Kini Irwan telah sampai di rumahnya dengan muka yang lusuh dan penuh luka di wajahnya.
Rara yang ingin turun pun melihat suaminya pulang dengan keadaan yang memprihatinkan itu langsung menemuinya.
Rara : ya Allah abang kenapa (memegang pipi Irwan)
Irwan meringis kesaksian sewaktu pipinya di pegang Rara.
Rara : ayo duduk sini
Rara pun membawa Irwan duduk di kursi di ruang tengah.
Rara : bi tolong ambilkan kotak obat, air hangat dan handuk kecil (teriak nya)
Bi Siti : iya nyonya
Bi Siti pun berlari mendekati Rara sambil membawa kotak obat.
Bi Siti : ini nyonya kotak obatnya dan ini air hangat serta handuknya (memberikan kotak obat dan lain-lain kepada Rara)
Rara : makasih bi
Bi Siti : sama-sama nyonya, ya Allah tuan kenapa muka tuan sampai seperti itu
Irwan pun hanya terdiam sambil memandangi wajah yang sedang mengobati lukanya.
Rara pun terkejut tiba-tiba saja Irwan memeluknya dengan sangat erat.
Rara : abang kenapa ???
Irwan : abang gak mau kehilangan kamu sayang, abang sayang dan cinta cuma sama kamu😢😢😢
Rara : iya Rara tau abang dan cinta sama Rara (melepaskan pelukannya dan melihat Irwan sudah mengeluarkan air mata) abang nangis (menghapus air mata Irwan)
Irwan : abang minta maaf sama kamu sayang 😭😭😭😭
Rara semakin tidak mengerti kenapa suaminya seperti ini.
Irwan hanya terdiam.
Irwan : kamu harus janji kamu gak akan pergi dari abang kalo abang udah cerita semuanya 😢😢😢
Rara : iya Rara janji
Irwan pun menceritakan semua kejadian yang dia alami di rumah Maria.
Rara pun terkejut mendengar cerita Irwan, Rara pun meneteskan air mata tak percaya dengan yang telah di perbuat oleh suaminya itu.
Rara pun terdiam mematung bagaikan di sambar petir di siang bolong, Rara sendiri bingung apa yang harus dia lakukan.
Rara senang kalo suaminya itu jujur dengan apa telah dia perbuat tapi entah kenapa hatinya terasa sangat sakit mendengar pernyataan dari suaminya itu.
Dia ingin marah tapi tidak bisa, ingin menangis tapi tidak, yang dia lakukan hanya diam.
Rara bingung dengan perasaannya sekarang ini, ternyata suaminya itu telah mengkhianati cintanya.
Entah itu benar atau salah yang pasti hatinya sekarang hancur dan dia telah kehilangan semangat hidupnya.
Irwan : sayang maafin atas perbuatan abang ini (memeluk Rara dengan erat tapi Rara tidak merespon pelukan Irwan)
Irwan pun melepaskan pelukannya dan melihat wajah istrinya yang sudah basah oleh air mata.
Irwan pun ingin memegang pipi Rara tapi tangannya di tepis oleh Rara, Irwan terkejut dengan sikap Rara yang langsung berubah.
Rara pun pergi meninggalkan Irwan menuju kamarnya, Irwan tidak menyusul karena dia tahu kalo istrinya itu sedang butuh waktu untuk sendiri dan meluapkan emosinya itu.
Prang . . .
Tiba-tiba terdengar suara kaca pecah dari kamar mereka, Irwan pun langsung menuju kamar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Engkaulah Takdirku ( THE END )
Short StoryKisah cinta antara dokter muda dan seorang pilot