Bag 1 Sepekat kopi

7 1 0
                                    

Namaku rea, reandra Cantika..

Banyak yang bilang aku tak cocok dengan panggilan rea, lebih cocok Andra. Karna penampilan dan pembawaanku yang sangat tidak menggambarkan seorang perempuan. Dimana para perempuan seusiaku yang suka memakai dress aku lebih suka memakai celana sobek dengan kaos oblong. Yah simple sesuai seleraku.

Umurku 18 tahun, aku baru lulus SMA sebulan yang lalu. Dengan keadaan keluarga yang hanya punya uang pas-pasan aku harus rela tidak kuliah dan memilih untuk bekerja.

Singkat cerita sekarang aku bekerja sebagai barista di sebuah kafe. Setidaknya kecintaan ku terhadap kopi bermanfaat untuk pekerjaanku ini.

"Kopi itu hitam dan pekat hingga orang yang tidak merasakannya dengan lebih dalam tidak akan merasakan cita rasa yang sesungguhnya" ucap Merry

Dia Merry temanku yang selalu bisa membaca segala yang kurasakan. Dia seperti lebih mirip cenayang daripada seorang teman.

"Apasih jangan ganggu deh.. aku sedang tidak dalam mood baik pagi ini" kesalku

"Benarkah itu? Sungguh mengejutkan melihatmu dalam keadaan buruk padahal ada pangeran berhati batu-mu itu sudah ada disini" ocehnya.

"Kau lebih baik berhenti berkicau dan mulai bekerja"

"Ya ya ya.. tapi sebelum itu ceritakan dulu alasan wajahmu itu tertekuk pagi ini, padahal pangeran berhati batu-mu ada disana sedang duduk menikmati kopi buatanmu"

"Baiklah.. aku.. aku.."
"Aku apa? Cepatlah! Jangan membuatku mati penasaran seperti ini!" Kata Merry sambil mendengus

"Aku bertengkar dengan ibuku pagi ini, aku baru tau bahwa ibu meminjam uang dari rentenir demi membelikan adikku sepeda motor, bukannya aku marah karna iri, tapi ibu selalu memanjakan Raka tanpa melihat kemampuan keluarga kami." Jelasku

"Aku turut sedih kalau begitu. Berarti sekarang kau punya beban tambahan. Aku mungkin tidak bisa membantumu dengan uang karna aku sendiri punya keluarga yang jadi tanggung jawab ku.. tapi kapanpun kau mau cerita masalah mu aku siap untuk mendengarnya dan memberi sedikit saran tentunya." Ucapnya disertai senyum manis yang tersungging di bibirnya.

"Terima kasih. Itu sudah lebih dari cukup mer."

"Ya sudah ayo kita bekerja lebih keras. Demi bertahan di dunia yang keras ini kita harus punya uang bukan" kata Merry berapi-api.

"Ya. Cayo!" Kataku semangat

Tiba tiba..
"Pagi sweet heart" ucap seorang pria dengan senyum manis dan lesung pipi yang memancarkan ketampanan nya, tapi itu tidak berpengaruh bagi Rea.
Dia adalah Adam, mood breaker bagi Rea.

Adam adalah salah satu barista di kafe ini, dia terlihat playboy namun ketampanan nya mampu menarik para pelanggan wanita terutama remaja yang membuat cafe ini selalu ramai.

"Berhenti menggodanya dasar playboy cap kadal" ucap Merry sinis

"Wah wah wah ada yang cemburu rupanya"
Ucapan Adam membuat mata Merry membulat sempurna.. tatapannya yang tajam seakan ingin menebas kepala Adam secara langsung.

"Maaf sekali Merry meskipun kamu terlihat cantik dengan dress itu, tapi Rea dengan tampilannya selalu membuatku lebih tertarik"
Ucap Adam dengan tatapan memujanya.

"Kau memang cantik mer.. tapi sayang kau terlihat semakin gendut saja" lanjut Adam
'Wah cari mati ni Adam' batinku
Aku mulai berhitung dalam hati 'satu.. dua.. ti'

"Mati saja kau Adam !!!!" Teriak Merry lantang dengan nafas yang memburu, membuat Adam lari menjauh dan mencari tempat persembunyian sedang kan Merry menyusul dengan gelas yang siap ia lempar ke kepala adam.

'nahkan belum selesai aku berhitung amarah Merry sudah berkobar'.

Wanita dan kata 'gendut' akan terus menjadi musuh abadi sepertinya.

Sedangkan aku kembali menatapnya, menatap pria yang selalu ku puja dialah Andreas Deraka.
Yah aku mengaguminya bahkan mencintai lelaki itu semenjak aku melihatnya duduk di bangku pojok dengan tatapan kosong nya. Entah apa yang ada dipikiran nya itu sehingga dia mengabaikan apa yang ada di sekitar nya.

Aku selalu menyembunyikan perasaan ku ini. Sepekat kopi yang menyembunyikan cita rasanya yang sesungguhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cofee Sir!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang