(hari yang sama seperti dichapter sebelumnya)Hyunjin tidur disamping Jeongin, dia memeluk erat pinggang Jeongin. Dia libur kerja hari ini, karena Jeongin tak ada yang menjaga dirumah. Dia tak mau lagi kejadian aneh-aneh sampai menimpa Jeongin kembali.
Sebenarnya Hyunjin ingin sekali membunuh orang yang telah membuat rubah kesayangannya menjadi begini, tapi apa daya tubuh Jeongin yang masih sakit itu tak tahan walau hanya duduk dimobil. Jadi Hyunjin akan menahan amarahnya sementara waktu sampai Jeongin pulih.
Besok hari minggu, beberapa hari yang lalu Hyunjin senang membayangkan akan membawa Jeongin dalam liburan singkat ke tempat yang jauh. Namun rencana itu kini berubah, yang Hyunjin inginkan kini, Jeongin sembuh, mencari pelaku pelecehan itu, dan menghabisinya. Bukanya Hyunjin tidak mau membeberkan kasus pelecehan ini ke polisi, tetapi dia pun bisa kena imbasnya juga kalau nanti dia tidak hati-hati mencari tau pelakunya.
ding dong~
Bel masuk berbunyi, Hyunjin langsung salah sangka. Hyunjn melepaskan pelukannya pada pinggang Jeongin. Dia gelagapan bangun dari ranjang dengan hati-hati agar tak membangunkan Jeongin. Hyunjin buru-buru menuju pintu depan tak sabaran, ia kira itu orang yang sama seperti yang menjamah tubuh Jeongin tersayangnya.
Derap langkah kaki Hyunjin begitu keras. Ketika sampai diambang pintu Hyunjin mendengar orang diluar sana berbunyi 'ada paket!' Suara itu berhasil membuat Hyunjin direndam amarah besar.
keparat..
Hyunjin seketika membuka pintu, ia menatap tajam orang di depannya itu. Ternyata dugaan Hyunjin bukan salah sangka belaka. Pria paruh baya yang masih sangat segar. Dan Hyunjin pun mengenali sosok dengan seragam tukang pos itu dengan baik. Dag-dig-dug sudah jantungnya, otaknya tak mau terima.
"SIAAALANNN!!" teriak Hyunjin pada pria itu. Tangannya mengepal, tak sabaran.
bugghhh—
Hyunjin berhasil mendaratkan kepalan tangannya diudara, dia menjotos tengkuk pria itu dengan tangan kanannya, terdengar jelas suara kretek dari tulang pria itu yang entah patah atau tidak dibuatnya. Pria itu kini tergeletak lemas dilantai. Rasanya rahangnya seperti akan lepas dari tengkoraknya.Hyunjin makin menjadi-jadi, amarahnya seolah seperti api neraka yang tak bisa padam. Hyunjin melihat pria itu tanpa belas kasihan. Hyunjin mendekat kearahnya, memuntir kerah baju yang dipakai pria itu dan mengangkatnya seolah boneka yang ringan. Pria itu kini tidak lagi menyentuh lantai.
"KENAPA KAU MASIH ADA DISIN–" teriakan Hyunjin terpotong oleh pria di depannya itu."Aku ingin bertemu dengannya,"
"UNTUK APA!!?? DIA BUKAN MILIKMU LAGI, DIA MILIKKU!!"
"AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU LAGI SETELA–" ucapan Hyunjin kembali terpotong.
"Dia juga milikku"
"KAU TIDAK BERHAK LAGI ATAS DIRINYA, JANGAN GANGGU KAMI BERDUA LAG–"
"Tapi aku masih menginginkannya"
"AKU TIDAK BISA MEMBIARKANMU MENJAMAH TUBUH RUBAH MANISKU ITU!"
"SUDAH KUBILANG DIA MILIKKU, MILIKKU! ADA BANYAK SLAVE DILUARAN SANA, JANGAN JEONGINKU LAGI!"
"Dia yang sebenarnya memang milikku"
"Jangan kau pikir dengan ingatannya yang hilang dia nyaman bersamamu. Itu hanya sementara saja, dia hanya perlu kenyataannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
「Stay With Me • 내 곁에 있어줘」
Fanfiction[on hold!] Beberapa rahasia dari orang yang mahir menyembunyikan, minim pengetahuan yang menyesatkan , dan sebuah rencana yang berdasar pada pola pikir egoisme. Jangan mengira-ngira, itu akan melambankan gerakanmu...