Bintang harus pergi ke sekolah untuk mengurus beberapa hal yang belum terselesaikan. Gadis itu pergi bersama Angkasa, tangan Angkasa tak pernah sedikitpun melepaskan genggaman tangan Bintang dan tubuhnya tak pernah sedikitpun lengah mengarahkan arah langkah kaki Bintang.
Hanya butuh waktu beberapa menit untuk menyelesaikanya. Setelah semua selesai, Bintang dan Angkasa pergi ke kantin untuk sarapan bersama, untung saja suasana kantin sangat sepi karena bel istirahat masih belum bunyi.
"Kamu mau pesen apa?"
"Aku mau jus alpukat aja." balas Bintang yang sudah kehilangan selera makan.
"Sa, apa ngga lebih baik kita pulang?" tanya Bintang, sebenarnya Bintang malu berada disana dia takut semua orang akan mengejeknya.
"Kenapa bin? Kamu ngga laper? Aku laper banget."
"Mm.. aku males aja disini." balas Bintang.
Kriing
Bel istirahat berbunyi dengan keras dan tentunya beberapa siswa sudah ada yang mulai memasuki kantin untuk makan atau hanya sekedar membeli makanan ringan.
"Udah bel tuh, gue pesen dulu ya biar cepet." pamit Angkasa dan Bintang hanya menganggukan kepalanya.
Bintang merasa kantin sudah mulai ramai bahkan telinganya dapat mendengar teriakan-teriakan anak yang memesan makanan. Gadis itu hanya bisa menundukan kepalanya karena takut ada seseorang yang tahu tentang kondisinya sekarang.
"Eh itu bukanya Bintang?"
"Katanya sekarang dia buta."
"Iya, gue juga denger kabar itu."
"Bagus dong, pasti Angkasa bakal putusin dia."
"Ya iyalah, mana mau Angkasa sama cewek buta. Orang ganteng kaya dia mah seleranya yang sempurna."
"Bener banget lo."
"Bintang buta tuh karma deh, dulu kan dia sok banget jadi cewek mana direbutin sama Langit, Angkasa."
"Iya bener, tuh liat sekarang mana ada yang mau sama dia."
Gelak tawa terdengar di telinga Bintang, tawa ejekan yang harus Bintang terima. Cacian dan makian yang harus Bintang dengarkan meski Bintang tidak menginginkan hal itu. Bintang memilih untuk berdiri dan mencoba melangkahkan kakinya pergi dari sana, dia cukup hafal dengan jalan disekitar kantin.
"Kalo buta jangan sok sokan normal."
Bintang sekarang memilih untuk berlari, dia tidak bisa berada disana untuk waktu yang lama. Bintang sudah tidak peduli dengan Angkasa yang dia inginkan sekarang adalah dia ingin pulang dan menyendiri. Namun, tanpa sengaja kakinya tersandung hingga tubuhnya kehilangan keseimbangan dan berakhir di pelukan Radhit yang untung saja sedang berjalan didekat Bintang.
"Eh."
"Lo gapapa?" tanya Radhit.
"Radhit?" tanya Bintang memastikan kalau yang ada didekatnya adalah Radhit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retain (Sekuel of Angkasa)
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT] (Sekuel Angkasa) Mungkin mempertahankan suatu hubungan lebih sulit dari pada mendapatkanya, setelah satu tahun berlalu, hubungan Angkasa dan Bintang masih tetap pada status pacaran. Langit kembali ke Indonesia ditemani oleh Bumi...