Tak ada yang istimewa dari hidup seorang Arima. Hanya tentang kehidupan yang membosankan dan monoton.
Bangun tidur, mandi, makan,sekolah, tertawa, pulang, mandi, makan, tidur dan seterusnya itu akan berputar menjadi kesehariannya.
Tapi dari itu semua ada yang satu sisi dari kehidupannya yang terasa berwarna dan yang pasti tak monoton.
Namanya A'. Ya hanya A', jelas itu hanya nama panggilan nama aslinya, Arima tak tau. Oh bukan bukan tak tau tapi dia tak mau tau, yang dia ingin tau adalah A'. Ya dia suka A'.
Jangan kalian pikir kisah cinta mereka indah, kalian salah karena sebenarnya tak ada yang indah dari kisah mereka. Tapi entah mengapa bagi Arima,apapun keadaannya ketika ia bersama A' ia bahagia. Mau dia marah, sebal, kesal, sedih atau yang lain ia tetap bahagia. Rasanya ia tidak bisa berhenti tersenyum saat berdekatan dengan A'. Bahkan ia bisa senyum seharian setelah bertemu, ngobrol, bahkan hanya berjumpa dengan A' ia bahagia. Semua tentang A' ia suka.
Dia suka A' dan tak ada yang tau tentang hal itu, hanya sahabat dia lah yang tau tentang rasa yang tumbuh dihatinya. Eline namanya, sahabat sedari kecil sampai sekarang dan ia berharap bisa selamanya.
Hari ini tepat 4 bulan sebelum usianya genap 15 tahun, 3 bulan sudah ia tak pernah bertemu A' bahkan sekedar bertukar kabar, dan 2 hari sebelum ia benar-benar telah menginjak bangku SMA.
Seharian ini tak ada yang istimewa. Ia hanya berdiam diri di kamar. Seharian? Tidak juga, ia keluar kamar tadi pagi itupun ketika makan. Selebihnya ia habiskan didalam kamar dengan membaca wattpad.
Mandi? 'Ini hari libur, jadi buat apa mandi, lagian aku masih cantik walaupun belum mandi kok' . Jawaban itu yang selalu ia berikan ketika di suruh mandi oleh neneknya.
Neneknya sedari tadi sudah marah-marah karena Arima yang hanya berada di kamar "Ma, kamu bertelur apa? sukanya di kamar terus. Ntar kalok telurnya udah keluar taro di kulkas aja biar nenek gak usah capek-capek beli" itu yang selalu diucapkan neneknya ketika lewat didepan kamarnya.
Jika sudah seperti itu ia hanya bisa tersenyum dan menggerutu dalam hati 'marah-marah terus, telingaku terbakar nih' meskipun begitu ia tetap saja melakukannya. Bandel memang.
"Ma, belikan nenek gula di supermarket" itu suara yang selalu di bencinya di saat saat seperti ini 'ya ampun kenapa ganggu sih, padahal-'
"MA"
"Iya iya Ma berangkat" meskipun ogah-ogahan ia tetap jalan juga.
"Lama banget sih kamu?" Neneknya langsung menyambar ketika ia sampai di dapur.
"Kan masih harus jalan ke sini nek" jawabnya sembari menarik kursi meja makan lalu duduk disana.
"Anak perawan kok jalannya lama banget nanti jodoh kamu juga lama datangnya lho!" Ucap nenek masih sambil tangannya mengaduk adonan kue.
"Idih apaan sih nenek udah ngomongin jodoh. Aku mah nikahnya ntar kalok udah sukses" balasnya sambil mencomot kue kering yang ada di toples.
"Udah-udah sana beliin nenek gula satu kilo sama roti tawar." Kata nenek sembari memberikan uang lima puluh ribu kepada Arima.
Arima pun segera melesat pergi. Neneknya geleng-geleng kepala padahal ia baru saja akan bicara.
⭐️
"Nenek yuhuuu, Ma is cominggg" Arima berteriak di depan pintu, suaranya menggema memecahkan kesunyian.
Ia berlari-lari kecil menuju dapur, kebiasaannya dari dulu yang gak pernah bisa diubah. sambil tangannya sibuk membawa plastik. Tiba-tiba sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Ya ampun Ma, gausa teriak-teriak gitu kenapa sih? Berisik banget tau." Itu bukan suara neneknya, jelas. Mana mungkin suara neneknya begitu serak. Perasaan tadi kan neneknya gak pilek.
Arima menolehkan kepalanya ke ruang tamu. Disana ada seorang yang selama ini ia tunggu. Lelaki itu.
Plastik yang dipegangnya terjatuh membuat isinya tumpah dan berhamburan dilantai...
***
My first story, maaf ya kalok bagus, eh jelek ding. Hehe mari kita berantem :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. A'
Teen Fiction"Kamu yang harus jujur. Gak usah malu kalok kangen"-A' "Kalok iya emangnya kenapa A'. Ma emang kangen sama A'. Abisnya gak ada yang bisa kayak A'. Mama kangen A', kangen pengen musuhan lagi sama A'. Kangen pengen bercanda lagi bareng A'."-Mama