Mie Instan

15 5 0
                                    

"Daniel!"

Suara teriakan disertai dengan sesuatu yang jatuh dengan lantam memenuhi pendengaranku. Tak ingin salah mendengar, kumatikan alunan musik yang kuputar untuk menemani aksi memasakku.

Kumatikan saja kompor tanpa memikirkan keadaan mie instan yang sedikit lagi matang itu. Lalu menuju kamar kakakku yang tak jauh dari dapur. Entah tetangga mendengar keributan ini atau tidak. Karena hari yang semakin malam mampu membuat keadaan semakin sunyi.

Kulihat pecahan kaca dari luar kamar karena pintu kamar yang tidak tertutup. Kemudian Daniel berlari melewati pecahan kaca itu tanpa takut telapak kakinya akan tertusuk pecahannya. Melihat itu kakak mengucap istighfar.

"Daniel Mama bilang apa tadi? Kalau kaki kamu kena pecahan kacanya gimana? Nggak takut kalau harus ke dokter? Disuntik lagi mau?" kesal kak Rana.

"Ajak ke kamar kamu, Dek. Kakak mau bersihin ini dulu."

Setelah mengucapkan itu kak Rana meninggalkan kami. Kutepuk kening mengingat mie instan kesayangan yang kutinggal di dalam panci. Mungkin ia sudah agak membesar sekarang.

Kuajak Daniel menuju dapur dan menyuruhnya duduk di kursi meja makan seraya menungguku. Benar saja, mienya sudah melebar.

"Daniel lapar nggak? Mau makan mie?" tanyaku, karena jika ia tak menginginkannya aku akan memasukkan bubuk cabai ke dalamnya.

Tetapi sebuah anggukan darinya membuatku menyingkarkan niat awal memasak tadi. Tak apa demi ponakan tercinta. Kasian lagi ditinggal bapaknya pulang kampung.

Sebuah ide terlintas di pikiranku. Kuambil mangkuk kecil dan menuangkan sedikit mie ke dalamnya. Akhirnya kamu bisa makan pedas Nerissa.

"Daniel mau Ante suapin? Disuapin aja deh biar nggak berantakan."

Kusuapi ia seraya menikmati cita rasa mie di malam yang menyenangkan ini. Malam yang memusingkan lebih tepatnya.

"Nih minumnya harus habis ya. Minum air putih yang banyak biar cantik kayak Ante. Tapi kalau kamu ganteng ya jangan cantik. Pelan-pelan aja minumnya habis itu kita bobo. Ante cuci piring dulu oke?" celotehku seraya memberikan segelas air putih. Kemudian menuju wastafel untuk membersihkan kekacauan yang sudah kubuat tadi.

♧♧♧

Jakarta, 14 Desember 2019

Lohaa, adakah yang suka makan mie instan di malam hari? Kalau ada kita sama. Tengkyu sudah membaca ♡

31 Days Writing Challenge 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang