06

351 74 0
                                    

Line

Saga
gue udah didepan

Raisa
udah balik

Saga
gak basket emang?
yaudah gue ke rumah lo

Raisa
ngapain

Saga
ketemu lo lah

Raisa
gue gak mau ketemu lo

Saga
gue tau lo masih di dalem
cepet keluar atau gue cari ke dalem

Raisa
gak ada ya masuk-masuk ke sekolah gue!
5 menit

"Apa-apaan sih, anjir." gerutu Raisa dan berdiri dari duduknya.

Teman seperekskuran Raisa menoleh dan menatap perempuan itu bingung, "Kenapa, Sa?" tanyanya.

Raisa menoleh dan tersenyum paksa, "Gak apa-apa, kok."

Mata Raisa menyapu ke seluruh lapangan sampai mendapati seseorang yang ia cari tengah berbincang dengan Haidar.

Ah, Haidar. Raisa menahan napas dan menghembuskannya pelan sebelum mendekati kedua orang itu.

"Kak Jordan, gue izin pulang duluan, ya." ucap Raisa kepada Jordan yang notabenenya masih menjabat sebagai ketua basket.

Berhubung hari ini juga coach basketnya berhalangan untuk hadir, maka Jordan lah yang memegang kuasa penuh atas latihan ekskur sore ini.

Haidar dan Jordan langsung menoleh ketika mendengar suara Raisa. "Kenapa emangnya?" tanya Jordan.

"Gue udah dijemput." jawab Raisa seadanya.

"Emang mau kemana?" tanya Jordan lagi. Sabar Raisa, sabar.

Baru akan menjawab, sebuah suara menginterupsi. "Gak boleh, lanjut latihan." ucap Haidar.

Raisa menoleh dan mengernyit. Laki-laki itu tau perihal Saga yang akan menjemputnya, tapi kenapa malah menahannya?

Sebentar, apa Haidar sengaja menahannya di sini? Tapi untuk alasan apa? Raisa melihat jam tangannya, 2 menit lagi!

"Kak, sekali ini aja." ujar Raisa memohon.

Jordan menoleh ke arah Haidar sekilas sebelum kembali membuka suara, "Dijemput siapa?" tanya lelaki itu.

Skakmat. Jangan sampai Jordan tahu bahwa Saga yang menjemputnya. Raisa benar-benar tidak mau ada keributan hari ini, mengingat banyak sekali orang yang membicarakannya sejak tadi pagi.

"Sama gue." ucap Saga dengan tas Raisa yang tersampir di bahu kanannya.

Jordan dan Haidar langsung mengalihkan atensinya kepada Saga. Begitu juga dengan Raisa yang kini tengah menatap lelaki disampingnya dengan panik.

Perempuan itu melirik untuk melihat reaksi kedua kakak kelasnya atas kehadiran Saga. Dilihat dari tatapan mata Jordan, Raisa dapat menyimpulkan bahwa lelaki itu merasa terganggu. Sedangkan, Haidar, lelaki itu menunduk dan mendengus sambil menggambar senyuman meremehkan di wajahnya. Oh, tidak lagi.

"Oh, sama lo?" tanya Jordan menatap lurus laki-laki disamping Raisa.

Saga tersenyum kecil, "Lo budek?" tanyanya dan menghilangkan lengkungan manis dari wajahnya.

"Raisa belum selesai latihan." balas Jordan dan mendekat ke arah Saga. "Jadi, mending lo jauh-jauh dari sini." sambungnya dan mendorong Saga.

Tidak terima dengan perlakuan Jordan, Saga langsung menjatuhkan tas Raisa dan balas mendorong lelaki itu. "Anjing! Nyari ribut lo?" ujar Saga.

"Kak Jordan, Kak Saga, apaan sih!" ucap Raisa tepat saat Jordan akan membalas Saga.

"Raisa, ambil tas lo. Lanjut latihan." perintah Haidar dengan suara rendah.

Raisa menoleh menatap Haidar, "Kak!" ucapnya tak percaya.

Saga mendekat ke arah Haidar dan menarik kerah kaos lelaki itu. "Gak usah ikut campur urusan gue terus!" ujarnya tegas.

Haidar tak tinggal diam, lelaki itu ikut menarik kerah seragam yang Saga kenakan dan menatap lelaki didepannya dengan tajam. "Lo di sekolah gue, Ga. Jadi gue berhak ikut campur."






hayooooo mulai mentok

Angkasa (hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang