17. Rey hadir lagi!

120 15 8
                                    

Pengen bahas Stiven di kelas X, tapi nanti aja, soalnya perasaan author masih kacau balau malam ini , nanti aja yah yah yah, Biar sama sama happy, readers happy, author juga happy, dan zizi Bahagia


Tring
Tring
Tring

Bell pulang berdering. Waktu menunjukkan pukul dua lebih empat puluh lima menit---Semua bubar. Dan Senin, Ujian akhir semester penaikkan kelas. Semua anak cemas dan khawatir, terutama geng Ika. Sedang stiv karena takut akan ancaman papahnya. Terpaksa dia mengikuti kelas ujian sampe akhir.

Ujian akhir itu tidak di ikuti oleh zizi. Karena zizi diutus sekolah ke bandung. Mengikuti kelas bimbel selama sebulan untuk persiapan olimpiade matematika terakhir yang akan dia perjuangkan atas nama IPA.

Sebulan Kemudian. Tepatnya oktober dua ribu tiga belas. Sekarang zizi dan yang lain naik kelas setingkat. Kelas dua belas IPS satu.

Ika dan gengnya lolos ujian akhir. Begitu juga dengan stiven. Jelas karena stiven menekuni. Lagipula dia memang anaknya smart hanya saja setelah kelas sebelas. Dia berubah. Menjadi bandel dan malas masuk kelas.

Hari pertama untuk semua anak setelah sebulan libur. Zizi kembali ke sekolah dengan predikat peringkat pertama dikelas, juara umum untuk seluruh kelas Sosial. Dan yang paling menghebohkan ialah predikat Juara satu atas olimpiade yang diikutinya.

Tak ada protes atas peraihan peringkat kelas yang di dapat oleh zizi. Jelas semua anak mengakui kemampuan zizi. Soal ketidak ikut sertaan zizi diujian akhir pun sangat dimengerti oleh semua anak. Namun tidak dengan Yuni. Dia merasa itu sangat tidak adil. Bagaimanapun ia tidak ada dikelas. Bagaimana dia meraih peringkat pertama. Pikiran buruk selalu menyelimuti pikiran yuni. Yang selalu munafik dihadapan zizi.

Sedang zizi masih saja diam meski kejadian dikelas sebelas lalu sudah dia ketahui. Bahwa itu adalah fitnah yuni terhadap dirinya. Bagi zizi itu mungkin rasa sakit yang pantas. Sementara stiven. Entah apa yang terjadi selama zizi meninggalkan kelas. dia kembali ke zona nyaman untuk membolos dan meninggalkan tugas-tugas sekolahnya.

****

"Assalamualaikum semua." Sambut Pak Mus. Guru sejarah sekaligus merangkap menjadi walikelas dua belas Ips satu. Walikelas baru untuk kelas dua belas Ips satu.

Semua anak menjawab salam Pak Mus. Dan kekhawatiran anak-anak kembali membuncah. Mengetahui sosok Pak Mus adalah guru yang terkenal sangat Killer. Dan sekarang gawatnya mala menjadi walikelas mereka. Berbeda dengan zizi yang tetap aman saja. Sebelum pelajaran diakhiri, Pak Mus memberi tugas.

****

"Hi." Sapa Ika lembut pada zizi.

"Hi. Apa kabar?" Zizi membalas sambil tersenyum memperlihatkan lesung pipitnya.

"Baik." Mendengar jawaban zizi, Ika merasa kali ini dia berhasil memenangkan hati Zizi si Ratu Dingin itu. "Lo sendiri ok ?"

"Ok kok."

"Sorry yah zi, untuk kejadian dikelas sebelas kemarin. "

"Udahlah. Aku uda tau semuanya. Simpen rapat untuk kelas sebelas."

"Thanks zhy." Ika melangkah mendekati zizi, dan memposisikandirinya sejajar, lalu mengikuti arah pandang zizi. Yang daritadi berdiri menghadap luar jendela menatap arah jalan melihat betapa sibuknya hari senin. Kendaraan yang padat dan pejalan kaki yang bergantian menyebrangi zebrakros.

****

"Sudah minggu ketiga untuk kelas dua belas tapi belum seharipun aku melihat sosok stiven. Dia kemana." Zizi masih gelisah atas stiven. Dia merinduhkan sosok stiven. Yang selama di Bandung membuat pikirannya tidak tenang.

Dan sekarang Sabtu Minggu ke empat. Hari terakhir dibulan oktober. Seluruh Kelas dua belas. mengadakan camping akhir sebelum dihadapkan kesibukan akan try out persiapan UN. Semua anak mengikuti camping rutin tahunan sekolah.

****

Ika dan the geng ngeyel sibuk membenahi tenda. Theo dan Paul membantuh Zizi dan Yuni. Sedang yang lain sibuk akan rutinitas lainnya.

"Zhy. "

Tiba tiba terdengar suara dari arah belakang tenda. Zizi mendongak keatas. Dilihatnya sosok jangkung dihadapannya yang memakai jaket jeans dan kacamata ala bradpitt.

"Hello zhy. How are you ??"

"Reynaldi Haris. Cowok ini. Sudah lama sekali rasanya tidak bertemu dengannya. Sejak kejadian aku menamparnya dan ia berjanji akan pindah sekolah. Kenapa sekarang dia muncul lagi. Bukankah dia sudah pindah sekolah." Batin zizi

"Ada apa zhy?" tanya Rey pada zizi yang terlihat bingung

"Ahh entahlah" ucap zizi menyadarkan diri. Kemudian lamunannya sirna karena dikagetkan oleh Fira yang baru saja hadir ditengah tengah mereka.

"Rey, kamu yah. " Fira menggandeng lengan kanan Rey. "Kok pindah gak bilang-bilang?"

Rey kikuk merasa kesempatannya untuk mendekati zizi akan gagal lagi.
"Eh Fir, Iya aku pindah gak betah di kelas kemarin." Jawab Rey dengan santai

"Kenapa? Ceweknya centil yah! Aku bilang pindah kelas aku aja." Bisik Fira ditelinga Rey.

Zizi hanya menatap aneh keduanya. Lalu kembali menyibukkan diri untuk berbenah. Rey melepaskan tangan Fira dari lengannya. Jongkok dan mengambil tali yang dipegang oleh zizi. Mencoba untuk mengambil hati membantu membuatkan tenda untuk Zizi dan Yuni.

Fira mendengus kesal. "Apaan sih Rey udah biarin aja mending bantuin aku. Yuk!" Fira terus saja memaksa sambil menarik narik pergelangan tangan Rey.

Ika menarik Fira. "Kamu ngapain disini tenda belum beres, kesana gih bantuin Helen sama Rara!" Fira enggan membantah makanya dia langsung bergegas walau matanya selalu menoleh ke Rey berharap Rey akan menyusul dirinya. Namun nihil mana mungkin Rey menyusul sedang orang yang diinginkan ada didepan mata.

"Rey. Kamu ngapain disini ?" Tanya ika pada Rey.

"Ini aku dengar sekolah kalian ngadain camping tahunan. Makanya aku check kesini."

"Hmm. Karena zizi maksud kamu?" Ucap Ika menggoda Rey.

"Maybe Ka." Rey tersipu malu sadar dirinya ketahuan oleh ika. Lalu Rey melirik zizi.

"Ah kamu pakek malu segala, relax aja sama aku mah. Udah lanjutin bantuin zizi aku balik ke tenda" ucap Ika, lalu Ia menoyor kepala Yuni "kamu juga Yun bantuin jangan ngejilat mulu." Bentaknya masih sinis pada Yuni.

Zizi hanya menengok ke Ika. Say thanks lalu kembali mengikat tali tendanya.

"Udah Beres!" ucap Rey. "Apalagi?" Lanjutnya

"Enough." Zizi jawab dengan cuek.

"Kalo mau minta tolong apa. Bilang aja gue stay disini sampe malem." Ucap Rey masih menawarkan kebaikan dengan senyuman termanisnya.

"Hm." Zizi melenggang pergi tanpa perduli Rey masih menatapnya berharap akan ada mukjizat agar zizi berubah sedikit lebih lembut pada dirinya.

****
Dan saat tenda sudah beres zizi merasa lapar.

"Yun, aku ambil air panas dulu, laper. Mau seduh indomie."

"Iya. Aku tungguin ditenda beres-beres!"




Let Me Know! (END)  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang