Double update untuk nemenin malam tahun baru kalian!
Happy new year and happy reading❤
Ayra Pov's
Hari ini tepatnya hari minggu. Sesuai janji gue akan mengantarkan A Fajar ke bandara. Sesuai janji juga dia kemarin pulang ke rumah ibu.
Pulang bukan sih namanya? sedangkan ini kan bukan rumah dia? ya pokoknya intinya dia pulang ke gue deh.
"A udah gak ada yang ketinggalan?" tanya gue ke dia yang lagi rapihin barang di tas kecilnya.
Dia menggeleng dan menghampiri gue.
"Cium dulu!" dia menunjuk nunjuk bibirnya.
Gue pun sedikit menjinjit untuk mengecup bibirnya singkat. Tapi dia menahan kepala gue.
Bukannya melepas ciuman itu, dia malah makin memperdalam ciumannya. Gue berusaha melepaskannya karena kalo diterusin bisa bisa dia gak jadi berangkat ke China.
"Udah ih. Bisa bisa gak jadi berangkat kamu." jawab gue malu.
"Lagi yuk dek." katanya.
Perkataannya bikin gue terkejut sekaligus menahan malu. Kalian pasti tau kan apa maksud dari pertanyaannya. Gak usah sok polos deh kalian.
"Apaan sih." kata gue dengan pipi merah.
Bukannya gue mau menolak suami gue. Kalo gue nolak juga kan gue dosa. Tapi masalahnya adalah gue masih ngerasa nyeri di bagian sensitiv gue itu. Kedua juga dia harus berangkat.
"Jangan sekarang A. Masih nyeri. Kamu juga harus berangkat tuh udah jam berapa ini. "
Gue melirik jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi sedangkan flight-nya jam 9. Tapi pihak PBSI selalu punya aturan kalo dateng harus 2 jam sebelum flight.
A Fajar sekarang malah memeluk gue. "Maaf ya. Masih sakit ya?"
"Dikit A. Gak banget kok." Gue menjawab dengan berbohong. Padahal mah aslinya sakit banget cuy.
"Yaudah ayo A berangkat." ajak gue.
Gue berusahan berjalan senormal mungkin biar orang orang gak curiga.
Sampe di bandara gue ngeliat udah cukup ramai sama anak anak pelatnas yang akan berangkat ke China. Bahkan udah ada mas gue juga. Iya kemarin dia gak ikut pulang sama A Fajar ke rumah.
"Senengnya lur bisa di anter istri." kata Kak Ginting.
"Parah lu Jar. Adek gue sakit sakit gini lu suruh nganter lu." kata mas gue.
"Hah? Aku gak lagi sakit kok mas." jawab gue bingung.
"Kalo lagi gak sakit jalannya biasa aja dong." kata mas Rian yang disambut sama ketawanya A Fajar.
Sumpah. Gue. Malu. Perasaan gue udah berusaha act normal deh. Langsung aja gue geplak punggung mas Rian yang udah mempermalukan gue.
"Aduh sakit dek. Lu apain si Jar adek gue jadi makin galak gini."
Teruntuk penggemar mas jom garis keras tolong ya ini idola kalian rese banget.
"Rese lu!" omel gue yang malah di balas tertawa sama dia.
Gue pun memilih buat gabung sama tim cewe cewe pelatnas. Seenggaknya mereka sedikit lebih waras.
"Halo para wanita pelatnas!" Sapa gue pada mereka.
Mereka pun meyambut gue dengan gembira.
"Ayra! lama gak ketemu ih. Jarang main ke pelatnas sih lo sekarang." Sapa kak Gregoria.