasihku. Ia begitu baik lembut, pantaskah aku melukainya?

"Perasaan jenis apa ini, begitu mudah mengubahku, menjadikanku menjadi baik, apa itu baik?", ;ucap hatiku berbisik kepada pikiran yang terus menerus membayangkanya.

Bumiku berubah sejak mengenalnya, matahari pagi menjadi lebih terang ketika mendapat pesan singkat darinya. Aku rasa, aku sedang jatuh cinta.

Beberapa hari ini aku lebih bahagia, walau sebenarnya aku dan dia belum pernah bertemu tatap muka. Itu karena aku menempuh pendidikan di luar kota, sedangkan dia masih seorang siswi di salah satu sekolah di kota tempat kelahiranku.

Skenario apa yang telah Tuhan berlakukan dalam hidupku, rahasia Tuhan satu persatu terbuka, ini sangat menabjubkan. Hal ini yang menjadikanku kenapa aku harus bersyukur hidup didunia ini, ;Rahasia Tuhan, apa sebenarnya yang ia rencanakan padaku.

Kedekatanku bersamanya semakin terasa. Dua hari lagi libur semester akan tiba, satu minggu tidak ada perkuliahan, ini adalah kesempatanku untuk menemui kekasihku, yang sama sekali belum pernah aku melihat paras wajah aslinya. Apakah benar sama dengan di foto yang ia upload di media sosialnya, dengan senyuman yang begitu manis dan paras wajah yang cantik dengan bungkusan Hijab yang begitu menawan.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu telah tiba, libur semester. Aku pulang kekampung halaman, sekitar enam jam untuk sempai kesana. Tepat pukul sebelas malam aku berangkat, sepanjang jalan lamunan tertuju hanya kepadanya, wanita yang telah berhasil meluluhkan semua kekeliruanku terhadap semua wanita itu sama.

Tidak terasa enam jam perjalanan begitu cepat berlalu. Aku tiba dirumah, pukul enak kurang sepuluh menit. Beristirahat sejenak, untuk memulihkan badan yang sudah begitu kelelahan. Handphone berbunyi satu Messenger masuk, tanpa menunggu lama aku membuka pesan singkat darinya. "Udah sampai rumah?, dengan sigap aku langsung membalasnya.

Tepat pukul satu lewat lima puluh tiga menit ia pulang sekolah. Aku telah berjanji akan menemuinya selepas pulang. Dan apa yang terjadi padaku, badanku kaku, membeku, dingin, jantung ku berdebar lebih cepat dari debar normalnya. Aku menatapnya, melihatnya dengan nyata, ;apa benar dia wanita yang selama ini bersamaku?".

Ia menatapku malu-malu, tanpa sapa ia berlalu mengambil sepeda motornya dan bersiap pulang kerumah. Masih dalam kondisi yang sama, aku bertanya dalam hati "betapa beruntungnya seorang pria yang mendapatkan wanita seperti dia,".

Saya mengikutinya dari belakang dengan kecepatan laju sepeda motor mengiringi kecepatan laju sepeda motor yang dibawanya. Tidak terlalu jauh jarak sekolah ke rumahnya ia tiba dirumahnya, dan menyuruhku agar mampir sebentar untuk mengenalkanku kepada orang tuanya. Dengan senyumannya yang sangat manis, "Masuk dulu, kenalan dulu sama mamak dan bapak," ungkapnya.

Ada rasa yang tidak biasa, bagaimana mungkin, baru pertama kali berjumpa langsung ia kenalkan bersama orang tuanya. Ada rasa takut, gelisah, gundah dan rasa tak menentu bercampur menjadi satu rasa yang begitu mengejolak. Jantungku berdebar tidak karuan, baru pertama kali ada wanita yang sama sekali belum mengenalku lebih dalam tapi sudah berani mengenalkanku kepada orang tuanya.

Baru pertama kali aku merasakan gejolak yang begitu parah. Dengan sigap aku beranikan diri untuk masuk kerumahnya dan menemui orang tuanya. Bukan seperti yang aku pikirkan, orang tuanya sangat ramah, Bapaknya tidak berkumis, sepertinya aku terlalu jauh membayakan hal-hal yang belum tentu.

Waktu begitu cepat berlalu, akhirnya aku berpamitan untuk pulang. Ini pengalaman pertama bagiku, tapi rasanya sangat berbeda, orang tuanya tidak begitu asing kukenal, padahal baru pertama bertemu, aku merasakan sangat dekat dengan keluarganya.

Sebelepas itu setiap libur aku bermain kerumahnya sesekali, bercerita banyak bersama orang tuanya, adiknya dan dia bidadari surga yang telah menjadi penghuni didalam hutan belantara hatiku.

NOTE ( Sebuah Perjalanan Cinta )Where stories live. Discover now