Reynatha duduk di rooftop sekolahannya.
Ia menyesap rokok nya dan mendongakkan wajah untuk menikmati sinar matahari.
Membolos sudah menjadi rutinasi nya setiap hari, ia hampir tidak pernah mengikuti pelajaran. Ia juga sering keluar masuk BK lantaran dia sering membuat masalah. Ia hanya di omeli dan berakhir pada hukuman. Mengapa ia tidak dikeluarkan dari sekolah? Jawabannya karna ia anak dari pemilik sekolah tersebut.Leo Baekeland, ayah Rey sekaligus pemilik sekolah SMA Nusa Bangsa. Ia merupakan pengusaha yang sangat sukses, memiliki banyak cabang di berbagai negara. Hidup Rey di penuhi dengan limpahan harta, tapi tak membuat ia sombong hanya sedikit songong.
Kasih sayang? Ia tak pernah mendapatkannya, semenjak sang Ibu meninggal dan di tambah lagi Ayah nya yang tak pernah berada di rumah dan sangat sibuk dengan pekerjaannya. Meskipun itu semua untuk Rey, ia juga membutuhkan kasih sayang bukan hanya sekedar harta yang melimpah.
Hal itu menjadikan Rey tumbuh menjadi remaja yang tak tau aturan.
Ia sering merokok, balapan, pergi ke club dan berantem. Meskipun ia perempuan tetapi tenaga nya tak bisa di ragukan lagi."Bolos lagi Rey? Kenapa?" ucap remaja, lalu ikut mendudukan pantat nya di kursi sebelah Rey.
Sebelum menjawab, Rey menyesap rokonya dahulu."Gak kenapa-napa,"
"Ck! Lo pikir gue percaya gitu, liat tampang lo aja gue udah tau kalo lo banyak masalah! cerita sama gue lo kenapa?" ucap remaja, yang tak lain tak bukan sahabatnya Kyle.
"Gue ngak papa Kyle!" ucap Rey
"Gue tau, pasti soal bokap lo kan?" ucap Kyle.
"Jangan sebut dia lagi, muak gue denger nya!" ucap Rey, lalu ia membuang putung rokoknya.
"Ngak salah lagi. Rey sini liat gue, bagaimana pun juga dia tetep bokap lo!" ucap Kyle.
"Bokap? Dia bukan bokap gue lagi!" ucap Rey.
"Rey, gue tau apa yang lo rasain! kesepian, butuh kasih sayang orang tua, butuh di perhatiin sama seperti gadis di luaran sana, gue tau itu semua Rey karna gue dulu penah ngalamin apa yang lo rasain sekarang!" ucap Kyle
"Tapi gue beda Kyle sama lo......gue udah ngak punya nyokap lagi," ucap Rey sendu di akhir kalimat nya.
"Maafin gue Rey udah bikin lo ingat sama Almarhumah Mama lo," ucap Kyle menyesal karna membuat Rey sedih ke ingat nyokap nya lagi.
"Ngak papa lo ngak salah, mendingan kita turun ke kantin laper nih gue," ucap Rey tersenyum.
Kyle tau senyum itu, senyum yang menyiratkan kepedihan.
Itulah Rey, yang selalu menutupi luka nya dengan senyuman, Rey tak ingin terlihat lemah di mata sahabat nya atau orang terdekat nya.
Rey memiliki sikap yang berbeda-beda kadang ia menjadi Rey yang lembut, dan kadang juga ia menjadi Rey yang sangat bruntal secara bersamaan.
"Yaudah, kuy." ucap Kyle.