Bagian 7

1.1K 118 2
                                    

Sana POV

Aku merasa kesal saat melihat Dahyun bisa tertawa dengan lepas nya saat bersama dengan teman-teman nya itu. Sedangkan denganku dia selalu bersikap dingin.

"Aish, harusnya aku yang membencinya! Kenapa dia juga membenciku?",-gumamku

Aku masuk kedalam toilet dengan kesal. Menatap wajahku sendiri di cermin wastafel. Sungguh terlihat menyedihkan. Bagaimana pun aku membenci gadis bermata elang itu, aku tetap merindukan nya

Apa dia tidak tau kalau aku rela pindah kesini hanya untuk menemuinya?! Dan lihatlah dia malah bersikap seolah-olah aku tidak pernah berjasa dalam hidup nya.

"Ah sudahlah, dia memang berubah banyak. Bukan seorang gadis cengeng seperti dulu. Apalagi gadis yang selalu membuat hatiku senang"

"Aku membencimu, sangat",-jelasku

Sudah dua bulan ini aku tidak berani mendekatinya. Aku berusaha meyakinkan perasaanku bahwa aku membenci orang itu. Yang telah melukai perasaan ku dimasa lalu.

"Sanaaaa!",-seseorang memanggil ku dan aku melihat orang itu berlarian kearahku

"Yak Tzuyu! Kau tidak perlu berlarian seperti itu"

"Ya karena kau. Aku memanggil mu dari tadi dan kau tidak menoleh sama sekali."

"Oh hehe, mianhae Tzuyu-yaa"

"Kau melamun? Apa kau masih memikirkan gadis itu? Sudahlah Sana, dia sudah melupakan mu"

"Andwae, aku hanya lapar belum sarapan",-elakku

"Jinjja? Orang se tajir dirimu belum sarapan? Memangnya uangmu kemana? Apa kau tak mampu hanya untuk membeli roti?",-tanya Tzuyu

Pukk!

Aku memukul pelan belakang kepala Tzuyu. Temanku ini sungguh sangat merepotkan kalau sudah melebihkan sesuatu.

"Diamlah. Ayo temani aku ke kantin"

"Ne. Biar aku yang membayarnya. Uangku terlalu banyak yang menganggur. Bingung mau kubuang kemana",-sombong Tzuyu

Aku hanya berdecih pelan dan meninggalkan Tzuyu. Tzuyu terpaksa berlari lagi untuk mengejarku.
Ya mau bagaimana lagi, Tzuyu memang jauh lebih kaya meski aku lebih kaya dari siapapun disini.

Tzuyu memiliki orang tua yang super tajir dengan banyak jenis investasi yang bukan hanya di Korea tapi juga ada yang di Jepang dan Taiwan.

Tapi dia tidak pernah sombong, dia  berlagak sengak hanya padaku saja. Membuat ku merasa tambah nyaman berteman dengannya.

Sesampainya di kantin aku langsung duduk di meja dengan dua kursi kosong. Tzuyu dengan sigap memesan makanan untuk kita berdua.

Tidak lama Tzuyu sudah kembali membawa nampan besar.

"Gomawo Tzuyu-ssi",ucapku yang langsung memakan sandwich itu.

"Ne"

"Mm, Sana-yaa bagaimana kalau kita pergi ke Jeju untuk liburan minggu depan?",-usul Tzuyu

"Eh? Aku tidak sadar kalau libur panjang sebentar lagi"

Aku sedikit murung mengingat itu, pasalnya aku akan lebih jarang bertemu dengan Dahyun

"Aish, apa yang aku pikirkan? Dasar bodoh",-batinku sambil memegang frustasi kepalaku

"Sana-yaa kau kenapa?"

"Apa Papamu tidak mengirim uang untukmu? Tenang saja, nanti aku booking satu villa untukmu. Atau bahkan aku booking pulau Jeju nya sekalian. Gimana?",-sambung Tzuyu

SWEET TALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang