Hari ini adalah seminggu sejak hari ledakan itu. Orang-orang sudah mulai beraktivitas, juga sekolahku yang telah di mulai seperti biasa sejak kemarin.Saat ini sudah pukul delapan malam, dan aku tidak mengikuti kursus lagi mulai hari ini.
Aku tidak tahu sebabnya, tetapi Ayah yang memutuskan ini. Dan tentu saja aku cukup senang untuk itu. Malam ini kami se-keluarga pergi ke sebuah acara.
Menurut pembicaraan yang kudengar tadi, ini adalah acara peresmian perusahaan teman ayah.
Acara ini cukup megah, dan yah tidak mengejutkan juga karna memang seperti ini seharusnya.
"Kau tunggu sebentar ya"
Aku mengangguk pada ibu. Aku tadinya berdiri bersamanya sebelum ayah datang dan mengajaknya bergabung dalam pembicaraannya bersama beberapa orang dewasa lain, yang jelas mereka semua pastilah orang yang penting.
"Sepertinya sekarang aku benar-benar seperti anak yang hilang"
Seorang pelayan datang dan menawariku minuman dan juga kue, aku mengambilnya dan memilih berjalan ke arah tempat yang sedikit lebih sepi. Karena aneh rasanya berdiri diantara keramaian dan hanya kau yang sendirian. Kalian juga pasti pernah merasakannya.
Setelah mendapatkan tempat, dan beruntungnya juga memiliki sebuah meja. Aku memilih untuk berada disana sambil menghabiskan kue dan juga minumanku.
"Hey! Apa-apaan ini? Jalanlah menggunakan mata! Kau tahu berapa harga untuk sebuah jas ini huh?!"
Aku melihat keributan kecil yang dekat denganku. Sepertinya seseorang baru saja menabrak paman itu sehingga minuman yang ia pegang tumpah pada jas-nya.
"M-maaf, Aku tidak sengaja" Begitu balasan yang terdengar dari si penabrak.
Bukan apa sih, tetapi hey melihat pertengkaran orang saat ini lumayan menarik bukan? Jadi aku juga memutuskan untuk memerhatikan mereka sambil menghabiskan makananku ini, seakan sedang menonton film di bioskop.
Yah, itulah yang kulakukan sebelum aku melihat sebuah tongkat dan orang yang memegangnya.
Ingat lelaki tunanetra yang memberiku roti waktu itu? Itu adalah dia, aku sangat yakin akan hal itu.
Aku mulai berdiri dan melangkahkan kakiku kearah mereka. Dalam hati aku terus berkata bahwa ini sama sekali bukan gayaku, ikut campur dalam urusan orang lain adalah hal yang ada pada urutan pertama dalam daftar hal yang tidak pernah aku lakukan. Tetapi mungkin sekarang akan berubah.
"Permisi paman. Apa yang sebenarnya kau lakukan?"
Orang itu menatapku dengan alis yang terangkat sebelah. Mungkin dia sedang mengatakan siapa anak ini di dalam hatinya.
Aku tertawa remeh di depannya "Kau jelas lebih tua dariku tetapi sama sekali tidak menyadari ini. Orang yang kau marahi ini-temanku- memang tidak bisa melihatmu, sangat jelas dari tongkat yang ia pegang bahwa dia ini buta! dan kau terus saja mengocehkan hal yang tidak penting tentang berjalan menggunakan mata, harga pakaianmu dan sebagainya."
Kataku dalam tempo yang sangat cepat.
Dalam hati aku mengatakan kau sangat hebat Yoonji, mungkin sepulang dari sini kau bisa mencari sebuah agensi untuk mendebutkanmu sebagai seorang rapper.Orang itu justru terlihat semakin marah.
"Kau!-"
Temannya menyenggol dan membisikan sesuatu padanya. Dan aku sedikit mendengar beberapa kalimat tentang perusahaan, Saham, Ayahnya dan Ayahku.
Dari sini aku bisa mengerti tentang semuanya, bahwa Ayah dari orang ini adalah pemilik perusahaan dimana Ayahku memiliki saham yang cukup besar di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LeGio
FanfictionTidak semua hal dapat kita percayai hanya dengan pandangan. Terkadang ada banyak hal yang tidak kita sadari. Sama seperti sebuah buku. Memiliki sebuah judul namun terdapat banyak tulisan di dalamnya. Entah apa yang akan terjadi nanti. Tapi kuharap s...