Prolog

817 99 435
                                    

I can't say this randevous is a fluke. We are a destiny _ Kby
.
.
.

 We are a destiny _ Kby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Sang putri pun hidup bahagia selamanya." Wanita tua itu menutup buku dongeng lusuh yang ada ditangannya. Pandangannya beralih pada gadis kecil yang masih belum memejamkan mata indahnya. Ia kemudian mengelus puncak kepala gadis kecil yang berbaring disampingnya itu.

"Ini adalah dongeng ketiga yang aku bacakan untukmu. Tapi kenapa kau masih belum tidur?" usapan hangatnya terus mengalir dikepala gadis itu.

"Aku hanya masih berpikir halmeoni.." sahutnya dengan suara anak-anak khasnya.

"Apa yang kau pikirkan?" tanyanya lembut.

"Apakah hanya tuan putri yang memiliki akhir hidup bahagia selamanya??" ia mendongak menatap wanita tua tersebut dan menatapnya bertanya-tanya.

"Semua dongeng yang halmeoni bacakan padaku, mengatakan bahwa tuan putri itu hidup bahagia selamanya. Apakah semua tuan putri seperti itu? Apakah gadis biasa sepertiku juga bisa?" tanyanya lagi menatap sang nenek lekat. Wanita tua itu pun tersenyum hangat menatap gadis kecil tersebut kemudian mengusap wajah cantiknya lembut.

"Tidak semua tuan putri memiliki akhir hidup yang bahagia sayang.. gadis biasa sepertimu juga bisa memiliki akhir hidup yang bahagia.." jawabnya.

"Hidup bahagia atau tidak itu tergantung pada diri kita sendiri. Kau sendiri yang akan memilih jalan hidupmu. Kau sendiri juga yang akan menentukan hidupmu bahagia atau tidak"

"Oleh karena itu, kau harus memilih happy ending diakhir cerita hidupmu. Lakukanlah hal yang bisa membuatmu bahagia.." usapan lembutnya tidak pernah berhenti dipuncak kepala gadis itu.

"Happy ending itu apa?" ia menyerngitkan dahi kecilnya.

"Happy ending itu adalah akhir yang bahagia sayang" wanita itu kembali tersenyum.

"Kau harus menjadi tuan putri dengan akhir cerita happy ending" pintanya lembut.

"Tapi aku bukan tuan putri halmeoni.." ucapnya sambil menggeleng lucu.

"Kau adalah tuan putri bagiku" ia mencubit ujung hidung gadis kecil itu gemas.

"Kau harus janji padaku" ucapnya kemudian.

"Kau harus berjanji untuk hidup bahagia tidak peduli apapun yang terjadi" lanjutnya sambil menatap cucu semata wayangnya itu lekat.

"Ne halmeoni.. Aku janji.." sahutnya riang dengan senyum manis terukir diwajah cantiknya.

♡♡♡♡♡

"Kenapa kau menangis?" anak lelaki kecil itu langsung mendekati gadis kecil yang terlihat menangis sambil menutup wajahnya ayunan sebuah taman.

Here I Am | Han Seungwoo (PDX 101) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang