Beberapa menit sebelum itu.
Bergetarlah handphonenya untuk kesekian kalinya. Dengan berusaha tak memperhatikan getaran itu, ia mencoba fokus ke acara yang sedang berlangsung. Walaupun fikirannya tak berada di situ. Namun, sahabatnya yang melihat handphonenya yang sedari tadi bergetar menjadi penasaran dengan satu panggilan ini.
"Mam.. kenapangak di angkat?"
"Biarin zal. Aku lagi males."
Setelah panggilan itu berakhir, ia iseng melihat pesan yang masuk ke handohone sahabatnya. Dan sewaktu itu pula masuk dua pesan baru yang hampir bersamaan. Karena sudah terlanjur ia pegang, ia pun segera membuka ke pesan itu.
Assalamu'alaikum
Mas kenapa sih telpon nurul ngak di angkat?
Mas marah ya sama nurul?
Dan satu pesan lagi dari seseorang yang tak ia sangka akan mengirim pesan seperti ini. Namun, pesan itu sudah di kirim satu bulan yang lalu. Entah mengapa, lelaki ini tak menghapusnya.
Maafkanlah semua derita yang dulu aku goreskan.
Kini ku sadar dirimu lebih baik tanpa kehadiranku lagi.
Namun, ku harap kita dapat kembali berteman seperti dulu.
Selanjutnya, ia pun segera memberikan alat komunikasi itu kepada yang punya. Seraya memberi tahu siapakah yang mengirim pesan padanya.
"Zal. Aku menyerah terhadap ini semua."
"Memangnya kenapa?"
"Nurul selalu memaksaku untuk bisa mencintainya kembali." Jelasnya singkat. "Padahal, aku sendiri tak tahu siapa yang aku cinta. Makanya aku tidak mau menghubunginya untuk sementara waktu." Sambungnya lemas. "Aku tak ingin membohonginya lagi."
"Tapi mam, kamu tidak boleh begitu. Mungkin sekarang Nurul lagi ada problem."
"Tapi, bagaimana jika ia akan menanyakan..."
"Sudahlah, sekarang coba kamu menghubunginya dulu. Untuk memastikan keadaannya." Potongnya agar sahabatnya ini tak kembali di rundung kebimbangan. Yang akhirnya dengan bujukannya, lelaki ini pun menelfon seseorang yang sedari tadi mencoba menghubunginya ini.
Di belahan bumi sana, bergetarlah handphone yang berada di saku bajunya. Dengan harapan yang begitu tinggi, akan siapakah yang menelfonnya. Ia pun mencoba merogoh saku kantongnya, meskipun sedang mengendarankan kuda besi ini.
Dengan tangan kanan di stir gas, dan di tangan kiri mengangkat telefon. Tak membuatnya terasa kerepotan. Malahan ia merasa lega bercampur bahagia mendapat kabar dari seseorang yang tengah ia khawatirkan.
"Assalamu'alaikum mas."
"Waalaikumsalam." Jawabnya jauh di sana. "Ada apa rul?"
"Ngak ada apa-apa mas, Nurul cuma punya firasat buruk. Takutnya ini tentang mas." Ucapnya khawatir.
"Aku tidak apa-apa. Cuma ada rasa kehilangan."
"Kehilangan siapa? Ratna?"
"Bukan. Aku dan Ratna masih..." Ucapnya terberatkan untuk melanjutkan kalimatnya.
"Bertengkar?" tanyanya mencoba menebak kelanjutannya. "Mas, coba beri kesempatan lagi untuk Ratna. Agar Ratna bisa menjadi lebih baik. Agar Ratna juga mampu berjalan lagi." Bujuknya yang telah mendengar suara kendaraan besar yang silih beranti lewat di depannya.
Di sisi lain, ia pun hanya diam membisu tanpa bisa berkata sepatah kata pun. Baginya, semua tengah membeku dan waktu pun terasa telah berhenti berdetak. Di gagang telefon ini, terdengarlah suara wanita yang mulai khawatir dengan perkataannya tadi melukai perasaan kekasihnya.
"Mas... mas..."
Dengan kekakuannya. Ia pun hanya bisa diam membisu tanpa memberikan suatu jawaban apapun. Fikirannya pun kembali membayangkan sosok yang ikut terluka karena pilihannya. Sosok yang dulu ia cinta dan sayang, dari ketidak tahuannya. Akhirnya mereka berpisah dengan cara yang begitu menyayat hati.
Kembali pada seseorang yang begitu khawatir dengan kebisuan yang sedari tadi masih meraja. "Mas..." Ucapnya kesekian kalinya memanggil orang yang begitu ia khawatirkan dari pada dirinya sendiris.
Teeeeeettttttt....
Bunyi klakson yang begitu membengkakkan telinga, rupanya dapat membuyarkan kekhawatirannya yang sedari tadi menguasainya. "Mas imaaammm...."
Tiba-tiba, telefon yang sedang berlangsung ini pun terputus tanpa ia duga. Munculah rasa khawatir di benaknya.
Kenapa terputus?
Nurul kamu kenapa?
Berkali-kali, ia mencoba menghubunginya kembali. Namun hanya ada suara yang sama di seberang sana.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadzom-nadzom Cinta Jilid 2 [Completed]
EspiritualContact: via WA only: 085224018565 Kehidupan kota Jakarta yang begitu berbeda dengan kehidupan pedesaan, banyak membuat anak-anak mudanya berkembang menjadi momok yang menyeramkan. Namun di antara itu semua, terseliplah seorang wanita cantik yang ma...