3

31.1K 1.6K 94
                                    

Meisha yang dulu bukanlah Meisha yang sekarang. Pekerjaannya saat ini memaksanya mengikuti arus perkembangan dunia fashion yang kini ia geluti. Awalnya Meisha hanya iseng mengikuti saran Cecil dan Yessy agar menjadi model untuk baju rancangannya sendiri. Untuk ukuran Meisha yang tidak pernah mengenyam pendidikan untuk menjadi seorang desainer memang sangat mengejutkan banyak orang. Khususnya sang ibu juga kedua sahabatnya, karena pakaian rancangannya ternyata banyak diminati.

Jika dulu Meisha hanya berpenampilan sederhana dengan khasnya sendiri. Kini Meisha mau tak mau bertransformasi menjadi Meisha yang modis. Bahkan hanya sedang menjaga tokonya saja, ia berpenampilan sangat cantik. Ia mengenakan pakaian serta aksesoris yang dijual di tokonya demi menarik para pembeli yang datang untuk membeli produk yang dijualnya. Para pembeli pun seperti tersihir melihat Meisha yang terlihat cantik memakai pakaian apa saja, dan tidak ragu untuk membeli.

"Gimana, udah dapat daycare yang cocok buat Sahilla?" tanya Cecil yang baru saja datang. Kini mereka berada di apartemen yang Meisha sewa sebagai tempat tinggalnya di Jakarta selama dua bulan ke depan.

"Belum, kemarin aku sama Bima sudah ke beberapa daycare sih, cuma aku agak ragu Cil kalau cuma lihat review dari internet aja. Maunya yang rekomendasi orang yang aku kenal gitu Cil," jawab Meisha.

Sejak menjadi Ibu memang Meisha mengubah tutur kata serta gaya bicaranya, lagipula ia memang tidak tinggal lagi di Jakarta. Jadi caranya berbicara terdengar lebih halus tanpa kata lo-gue.

"Tapi, tadi Mba Flora kasih rekomendasi daycare tempat adiknya mengajar. Besok pagi sih rencananya aku kesana," ujar Meisha lagi.

"Oh, jadi kamu terima ajakan Flora Winata buat kolaborasi?" tanya Cecil menyebutkan nama lengkap fashion desainer terkenal itu. "Flora x Rasha.co wah keren banget Mei. Salut sama kamu." Cecil menyebutkan merek kolaborasi mereka.

"Hmm," Meisha mengangguk. "Sebenarnya aku tadinya mau nolak. Padahal aku ke Jakarta cuma untuk persiapan buka toko aja. Tapi jadi banyak kerjaan gini. Mau nolak tapi nggak enak, takut dikira sombong."

"Bagus dong, banyak kerjaan. Usaha kamu jadi semakin berkembang, apalagi beberapa barang merk milik kamu juga masuk department store ternama," sahut Cecil.

"Iya sih, aku berharap semuanya selesai sampai toko juga resmi dibuka. Jadi aku bisa cepat kembali ke Bandung," jawab Meisha yang memang tak ingin berlama-lama di kota ini.

Padahal jarak Bandung - Jakarta begitu dekat hanya memakan waktu perjalanan beberapa jam saja, tapi Meisha sampai tidak menginjakkan kakinya di Jakarta hingga enam tahun lamanya. Demi urusan apapun Meisha sebisa mungkin menghindari kota ini untuk ia datangi.

Saat pertama kali Meisha datang, yang ia lihat semuanya banyak berubah hanya dalam kurun waktu enam tahun. Ya, waktu banyak merubah segalanya, tak terkecuali Meisha. Mengalami pengalaman yang pahit pada cinta pertamanya membuat Meisha kecewa luar biasa. Kalau bisa ia tidak ingin jatuh cinta kepada siapapun lagi, kecuali dengan putri kecilnya.

Meisha lelah memberi cinta tanpa balas. Meisha bukannya tidak ikhlas, namun rasa sakit itu nyatanya begitu membekas. Kehancuran rumah tangga yang tak pernah ia sangka, apalagi menjadi janda. Sungguh tidak pernah ada dalam daftar cita-citanya. Meski ia tidak pernah menyesal mencintai Raka, perih karena luka yang digoreskan Raka membuatnya anti kepada cinta.

Semua tak lagi sama. Kini Meisha kapok jatuh cinta. Kalaupun Meisha mau membuka hatinya lagi, Meisha hanya ingin dengan seseorang yang mencintainya dengan gila. Meisha hanya ingin dicinta bukan mencinta.

***

"Sudah enam tahun kamu nunggu Ka, menurutku itu bukan waktu yang sebentar. Mau sampai kapan?"

Untuk Meisha ✔ (Tersedia Di UNINOVEL dan GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang