Majalengka, April 2017
"Tring.. Tring.." Suara notifikasiku berbunyi berulang-ulang. Aku segera membuka notikasi yang masuk ke dalam handphoneku. Rupanya itu notifikasi facebook. Aku lalu membuka akun facebookku, dan benar disana sudah ada banyak notifikasi.
"Sugar Prince menyukai postingan anda"
"Sugar Prince menyukai postingan anda"
"Sugar Prince menyukai foto anda""Boomlike," gumamku.
Aku kemudian penasaran dengan orang yang menyukai postinganku sampai postingan-postingan terdahulu dia like. Aku mencari akunnya di kolom pencarian, kemudian mengklik foto profilnya. Tampak beberapa siswa mengenakan seragam SMK. Kemudian aku menelusuri info yang ada di akunnya.
"Oh.. orang Karawang," gumamku.
Setelah beberapa menit men-stalk akunnya, aku mencoba mengiriminya pesan.
"Thanks for Like."
Itu adalah tradisi saat kita mendapatkan boomlike dari orang lain, dan aku termasuk salah satu pengguna tradisi itu.
Tak lama dia membalas, "Iya sama-sama. Salam kenal ya.."
Setelah itu percakapan ringan pun dimulai. Ia mengajakku berkenalan dan dia pun memperkenalkan dirinya.
Oh ya, aku belum memperkenalkan diriku pada kalian. Perkenalkan namaku Mira, aku sekarang duduk di kelas XII di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Majalengka. Di sela-sela kesibukanku sebagai siswa kelas XII, aku masih sempat membuka akun sosial mediaku hingga aku bisa berkenalan dengan pemilik akun bernama Sugar Prince. Tentu saja nama akun itu hanya nama samaran. Nama aslinya Reza, dia seangkatan denganku, dan dia bersekolah di salah satu SMK swasta di Karawang."Kamu kenapa pake username Sugar Prince? Kenapa gak nama asli aja?" Tanyaku saat kita sudah mulai akrab dan sering berkomunikasi lewat chat.
"Hehe ya biar unik aja."
Aku tidak puas dengan jawabannya.
"Ada alasan lain selain itu?"
"Aku gak suka pedes, aku sukanya yang manis-manis. Kamu, misalnya."
"Gombal deh.."
Semakin hari, kami semakin sering berinteraksi lewat chat. Aku semakin sering membuka facebook dikala ada waktu senggang, hanya untuk sekadar berkirim pesan dengan Reza.
Suatu hari ketika jam kosong di kelas..
"Mir, lagi ngapain sih? sibuk mulu sama gadget!" Ujar Nadia, teman sebangkuku."Eh Nad, hehe ngga kok ini cuma lagi cek notif fb aja," tuturku.
"Cek notif apa balesin inbox?" Goda Nadia.
Rupanya daritadi Nadia sengaja mengintip aktivitasku.
"Jadi Sugar Prince itu siapa?" Tanya Nadia. "Ah, Mira gak asik lah main rahasia-rahasiaan gitu." Tambahnya.
Nadia memang seperti itu, intel sekali dalam mencari tahu soal apapun hingga aku tak bisa menyembunyikan satu rahasia pun darinya. Aku menceritakan sosok Sugar Prince itu, aku bercerita padanya bahwa cowok dengan nama asli Reza itu adalah kenalanku di facebook. Nadia hanya mewanti-wanti padaku agar selalu waspada, karena banyak sekali tindak kejahatan yang muncul akibat dari sosial media.
***
Hari ini adalah Hari Senin, hari yang sibuk untuk anak-anak kelas XI IPS 1 karena harus mempersiapkan diri menjadi petugas upacara. Ya, itu adalah kelasku dan aku mengambil peran sebagai protokol di upacara kali ini. Aku sudah berulangkali ditunjuk menjadi protokol dalam upacara dan rasanya biasa saja, tak ada yang istimewa. Namun, mengingat hari Senin ini adalah Senin terakhir upacara bendera (karena Senin depan sudah mulai UN) maka aku merasa begitu antusias, aku harus menjalankan tugas sebaik mungkin, jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
"Dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim, upacara bendera Hari Senin, tanggal 3 April 2017 akan segera dimulai. Masing-masing pemimpin pasukan, menyiapkan pasukannya." Aku mulai membacakan teks protokol dengan lantang.
Sesi demi sesi upacara pun terlewati. Seusai upacara selesai, aku dan teman-teman sekelasku mengadakan foto bersama di lapangan upacara. Kamu juga berfoto bersama wali kelas kami tercinta, Ibu Pradipta.
"Mir, kirim fotonya ke grup kelas." Ujar anak-anak.
"Iya iya," ucapku sembari menggeser-geser layar hp untuk melihat hasil foto-fotonya.
"Ah Mira, pasti dipilih-pilih nih ngirimnya. Kalo muka sendirinya bagus baru kirim.." Ujar Nadia.
Mira ih, jangan dipilihin. Langsung kirim aja napa," tambahnya.
Nadia memang yang paling tahu kebiasaanku sejak dulu, wkwk.
"See you on top guys"
Aku mengupload foto bersama teman sekelasku ke facebook."Tring..tring.."
Tak lama kemudian, terdengar bunyi notifikasi berulang kali.Nadia Tri Maheza, Jihan Gloria, dan 20 orang lainnya menyukai foto anda.
Sugar Prince mengomentari foto anda.
Nadia Tri Maheza mengomentari foto anda.
Aku yang penasaran dengan komentar Sugar Prince alias Reza pun segera mengklik foto yang kuapload untuk melihat komentarnya.
Sugar Prince Nice (y)
Nadia Tri Maheza Ooh jadi itu Mir
Miraculous Mira Makasih Za, aku emang nice.
Miraculous Mira Apa Nad?
Sugar Prince bukan ke kamu ih, backgroundnya nice wkwk
Nadia Tri Maheza awokwokwok
Miraculous Mira *emot marah*"Tringgg.." notifikasiku kembali berbunyi, tanda ada chat masuk. Ah rupanya dari Reza.
"Tadi upacara kebagian tugas jadi apa?"
"Jadi protokol dongg.."
"Eh Za, udah dulu ya aku mau masuk. Guru mata pelajaran pertama udah dateng.""Oh iya sok, aku juga mau masuk kok."
Aku pun mematikan handphone-ku karena Bu Sri, guru mata pelajaran Ekonomi telah tiba di kelas.
"Selamat pagi anak-anak, hari ini ibu akan memberikan kalian tugas menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang," Bu Sri membuka kelas dengan tiba-tiba memberikan tugas.
"Yaaah, tugas." Gumam para murid.
"Iya, tugas. Karena hari ini Ibu akan jadi perwakilan dari sekolah kita untuk rapat di Dinas Pendidikan menggantikan Kepala Sekolah kita yang sedang sakit. Selesaikan tugasnya, lalu kumpulkan secepatnya!" Perintah Bu Sri.
"Baik Buu.." ujar semua siswa kompak.
Kemudian Bu Sri pun meninggalkan ruangan.
***
"Mir, kamu sama Reza gimana?" Tanya Nadia.
"Gimana apanya, Nad?" Aku bertanya balik.
"Ya maksudnya apa kalian gak ada niatan buat ketemu gitu? Kenalan langsung lah biar makin deket." Ujarnya.
Aku terdiam sejenak. Berpikir. Apa mungkin kita bisa bertemu? Sedangkan aku dan Reza terpisah jarak berkilo-kilo meter jauhnya.
"Oh iya.. Apa kamu yakin Reza bukan faker? Bisa aja kan itu cuma fake account. Bisa aja ada orang yang suka sama kamu, pengen chat sama kamu tapi dia gak mau identitasnya ketahuan." Ucap Nadia penuh prasangka.
"Apaan sih, Nad. Kamu mikirnya kejauhan tahu."