Akhir (Daris-November)

53 4 26
                                    

"Gue tulus ngasih tahu ini ke lo," ucap Yutaka penuh penekanan, "gue punya adik cewek yang kira-kira seumuran sama lo, dan dia jadi orang yang berbeda setelah putus cinta,"

Lebih dari yang Yuta tahu, November mengenal adik perempuan yang sedang dia bicarakan.

"Dia jatuh cinta sama laki-laki yang udah beristri, dan sialnya laki-laki itu ngebales perasaan adek gue, tapi di akhir, yah lo pasti bisa nebak," Yutaka memukul setir sedikit keras, mengenyahkan kekesalan, "gue nggak mau lo berakhir seperti dia,"

"Trims Yut," jawab November tulus.

"Jaga diri dari orang-orang yang bisa nyakitin lo, termasuk orang yang lo sayang, karena mereka kadang yang paling berpotensi bikin lo jadi down," kata Yutaka terdengar seperti seorang kakak.

November mengangguk menyetujui sebelum akhirnya membuka pintu mobil dan keluar disambut titik-titik cahaya  matahari pukul enam pagi yang perlahan muncul.

//

Daris sudah bangun namun masih merasa pengar dan mual, dia menyandarkan punggung pada dinding samping ranjang, berusaha memahami situasi.

Ini bukan interior yang ada di kamarnya, sedikit mirip dengan seleranya namun jelas-jelas berbeda.

"Udah bangun?"

Daris sedikit merasa lega menemukan November yang masuk ke dalam kamar itu dengan secangkir minuman di tangan.

"Lo mabuk semalem, dan nggak sengaja berakhir ketiduran di kamar gue," jelas November sembari menyodorkan cangkir dengan kepulan asap itu kepada Daris.

Teh chamomile kesukaan Daris.
Laki-laki itu kadang merasa takjub pada daya ingat November yang luar biasa, kendati dia baru bercerita tentang minuman favoritnya itu sekali.

"Maaf," ucap Daris takut-takut, "gue nggak ngelakuin sesuatu yang buruk kan ke elo?"

November tidak segera menjawab, dia memberi isyarat agar Daris segera meminum tehnya.

"Enggak," jawab November berusaha menyembunyikan semua yang terjadi semalam.

Daris menghela napas lega, kemudian menyesap teh yang masih panas itu pelan-pelan, seperti mengharapkan minuman itu dapat membantu pikirannya kembali jernih.

"Ada yang mau gue omongin Dar," sela November di tengah-tengah kesibukan Daris mengatur napasnya.

Semua skenario buruk terlintas di otak Daris.

"Apa?" tanya Daris kelewat lirih, hingga terdengar seperti bisik.

November menempatkan kursi di samping ranjang kemudian duduk di sana.

"Artha," November membuka percakapan pentingnya, "seberapa suka lo sama dia?"

"Hei, lo kenapa sih? Tiba-tiba nanyain dia?" tanya Daris spontan, berusaha mengalihkan pembicaraan yang membuatnya tidak nyaman.

"Gue suka sama lo Doy," ucap November tiba-tiba, "bukan sebagai sahabat,"

Genggaman Daris pada cangkir menguat, ada yang dirasa ingin keluar dari dalam tenggorokannya, namun nihil.

"Gue suka sama lo,gue mau jadi orang yang bisa mengisi kekosongan lo," aku November.

"Gue...gue...," Daris tergagap, "gue udah punya Artha,"

TRESNA | NCT (Short Stories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang