Sesampainya mereka di Korea Selatan, Seulgi berusaha untuk menghindari kontak mata dengan Taehyung. Ia bahkan rela membeli kacamata hitam dengan harga ratusan dolar sebelum mereka meninggalkan California. Semalam sebelum keberangtakan ia menangis hebat setelah menceritakan bagaimana ia dan Taehyung berpisah. Seulgi tanpa sengaja mengeluarkan semuanya kepada Amber. Dia berusaha menyembunyikan mata sembabnya itu."Taehyung, aku akan dijemput oleh Jongin." Kalimat pernyataan itu seperti sedang menegaskan Taehyung untuk tidak pulang bersamanya. Bahkan Seulgi masih dengan kacamata hitam-nya berdiri bersama koper tidak lupa dengan tas yang tersampir dibahunya. Dia merasa seperti orang norak sekarang. Masa bodoh, pikirnya. Yang pasti ia bisa menutupi semua dengan baik walaupun terlihat tidak begitu mengenakkan.
Bunyi klakson mobil menggema setelah mobil tersebut terparkir didepan Seulgi dan Taehyung. Itu ternyata mobil Jongin. Pria itu keluar dari mobil mengambil koper Seulgi lalu menyimpannya didalam bagasi mobil. "Kim Taehyung? Mau sama-sama?" Pertanyaan Jongin jelas membuat Seulgi panik sendiri. "Terima kasih atas tawarannya tetapi saya sudah menghubungi teman untuk menjemput."
Teman? Siapa teman yang Taehyung maksud? Apa dia seorang pria? Atau wanita? Seulgi sungguh penasaran kali ini. Tapi dasar Kang Seulgi. Walaupun sudah se-penasaran itu dia hanya memilih bungkam. "Kalian duluan saja. Teman saya mungkin masih lama." Lanjut Taehyung lagi lalu melihat Seulgi. Ia pun hanya bisa pasrah melihat senyum simpul Taehyung padanya. Hal itu diartikan Seulgi sebagai tanda bahwa pria itu tahu dibalik kacamata hitamnya dia begitu penasaran.
Taehyung melihat mobil Jongin pergi. Senyum simpul tercipta kala dia mengingat kembali tingkah Seulgi sebelumnya. Pria itu sebenarnya ingin memberitahu Seulgi siapa temannya yang dimaksud. Tetapi mengingat teman tersebut adalah salah satu orang yang sangat Seulgi kenal jadi dia lebih memilih untuk menutupinya.
Ponsel Taehyung tiba-tiba berdering. "Halo?" Tak lama mendengar suara dari ponsel itu dia langsung mengedarkan pandangannya. "Kenapa parkir sejauh itu? Langsung drop off saja disini. Aku Tidak mau membuang waktu hanya untuk berjalan kesana, hyung." Dengan rasa kesal ia pun langsung menutup percakapan sepihak. Taehyung tidak menyangka bahwa temannya yang satu itu ternyata masih sama seperti dulu. Apakah Seulgi tidak pernah menegurnya selama ia pergi?
Bunyi klakson mobil terdengar di depan Taehyung dan membuat mata pria itu sukses membulat. Bagaimana tidak, mobil tersebut adalah mobil yang biasa Seulgi pakai sewaktu kerja. Dia sempat mendengar informasi bahwa Seulgi lebih sering membawa mobil sendiri setelah diberikan tanggungjawab untuk memimpin proyek besar bersama dirinya. Bagaimana jika Seulgi mencari mobil yang ada didepannya ini? Bahkan dia dan Seulgi sudah tidak sedekat dulu lagi. Membuat rasa takut muncul dipikirannya sekarang.
Seseorang keluar dari mobil itu dan mulai mengomel. "Hei kenapa melamun disitu? Kau membuang waktuku saja, Taehyung!" Ketus pria tersebut lalu tanpa diminta mengambil koper milik Taehyung dan dimasukkan kedalam bagasi mobil. "Aku menunggu diparkiran karena datang terlalu cepat, bodoh!" Tambahnya lagi lalu berkacak pinggang. Taehyung mendengus sebelum berbicara. "Lalu kenapa kau membawa mobil Seulgi? Kan sudah ku katakan sebelumnya untuk menyewa mobil atau taksi nanti aku yang bayar!"
"Lalu kenapa harus aku yang jemput kalau kau bisa kembali dengan taksi hah?!"
"Kau tega pada calon adik iparmu, hyung?"
Deg.
Ya, orang yang disebut sebagai teman itu adalah kakak Seulgi. Taehyung juga dekat dengan pria itu karena sering main kerumah Seulgi. Pertengkaran spele yang biasa terjadi antara keduanya biasanya datang dikala salah satu dari mereka merasa kesal, dan hal itu telah menjadi kebiasaan hingga saat ini pertama kalinya mereka tatap muka karena sebelumnya hanya berhubungan melalui pesan singkat atau telepon.
Bicara soal calon adik ipar, hal itu memang sudah menjadi gurauan bagi mereka. Yang memulainya adalah kakak Seulgi. Dulu kakak Seulgi selalu menyinggung Taehyung sebagai calon adik iparnya. Tetapi sekarang, respon yang diberikan kakak Seulgi terkesan canggung. Bahkan pria itu berdeham seperti memperingatkan Taehyung untuk tidak lagi memyinggung hal itu. Dalam diam dia merasa cemas. Tetapi satu hal yang harus ditanamkan di kepalanya kini adalah; apapun pilihan Seulgi, itu adalah keputusan yang tidak bisa dielaknya nanti dan dia harus menghargai keputusan itu.
***
Seulgi kesal dengan kakaknya yang saat ini tidak terlihat didalam rumah mereka. Tidak ada makanan yang tersedia, bahkan stok ramen sudah habis. Padahal sebelumnya dia sudah mengabari sang kakak untuk menyediakan itu semua. Padahal dia sudah bangun dari tidurnya yang tak lama itu. Ya dia terbangun karena perutnya meronta untuk diisi. Tidak ada pilihan lain selain pergi ke mini market terdekat dan membeli makanan disana.
Selama dalam perjalanan menuju mini market, entah kenapa dia mengingat Taehyung yang sebelum berpisah tadi siang pria itu meninggalkan pertanyaan yang membekas di pikirannya saat ini. Siapa teman yang menjemput Taehyung? Pertanyaan itu yang sedang menghantuinya saat ini.
Dasar Kang Seulgi, sampai saat ini juga masih menaruh perhatian kepada sosok yang ingin di jauhinya. Dia tidak bisa mengelak akan hal itu. Yang dia usahakan saat ini adalah menutupi rasa itu. Sebagai pribadi yang sudah sempat menjadi sangat dekat dengan Taehyung, rasanya seluruh kehidupan dari pria itu perlu diketahuinya. Dengan apa yang telah Taehyung lakukan sebelumnya, membuat dirinya sadar akan kelakuannya.
Bahkan Taehyung belum menjelaskan bagaimana bisa dia pergi waktu itu tanpa memberitahunya. Siapa yang tidak merasa sakit ketika sosok sahabat pergi tanpa pamit dengan alasan yang tidak jelas? Mungkin ada beberapa, tapi Seulgi bukan termasuk didalamnya. Yang membuat Seulgi sakit hati yaitu sebelum kepergian Taehyung, dia tahu sekali bahwa dirinya tidak melakukan kesalahan apapun begitu juga dengan Taehyung. Bahkan sebelum hari kelulusan mereka keduanya menjadi sangat dekat. Taehyung menjadi sering menginap di rumah Seulgi.
Ramen yang dia beli saat itu juga langsung dimasak. Membuatnya harus makan di mini market. Seulgi dengan baju training-nya duduk di tempat yang berhadapan dengan jalan kompleks rumahnya. Sementara menikmati mie instan itu matanya menangkap sesuatu yang sangat familiar di hadapannya. Matanya sukses membulat. Kedua orang yang ia lihat baru saja turun di mobil dengan plat nomor yang sangat dikenalinya.
Seulgi begitu terheran melihat mereka. Kenapa bisa?
***
Tbc.Bagi yang kepo dengan keadaan penulis bisa baca work aku yang sebelumnya.
Terima kasih untuk semangat yang kalian berikan 💜Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar 🤗
20200323 - Rie

KAMU SEDANG MEMBACA
Antropologi Rasa | vseul
FanfictionApa yang dirasakan manusia itu berbeda-beda. Mulai dari persepsi, pandangan, serta perasaan. Apa yang dirasakan seseorang terhadap suatu hal belum tentu sama dengan pribadi yang lainnya. Semuanya memiliki perbedaan persepsi, pandangan, dan perasaan...