09

737 64 4
                                    

--Happy Reading💜💜




Sekarang adalah hari kedua pelaksanaan Penilaian Akhir Semester, dan hari ini cukup menegangkan mengingat hari ini adalah pelajaran yang paling dibenci seluruh siswa yaitu MATEMATIKA.

Tak terkecuali Taehyung dan sibuk berkutat dengan kertas orak-oreknya, berusaha mencari jawaban dengan menguras isi otak mengingat rumus apa kira-kira yang akan ia gunakan. Cukup menguji kesabaran juga sebab beberapa kali dirinya sudah mendapat jawaban dan ternyata pada pilihan ganda tidak terdapat jawaban yang sudah dia dapatkan, sungguh memakan waktu yang sangat banyak.

Beralih ke Jimin yang memang tidak terlalu mempermasalahkan jawabannya, hanya sesekali mencoret asal kertas orak-oreknya. Jimin lebih memilih menghitung jumlah kancing seragamnya ketimbang menguras isi otak untuk menjawab pertanyaan x + y = xy yang sangat membosankan itu.

Dan jangan lupakan siswa terpandai di kelasnya Jeon Jungkook yang terlihat terlalu fokus menjawab soal matematikanya, sesekali dia terlihat berpikir sambil memijit pelipisnya berusaha mengingat rumus yang sudah dia pelajari namun sial untuk hari ini Jungkook bahkan sedikit kehilangan konsentrasinya dan kadang dia terlihat kesal akibat jawaban yang tidak dia dapatkan.

Bukan apa-apa, hanya saja memang semalam dirinya hanya belajar sebentar mengingat kondisinya yang kurang baik setelah perkataan ayahnya yang sedikit menyinggung perasaannya. Menimbulkan perasaan was-was di hati Jungkook, bagaimana jika dia tidak mendapatkan nilai sempurna untuk ujian matematika kali ini. Sudah dipastikan ayahnya akan segera memarahinya nanti.








































Pelaksanaan ujian hari kedua sudah selesai dilaksanakan dan para siswa sedang menunggu hasilnya dengan harap-harap cemas. Jungkook pun tak kalah cemas menunggu hasil ujiannya, sungguh.

Setelah kertas ujian di bagikan, Taehyung tampak berbinar melihat kertas ujiannya dimana dalam ujian Matematika yang berjumlah 50 soal itu Taehyung hanya salah 2 saja. Benar-benar mengejutkan dan hal itu sontak membuat Jimin memekik heboh.

"Astaga! Kamu hanya salah dua saja? Wah hasil jerih payahmu ternyata membuahkan hasil Kim!"

Taehyung hanya tersenyum menanggapi, tidak dipungkiri dirinya merasa senang mendapat nilai yang nyaris sempurna.

Berbeda dengan Jungkook, yang hanya menatap kosong ke arah kertas ujiannya dan sedikit merematnya. Bagaimana tidak dirinya mendapat nilai di bawah Taehyung, dia mendapati jawabannya salah 3 dan itu membuat dirinya sangat marah mengingat Taehyung dapat mengalahkannya dalam pelajaran Matematika kali ini.

Ketika semua siswa sudah meninggalkan kelas guna kembali belajar dirumah sebab besok akan diakan ujian hari ketiga berbeda dengan Jungkook yang masih setia duduk di tempatnya.
Dirinya merogoh saku celananya dan mendial nomor ibunya.

"Halo sayang, ada apa? Ujianmu hari ini lancar kan?"

"Ada sedikit masalah bu, aku salah 3 dalam ujian matematika. Bagaimana ini?  Aku takut jika ayah marah padaku nanti."

"Tenang sayang, ibu akan berbicara dengan ayah nanti"

"Tapi bukan hanya itu masalahnya, Kim Taehyung mendapatkan nilai yang lebih tinggi dariku. Bagaimana ini bu?"

Terlihat raut kekhawatiran di wajah Jungkook kala ibunya terdiam cukup lama. Karena bagaimanapun Jungkook sedang kalut saat ini.

"Oke-oke, tenangkan dirimu sayang. Ibu akan menemui guru matematikamu. Kamu jangan khawatir, serahkan semuanya pada ibu"

"Iya bu"

Pip

Jungkook sedikit merasa lega, lagi-lagi ibunya akan selalu melakukan apapun untuk dirinya.





---'---

Ucapan Ibu Jungkook tidak main-main karena saat itu juga dirinya langsung menghubungi guru matematika Jungkook dan mengadakan pertemuan khusus di ruang konseling karena memang hanya tempat itu yang sepi dan tidak terdapat guru lainya

Dan disinilah mereka berada, duduk saling berhadapan dengan kedua tangan saling bertaut.

"Baiklah, kenapa ibu menemui saya secara khusus seperti ini?"

Yoon Jisung, guru matematika di kelas Jungkook membuka suara.

"Ah, tidak apa-apa hanya saja ada sedikit masalah tentang nilai matematika anak saya"

Jisung mengerutkan keningnya tanda tak mengerti.

"Maksud saya, mungkin ada kesalahan saat anda membuat soal karena bagaimanapun--maksud saya Jungkook adalah anak yang pintar"

"Saya bahkan sudah memeriksa beberapa kali soal yang saya buat, jadi tidak mungkin ada yang salah" jelas Jisung sebab dirinya sudah mengetahui kemana arah pembicaraan Ibu Jungkook ini.

"Bagini, saya sangat ingin sekali anda membantu Jungkook karena dia adalah murid yang pintar. Tidak mungkin bisa mendapatkan nilai seperti itu"

Jisung menatap Ibu Jungkook dengan seksama "Maksud anda, saya harus memberi Jungkook nilai yang tinggi, padahal jelas-jelas dia menjawab salah?"

"Begini, saya tau Jungkook adalah murid yang pintar. Tapi saya tidak bisa membantu dia untuk mendapat nilai yang tinggi. Tidak adil untuk teman sekelasnya"

"Saya akan membayar berapapun yang anda inginkan. Jadi saya mohon bantu Jungkook agar mendapatkan nilai tinggi dikelasnya. Anda hanya perlu memanipulasi nilai rapotnya"

Jisung memijit pelipisnya, "Anda menyogok saya? Anda seharusnya memperhatikan cara belajar Jungkook bukan dengan datang dan menyogok saya seperti ini!"

Ibu Jungkook terlihat geram, "Anda lupa jika suami saya adalah ketua yayasan disekolah ini? Anda bisa dipecat dari pekerjaan anda jika saya mau!"

Ibu Jungkook mengeluarkan amplop yang berisi uang cukup banyak lalu menyodorkan tepat dihadapan Jisung, "Terima ini, dan ubah nilai raport Jungkook. Pastikan Jungkook mendapat nilai tertinggi dikelasnya jika anda tidak mau kehilangan pekerjaan anda!"

Ibu Jungkook akhirnya bangkit dari temat duduknya, "Permisi" sinisnya lalu keluar dari ruangan tersebut.

Menyisakan Jisung yang masih terduduk dan menatap amplop di depannya. Dengan keadaan seperti ini bukankah mau tak mau dia harus melakukan itu?

Jisung akhirnya memilih memasukkan amplop itu ke tas kerjanya dan keluar dari ruangan itu.








BRAKK!








"Maaf ssaem, saya tidak sengaja"

Seorang siswa menabraknya, namun Jisung hanya menjawab dengan senyuman dan mengibaskan tangannya.





Tanpa menaruh curiga sedikitpun pada siswa tersebut, karena telah menguping pembicaraannya dengan Ibu Jungkook sejak tadi.


'Munafik dan licik'






























---'---

Ini baru permulaan gaise, sudah aku ingatkan untuk mempersiapkan diri karena mungkin chapter depan bisa menguras emosi:)

Oiya, ada yang pernah nonton drama Moment At Eighteen yang diperanin sama Ong Seongwoo?
Yaz beby aku terinspirasi dari drama itu untuk menulis chapter ini:)

Maaf untuk keterlambatan updatenya ya, aku lagi banyak masalah:(.
Juga disekolah banyak praktek buat persiapan ukk:(

Pokoknya ditunggu untuk next chapternya, aku pasti bakal update kok cuma slow update:)

Lots of love, I purple u💜💜.

A Memory (VMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang