Sejak kejadian di caffe itu So Eun jarang menghubungi Kim Bum atau hanya sekedar menanyakan kabar pria itu dan begitu pun dengan Kim Bum ia juga jarang bertemu dengan So Eun meskipun keduanya tinggal di apartemen yang sama. Sejujurnya Kim Bum mengkhawatirkan kondisi So Eun karena ia mendapatkan kabar jika sahabatnya itu sedang sakit demam.
"Kim Bum maaf aku mengganggumu tapi So Eun sedang demam bisakah kau menjemputnya di caffe? Dia terus saja memaksakan diri untuk pulang sendiri tapi aku khawatir jika terjadi sesuatu dengannya nanti di jalan," jelas Jane melalui telpon.
Kim Bum langsung saja membereskan pekerjaannya dan mengambil kunci mobilnya menuju tempat kerja sahabatnya. kekanakkan? Tentu saja, mereka bertengkar hanya karena panggilan saja namun itu sangat bermakna untuk So Eun. Saat So Eun pulang kerja saat itu Kim Bum langsung menahan lengan sahabatnya dan menghadap kearahnya.
"Kau marah hanya karena aku memanggilnya dear? Sungguh So Eun?,"tanya Kim Bum. So Eun berusaha melepaskan genggaman Kim Bum namun kekuatan pria itu jelas lebih besar dibandingkan So Eun sendiri.
"Kau bilang hanya? Kau jelas tahu jika panggilan itu sangat berarti untukku dan kau memanggilnya demikian? Kau orang pertama yang ku izinkan memanggilku dengan sebutan dear tapi kau memanggil kekasihmu dengan demikian?!,"pekik So Eun.
Kim Bum menghela nafas berat,"So Eun ayolah itu hanya panggilan lagipula kau juga tahu aku suka sekali spontan memanggilnya dengan mengatakan dear,"tutur Kim Bum.
"Terserah kau sajalah, aku tidak peduli,". So Eun menghentakkan tangannya dan genggaman Kim Bum pun terlepas.
Dan kini, Kim Bum melihat secara langsung bagaimana kondisi So Eun. Ia langsung membawa ke rumah sakit karena suhu badan sahabatnya itu sangat tinggi sehingga dokter mengatakan untuk di rawat selama 3 hari.
"Hei, gadis keras kepala," Kim Bum menggenggam tangan So Eun,"Kau berhasil membuatku khawatir dengan kondisimu seperti ini, jangan kau ulangi mengerti?,"ujar Kim Bum. Sedangkan sang lawan bicara terlelap akibat obat yang di berikan dokter tadi.
Tangan besarnya mengusap lembut kepala So Eun dan juga sesekali ia cium punggung tangan sahabatnya,"I'm really sorry seharusnya aku paham tapi malah membuat keadaan seperti ini selama 2 minggu lebih,".
Kim Bum mengusap pipi So Eun,"Cepat sembuh dear aku merindukan saat kita bertengkar karena makanan, adu mulut dan semuanya I'm terribly sorry,".
Perlahan jemari So Eun bergerak, Kim Bum yang melihat itu langsung menekan tombol tepat di belakang ranjang yang sahabatnya tempati. Tak lama sang dokter dan juga salah satu suster datang. "Keadaannya sudah lebih baik, dan aku minta jangan ada kegiatan untuk beberapa hari kedepan karena fisiknya masih lemas,"jelas sang dokter.
Kim Bum mengangguk paham,"Thank you John,". JOHN ADWARD COLLINS, adalah seorang dokter yang Kim Bum kenal saat dirinya membantu pria bule itu dalam keadaan yang tidak mengenakkan dan sejak itulah keduanya menjadi dekat. Kedua mata So Eun perlahan terbuka, gadis cantik itu mengadah penglihatannya, karena ia menyadari jika dirinya tidak berada di apartemennya dan juga yang ia ingat dirinya di jemput oleh sahabatnya yang ia jauhi selama 3 minggu lebih.
"Kau sudah bangun?,"
"Dimana aku?,".
"Kau di rumah sakit, demam mu sangat tinggi aku takut terjadi sesuatu denganmu maka dari itu aku membawamu kesini dan di rawat disini,". Kim Bum membetulkan selimut So Eun yang turun ke bawah dan menaikkannya kembali sampai sebatas dadanya.
"Aku mau pulang, besok aku ada kelas dan besok juga di caffe sedang sangat ramai,"ucap So Eun. Gadis itu hampir saja melepaskan infusannya jika Kim Bum tidak menahannya lebih awal."Kau gila?! Aku tidak mengizinkanmu untuk pergi kemanapun, aku juga sudah memberi kabar kepada Jane dan juga Robert kau tak perlu khawtir untuk pekerjaanmu dan untuk kelas aku sudah memberikan surat sakitmu kepada Mr. Samuel,"jelas Kim Bum.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot or Two Shoot Fanfiction (Bumsso)
FanfictionTidak ada deskripsi jadi silahkan mampir jika berkenan :)