Jeonni pov
Sudah satu jam Sehun selalu menemaniku. Mungkin dia takut aku pergi darinya ? Entahlah..
Tapi dia sangat Lucu!
"Sehun. Aku lapar~" godaku mengayunkan lengan Sehun saat yang diayun memainkan jari-jari tangan kananku.
Seolah tak mendengarku Sehun terus memainkan jari-jari tanganku.
"Sehun!" Kesalku karena yang dipanggil tak merespon.
"Aishh.. dasar pacarku! Memangnya kau ingin makan apa ?" Tanya Sehun sembari membenarkan poni yang menutupi wajahku.
"Aku ingin makan bungeoppang yang ada di sebrang jalan menuju rumahmu!" Ujarku bersemangat.
"Astaga, itu sangat jauh sayang! Apa kau ingin menunggu lama ?"ujarnya. Dengan cepat aku mengangguk.
"Hah.. baiklah aku akan belikan, tapi kau jangan kemana-mana!" Pringatan itu seakan mengoyak hatiku.
Dengan terpaksa aku menyunggingkan senyum, "Ya Tuhan, aku selalu ada didekatmu Sehun."
"Janji jika aku kembali kau harus disini!" Dengan lantang Sehun mengatakan tepat dihadapanku.
"Y-ya! Sudahlah sana aku lapar~"
Sehun tersenyum lalu mengelus rambutku. "Baru kali ini aku merasakan debaran dihatiku, berjanjilah padaku untuk tetap menjadi gadisku. Gadis yang paling aku cintai dan gadis yang paling aku banggakan."
Sehun mengelus tanganku lalu mengecupnya.
"Maaf jika aku selalu menyalahkan mu, maaf jika aku pernah menyakitimu, dan maaf karena tak pernah mempercayaimu."
Dengan cepat Sehun beranjak dari kasur menuju ke pintu, "kau tahu ? Aku sangat mencintaaaimuuu!" Setelahnya dia pergi.
Aku tertegun sesaat. Ingin rasanya aku memeluknya membisikan bahwa akulah yang harusnya meminta maaf..
💊💉💊
Sepeninggalan Sehun aku menulis sepucuk kertas. Aku tersenyum pada kertas kecil berwarna putih itu.
Setelah selesai menatapnya aku melipatnya menjadi dua bagian.
Menaruhnya disampingku, dan saat sakit itu mulai menyerang aku buru-buru membuka lemari hias dekat kasur.
Menuangnya secara tak wajar, pandanganku terfokus pada sebuah bingkai dengan foto usang, foto yang memperlihatkan bagaimana bahagianya aku.
Foto itu menunjukan 'kami' saat pelepasan siswa SMP. Bahagia ? Tentu. Rindu ? Melebihi itu aku rasa.
Foto itu memperlihatkan aku, Sohyun, Irene dan Seulgi sedang merangkul satu sama lain dan tersenyum.
Seketika setetes embun keluar dari pelupuk mataku, agak ragu untuk melakukannya, tapi ini demi Irene.
Tak perlu berlama-lama aku langsung meneguk kapsul dengan penuh rasa nafsu, kecewa dan terpaksa.
Setelahnya yang aku rasakan adalah rasa kantuk. Entahlah aku sangat mengantuk, dengan tak terkendali tubuhku mulai merasa lemah.
Dari balik pintu aku melihat seorang pria berdiri dengan tegasnya, menatapku dengan mata merah yang melebar.
Kemudian aku tersenyum, dan secara tak sadar aku mendengar detak jantungku yang mulai meredup.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAINKILLER • OSH [TAMAT]
Fanfiction[ ORIGINAL VERSION ] [TAHAP REVISI ADA DI ETALASE] [🔞] Intinya, Sehun itu pondasinya. Chanyeol itu kekuatannya. [Up tergantung kalian!] [HANYA VISUALISASI] 🔔 Diwajibkan vomment! [12/02/2019 - 14/12/2019] [Tahap Revisi]