Dua Puluh Empat (Re-Publish)

6.4K 541 25
                                    

Marinka dan Rafka terlihat kerepotan karena Angga rewel. Bocah berumur 2.5 tahun itu mengeluh sakit diperutnya. Tangisannya menyayat hati Marinka sebagai ibunya. Udah berbagai cara yang dilakukan Marinka dan juga Rafka untuk membuat putra semata wayang mereka itu untuk berhenti menangis tapi semua usaha itu gagal.

Rencana mereka untuk menemui Abel dan Dito jadi gagal karena perhatian mereka sepenuhnya tercurah ke Angga. Meski belum punya pengalaman jadi seorang ayah, naluri Rafka mengalir begitu saja. Hampir satu jam ia menggendong Angga yang mulai tenang di dekapannya.

Dengan penuh kasih sayang Rafka mengelus punggung putranya itu dengan perlahan. Sesekali ia bernyanyi lagu anak anak yang sering ia dengar dahulu dari papanya saat ia masih kecil. Dan semua itu ia nyanyikan kembali untuk Angga. Ajaibnya Angga mulai tenang dan mulai terlelap.

***

"Mas sini sama bunda Angganya. Kasian ayah pegel dari tadi berdiri sambil gendong." ucap Marinka sambil mengulurkan tangan ke arah suaminya.

Saat Rafka akan memindahkan Angga ke ibunya, Angga terbangun dan kembali menangis. Alhasil Rafka kembali bernyanyi agar putranya kembali terlelap. Ia perlahan duduk di sofa sambil menepuk nepuk punggung putranya.

"Maaf ya mas, Angga jadi manja kalo lagi sakit kayak gini. Dulu biasanya alm papanya yang sering gendongin dia kalo lagi manja kayak gini."

"Sekarang ada ayah Rafka yang bakal gendong Angga. Iya kan sayang." Marinka tersenyum. Rafka mencium bibir istrinya dengan lembut. Tiba tiba Marinka teringat sesuatu.

"Oiya mas kita sampe lupa kalo mau ke rumah bunda. Gimana donk?"

"Oh iya ya. Saking paniknya Angga sakit kita sampe lupa."

"Yaudha gini aja, mas ke rumah bunda duluan. Setelah Angga lebih tenang, aku nyusul ke sana. Gimana?"

"Mas telpon bunda aja ya." ucap Rafka sambil merogoh ponsel dari saku celananya tapi di cegah oleh Marinka.

"Jangan mas. Kurang sopan kalo minta maafnya via telepon. Lebih baik mas sekarang ke rumah bunda untuk bicara." usul Marinka.

"Tapi Angga gimana yank?"

"Angga biar aku sama ibu yang tangani. Mas kerumah ibu aja. Aku akan nyusul mas kalo Angga udah baikan."

Rafka terdiam sejenak. Ia pun menganggukkan kepala. "Yaudah ayah ke rumah bunda duluan ya. Nanti kita kerumah bunda bareng bareng kalo Angga udah sehat." ucap Rafka sambil mengelus rambut istrinya. Marinka mengiyakan.

Rafka pun berdiri perlahan lalu menidurkan Angga yang sudah sangat lelap di ranjangnya. Ia mengecup dahi putranya dengan lembut. "Bobo yang nyenyak ya nak. Ayah pergi sebentar ke rumah oma. Angga sama ibu dulu." bisik Rafka sebelum pergi. Ia pun pergi meninggalkan istri dan anaknya di rumah sakit.

***

Sementara itu, Abel merasa jauh lebih sehat dari sebelumnya setelah bermain dengan Cantika. Bayi berusia 10 bulan itu membuatnya gemas dengan tingkahnya yang lucu dan menggemaskan.

"Oma obat siangnya udah diminum belum?" tanya Renata saat melihat bungkusan obat punya bundanya. Abel menengok ke arah suara putrinya dan ia malah nyengir.

Renata cemberut. "Hayoo... Oma suka gitu deh. Giliran sehat dikit obatnya dilupain. Ini diminum dulu obatnya Ma." Renata menghampiri bundanya lalu menyodorkan beberapa butir obat dan segelas air putih.

TO BE WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang