Jangan lupa vote dan komen ya..
Bacanya pelan-pelan..
~•~
"Hahh, gila kenyang banget ya," kata Mira sembari mengelus perutnya lalu tak lama bersendawa.
Seli mengangguk setuju. "Iya nih, sampe males gerak gue." lalu gadis itu meregangkan tangannya.
"Put, lo harus berterima kasih sama fans lo, pasti mereka deh yang ngasih," ujar Mira sambil menyenggol lengan Putri.
Putri berlagak tak acuh dan mengangkat bahunya. "Gimana mau bilang, orang gue aja gak kenal kok," tuturnya.
Tak lama Seli menahan kedua sahabatnya, membuat Putri dan Mira berhenti mendadak.
"Eh apaan sih?" tanya Putri agak terkejut.
"Itu Put, kayaknya ada yang mau nembak lo lagi deh! " kata Seli sambil menunjuk-nujuk panik. Terlihat dua cowok yang berjalan ke arahnya, dan satu cowok diantaranya membawa bunga mawar merah.
"Putri tunggu!" kata cowok itu, yang sama sekali tidak Putri kenal.
Mata Putri melotot. "Haduh males banget gue," decaknya kesal lalu mengusap wajahnya kasar.
"Yaudah ayo cepet, kita muter jalan aja!" sahut Mira lalu mengarahkan kedua sahabatnya itu untuk cepat berbalik.
Ketiga cewek itu langsung berbalik dan berjalan cepat supaya tidak ketara untuk menghindar. Mereka juga menunduk supaya semoga saja cowok itu mengira dirinya salah panggil orang.
"Haduh Put! Capek gue jadi terkenal," eluh Mira seraya berlagak sok cantik.
Seli mengangguk. "He'em."
Sedangkan Putri sedikit terkekeh melihat tingkah dua sahabatnya itu. Tak lama, ternyata cowok itu sudah menyusul dirinya dan menahan bahu Putri, sehingga gadis itu langsung menangkisnya kasar.
Seli dan Mira sontak berbalik. "Yah elah, kenapa kita gak lari aja ya," gumam Mira pada Seli.
Seli mengangguk. "Iya nih, ih!" balasnya berbisik.
Putri merengut ke arah cowok itu. "Ngapain sih, pegang-pegang?!" pekiknya risih.
Sontak mereka berlima menjadi pusat perhatian orang-orang yang lewat, beberapa langsung berhenti dan berkumpul untuk menonton. Karena tak jauh, keramaian itu ternyata terlihat oleh Angga, Reza, dan Fion dari ujung lapangan basket.
"Eh apaan tuh rame-rame?" tanya Fion santai sambil menunjuk menggunakan dagu.
Angga langsung memicingkan matanya lalu melihat Putri dengan wajah marah dan di hadapannya ada seorang lelaki. "Putri?" katanya, lalu langsung bangkit sambil menatap ke arah Putri. Tak berpikir panjang Angga langsung berlari menghampiri kerumunan.
Reza pun menoleh ke arah tempat itu, dia juga langsung berlari menyusul Angga--tidak mau kalah.
"Wey tunggu!" Fion pun juga menyusul mereka berdua.
Putri menatap cowok itu sinis. Bukannya takut, cowok itu malah berlutut di depannya lalu menyodorkan bunga mawar yang tertata rapi di atas buket.
"Put, lo mau gak jadi pacar gue?" tutur cowok itu dengan nada memelas.
Gadis itu langsung membuang muka dan menutup matanya merasa muak. Dia menghela napas, tidak bisa berkata apa-apa.
"Kira-kira lo tau gak jawaban gue apa?" tanya Putri balik, berusaha memelankan nadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATSA [ Tamat ] 𝗿𝗲𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝘀𝗶
Novela JuvenilHanya cerita si cewek yang mati rasa bernama Putri. Sudah berkali-kali dikecewakan oleh cowok-cowok yang selalu mempermainkan dirinya, membuat Putri menutup diri dan tidak peduli lagi dengan apapun yang berhubungan dengan laki-laki, apalagi ternyata...