"Terbaring"

27 1 0
                                    

Seorang gadis Terbaring, terkulai, dan sekarat... di sebuah ranjang pasien gadis itu berlumur darah terutama di bagian belakang kepala yang hampir menutupi sebagian rambut kuning pirangnya. ia di dorong oleh banyak perawat yang terlihat cemas, karena pendarahan yang tidak kian berhenti.

"Suster, segera bawa kesini pasien itu segera atau nyawa pasien itu tidak tertolong lagi!!!" kata seorang dokter berteriak dari kejauhan di depan pintu kamar IGD (Instalasi Gawat Darurat)  terlihat sudah siap dengan masker dan sarung tangan bedahnya.

Setelah gadis itu masuk keruangan IGD seorang wanita berlari dengan sangat cepat menuju kamar IGD yang baru di masuki gadis itu dengan dokter dan para perawat. Wanita itu menangis menyusuri  sepanjang koridor dan akhirnya berdiri depan pintu IGD menatap dari luar melalui kaca, begitu terlihat kesedihannya, ia menundukkan kepala sambil menangis, dari raut wajahnya ia sedih dan menyesal di saat yang bersamaan.

"Kalo aja Mama gak berkata begitu ke kamu cecil , kejadian ini gak akan terjadi sama kamu sayang, maafin mama... mama menyesal...!!!" Ucap wanita itu yang ternyata... adalah ibu dari gadis yang terbaring di ranjang pasien tadi.

2 bulan berlalu, setelah kejadian tragis di malam yang kelam itu terjadi...

"Aduh... kepala gue sakit banget, DIMANA... DIMANA INI? KENAPA GUE BISA DISINI?" Ucap gue sambil memegang kepala dan merintih menahan sakit.

"Cecil? kamu udah bangun nak... ini mama... mama disini... kamu nggak apa-apa sayang?" Ucap Mama dari Cecil yang terlihat berlinang air mata, yang bisa di katakan betapa bahagia hati seorang ibu yang telah lama melihat anak satu-satunya terbangun dari koma selama 2 bulan lamanya akhirnya terbangun.

"Mama...? bukan... kamu pasti salah orang,  Siapa kamu? Siapa Cecil yang kamu maksud? kamu bukan mama saya..." Ucapku kebingungan dan heran dengan wanita yang berdiri di hadapannya.

"Nak... apa maksud kamu... ini mama, dan kamu Cecil anak mama..." Ujar Mama dari Cecil yang mulai menangis kebingungan dengan apa yang terjadi pada anaknya Cecil.

"Bukan... Saya nggak kenal siapa kamu...?" Ucap gue terheran dan tetap kukuh dengan apa yang ada di benak gue.

"Nak ini.. liat ini... foto kamu Cecil dan mama waktu kamu masih kecil, dan ini foto kamu dan mama terakhir kali di saat kamu naik kelas 12..." Ucap mama Cecil sambil menahan tangis berusaha menenangkan dan meyakinkan Cecil kalau Cecil adalah putri kesayangan satu-satunya.

"Dokter... Anak saya sudah bangun... apa yang terjadi ke anak saya?! Dokter!!" Ucap Mama Cecil dengan panik.

"Kenapa bu? Ada yang bisa saya bantu?" Ujar dokter itu sambil menenangkan.

"Anak saya tidak mengenali saya sebagai ibunya, bahkan anak saya gak mengenali dirinya sendiri dok." Ucap mama Cecil sambil mengusap air mata yang berlinang di pipinya.

"Mari saya periksa dek, kamu jangan takut, kamu liat ke cahaya senter ini... Oke, hmm respon kamu normal, detak jantung kamu juga normal, seperti yang kita tau bu, anak ibu koma selama 2 bulan dan alasan anak ibu dirawat disini adalah karena kecelakaan, anak ibu gak mengalami cacat, tapi saya bisa mendiagnosa kalau anak ibu mengalami hilang ingatan." Ucap dokter itu kepada mama Cecil.

"Apa dok hilang ingatan? Maksud dokter anak saya gak akan bisa mengingat saya, dirinya sendiri, atau apapun lagi yang udah terjadi sama dirinya dulu?" Cetus mama Cecil takut dan kaget karena tau bahwa anaknya yang selama ia rawat dan segala kenangan masa kecil yang ada di ingatan anak satu-satunya hilang begitu saja.

"Syukurnya anak ibu tidak mengalami hilang ingatan permanen, tapi hanya sementara tapi saya rasa butuh waktu cukup lama untuk mengembalikan ingatan anak ibu, cedera 2 bulan yang lalu di kepalanya tidak parah, sekalipun mengalami pendarahan hebat di kepalanya, saya bisa pastikan benturan kepala yang di alami anak ibu tidak terlalu keras, tapi..." Cetus dokter itu sambil menatap mata Cecil... Dan terdiam.

"Tapi apa dok?" Ujar mama Cecil kebingungan.

"Tapi... Saya rasa yang paling mempengaruhi ingatan Cecil bukan cedera tapi karena Cecil mengalami trauma yang sangat mendalam kondisi anak ibu ini di sebut amnesia psikogenik, kondisi ini menyebabkan Cecil tidak dapat mengingat aspek khusus dari sejarah kehidupan personal Cecil atau fakta penting mengenai identitas Cecil. Tetapi pola kebiasaan dasar seperti kemampuan membaca, berbicara, menampilkan pekerjaan berketerampilan dan lain-lain masih utuh, dan Cecil terlihat normal terlepas dari defisit memori. Jadi hanya beberapa bagian memori yang terpengaruhi." Jelas dokter itu kepada mama Cecil.

"Tapi dok berapa lama yang di butuhkan anak saya untuk sembuh dari amnesia nya?" Cetus mama Cecil sambil menatap mata Cecil.

"Saya tidak tau pasti, tapi selama ibu mau berusaha tetap sabar untuk mulai menjelaskan ke Cecil identitas dan bagaimana masa lalunya dulu, saya yakin itu dapat mempercepat proses kembali ingatan Cecil." Ujar dokter itu sambil menepuk bahu Cecil yang masih kebingungan.

Tapi... Di saat bersamaan Cecil mulai percaya kalau yang berdiri di depannya ini adalah nyokapnya, bukan cuma karena percakapan antara dokter dan wanita itu, tapi Cecil mulai merasa familiar dengan mata berwarna coklat bulat, rambut pirang yang hampir mirip dengan rambutnya, rupawan dan mirip dengannya, bahkan Cecil mulai mengingat parfum yang dia rasa familiar baunya, seperti bau vanila.

"Ma... Bisakah kita pulang sekarang?" Ucap gue sambil memegang tangan nyokap gue.

"Cecil ayok pulang sama mama, kamu udah cukup lama terbaring disini, mama kangen bawelnya kamu di rumah sayang..." Ucap nyokap gue lembut sambil mengelus halus pipi gue.

Gue mulai bersiap-siap untuk pulang dan ngerapiin barang-barang yang masih ada di kamar rawat inap yang gue tempati, setelah semuanya beres nyokap gue udah keluar duluan dari kamar rawat inap karena perlu melunasi biaya-biaya perawatan, dan gue pun segera ingin menyusul dan yah... Gue rasa... 2 bulan koma huh? Badan gue berasa kaku banget...

Setelah gue berjalan kira-kira hampir selangkah di luar pintu rawat inap, ada sesuatu yang mendorong hati gue untuk menoleh kebelakang... Dan... Setelah gue menoleh kebelakang...
Gue melihat ada cowo yang duduk di kursi, pas di sebelah kasur gue dan di samping jendela yang mengarah keluar jendel rumah sakit ini.

Tapi... Anehnya gue gak ngerasa takut... Pas ngeliat cowo itu, cowo itu ganteng dan matanya ngasih kesan yang ramah dan hangat banget sekalipun mukanya keliatan pucat dengan lesung pipi, masa iyah sih ada hantu seganteng itu...

"Ah Haluuu, di saat bangun pertama kali koma, bahkan gue gak inget nyokap gue dan diri gue sendiri, tapi masa sifat halu ku karena sering nonton drakor dulu kebawa sampe gue koma, atau jangan-jangan gue gila lagi? Ah bodo amat yang penting masih idup" Ujar ku dalam hati, sambil mulai menoleh balik dan ingin bergegas pulang, yeah I miss my home, well even though I forgot how my home looks like.

Setelah gue menoleh, dan berjalan menyusuri koridor... Gue sadar akan sesuatu...

Lu tau kan kalo kita punya ekor mata? Dan di saat gue noleh... Gue ngeliat cowo yang tadi duduk di kursi itu tersemyum ke gue dan dalam sepersekian detik berubah jadi siluet lalu hilang gitu aja.

"Cecil... Ngapain kamu nak, jangan melamun aja... Ayuk kamu pasti lapar kan? Kamu dah 2 bulan gak makan masakan mama, mama kangen masakin kamu lo sayang." Ucap mamaku dari ujung koridor.

"Iyah ma." Cetus gue dengan nada semangat karena mungkin tubuh gue masih kaku untuk berjalan, tapi perut gue gak bakalan pernah kaku untuk makan sekalipun koma sampe bertahun-tahun, this girl need food.

~~To be continue~~

😍 vote if you like it 😍
Comment if you think i need 
☺️ improvements ☺️
Share if you want to support me for this story development











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unseen LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang