Love Bite part 1

7.5K 404 53
                                    

Di tengah separuh kesadarannya, Type merasakan makhluk yang tak bisa didefinisikannya, menyentuh wajahnya. Mencengkeram rahang dan mengusap sisi-sisi lehernya, seduktif. Dua jarinya merayap di kulit leher sebelah kanan, menekan di bagian pembuluh darahnya seakan menandai bagian mana yang mengalirkan darah lebih banyak. Matanya mengabur, tapi dia yakin makhluk itu satu dari kawanan penghisap darah di luar sana.

Jadi, Type harus bagaimana?

Dia ingin kabur tentu saja, tapi setengah kesadarannya terenggut oleh cairan biru keruh yang tadi diberikan seorang pelayan secara cuma-cuma padanya. Type tahu minuman di tempat ini mengandung alkohol berkadar tinggi, tapi tidak tahu kalau selain alkohol berkadar tinggi, minuman yang telah masuk perutnya juga telah dicampur obat. Entah obat apa, yang jelas selain setengah kesadarannya, separuh tubuhnya juga lumpuh.

Menurut teman Techno, makhluk seperti drakula dan musuh besarnya, serigala jejadiaan itu hanya mitos. Type percaya mereka ada meski tidak pernah menemukan satu bukti pun tentang keberadaan makhluk-makhluk itu. Awalnya Type ingin menemukan satu. Drakula boleh, serigala besar itu juga boleh. Dia mau meminta kehidupan abadi dari mereka. Digigit drakula, dia bisa jadi drakula juga. Punya kekuatan super, jadi tampan seumur hidup, dan punya tubuh dan penampilan yang dingin. Itu keren sekali. Hanya bagian takut cahaya yang jadi kekurangannya. Kalau digigit serigala, dia bisa jadi sangat kuat. Lebih kuat dari drakula malahan. Tidak takut sinar matahari yang otomatis bisa membuatnya jalan santai di siang hari. Hanya saja, tampilan serigala besar, berbulu, dan berliur, terlihat menjijikan di matanya.

Type memutuskan untuk menjadi bentuk drakula dengan kekuatan serigala. Harus menemukan keduanya secara bersamaan, agar dia bisa digigit keduanya bersamaan juga. Maka dari itu, dia tidak ingin digigit drakula ini sekarang.

Tetapi, apa mau dikata, Type sudah lemas. Ketika tubuhnya dibopong meninggalkan area pesta, dia tidak bisa mengelak. Jangankan mengelak, bersuara saja tidak sanggup dia lakukan. Drakula itu, ok, untuk sementara sebut dia drakula. Drakula itu membopongnya dengan mudah seakan tubuh Type tak lebih dari bongkahan kapas yang dikemas dalam bentuk manusia. Tangan Type terayun-ayun ketika dibawa berjalan, terantuk kursi pesta, agak sakit, tapi Type hanya sanggup memejamkan mata dan mengeratkan gigi-giginya.

Perjalanannya sedikit lama. Type tidak tahu ke mana dia dibawa, sampai memasuki lorong, menemukan pintu berderet dengan angka-angka ditempel di atasnya. Drakula itu membawanya berhenti di depan salah satu pintu. Tidak jelas berapa angkanya, keburu drakula itu membawanya masuk.

Tubuhnya tidak dilempar, tapi diletakkan pelan-pelan di atas ranjang. Agaknya drakula satu ini tahu cara memperlakukannya. Ditinggalkan, kemungkinan menutup pintu kerena drakula itu sudah kembali sesaat kemudian. Drakula itu naik ke ranjang, naik ke atas Type. Menundukkan wajahnya untuk menjilat liar perpotongan leher Type, kemudian mengecup-ngecup kecil di sana.

Tidak tahu seperti apa prosesi inisiasi menjadi drakula baru, Type menurut saja. Ketika drakula itu meninggalkan lehernya tanpa gigitan langsung, dia percaya ada proses lain yang harus diterimanya. Mengingat drakula yang satu itu punya tata krama, Type menebak kalau dia adalah dari jenis drakula bangsawan.

Bajunya dilucuti, sedetik kemudian tubuhnya kedinginan. Drakula mengelus seluruh permukaan kulitnya. Mungkin mengecek kelayakan tubuh Type sebelum dijadikan satu bagian dari jenisnya. Dia diciumi, ini juga Type anggap sebagai prosesi inisiasi dari jenis drakula bangsawan. Type berhasil menarik sudut-sudut bibirnya karena sebentar lagi dia akan mendapatkan keabadian, jadi drakula bangsawan pula. Bagaimana Type tidak bahagia?

Lama kelamaan panas tubuhnya naik, tenaganya kembali. Kemungkinan ciuman-ciuman tadi adalah cara drakula bangsawan itu menguapkan panas tubuhnya. Menjadikannya manusia dingin, lalu siap diinisiasi. Tapi meski tubuhnya panas bukan main, Type menggigil kedinginan. Dia berhasil menemukan suaranya, meluncurkan sebuah geraman dan desisan penggambaran tentang keadaan tubuhnya sekarang.

Love BiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang