Widya sedang duduk di meja makan sambil menyantap makanan buatan bi kiem yang lezat. Wajahnya yang bahagia seketika melihat arga membawa seorang perempuan membuat wajahnya sedikit mendatar dan aneh!.
"Siapa cewe itu?" Tanya widya meskipun tidak mengetahui hubungan mereka berdua.
"Ini temen gue!" Jawab arga sambil merangkul perempuan di samping nya itu, Membuat hati dan suasana widya kacau dan hancur.
"Lo gak bawa Bitch lagi kan? Ke rumah gue?" Widya hanya menatap mata arga tajam.
"Gak!!!...mending lo pergi sana reflesing belanja kek!, buat apa di rumah trs!" Ucapnya santai tanpa ragu dan gugup.
"Apa urusan lo ama gue!, suka suka gue donk gue mau di rumah!. Ini rumah juga milik gue bukan lo!" Bentak widya sambil menatap sinis ke arahnya.
"Seterah lo!".
Ya hati dan perasaan tidak bisa untuk di mainkan oleh seseorang. Hancurnya dan rasa sakit yg di alaminya saat ini!, entah apakah mereka akan terlibat dengan cinta kdeuanya?.
Widya sedang terbaring di kamar tidur dengan santai memakai baju kaos putih oblong dan celana jeans pendek. Ia menatap ke arah atas sambil bergumam sendiri tanpa di ketahui orang lain.
"Kenapa gue cemburu liat arga deket sama cewe lain!...apa gue jatuh cinta?...idih ogah jangan sampe gue bisa jatuh cinta sama cowo berengsek itu!" Gumam widya di dalam kamar tanpa siapa pun.
"Emang gue apa daya nya pacar udah di putusin!...eh sekarang jadi mantan, eh jadi pelampiasaan nyesek anjir Arghtttt..." Widya kesel hendak ingin merusaki barang nya tetapu naas. Karna arga mencegah tangan widya yang ingin menghancurkan barang berbarga miliknya.
"Apa apaan lo cegah tangan gue lepas gak!" Ucap nya memberontak untuk di lepaskan.
"Gak!" Arga menatap matanya tajam.
"Lepas!".
"Enggk!".
"Gue bilang lepasin ya lepasin mending lo balik ke perempuan itu!".
"Buat apa gue balik ke perempuan itu?" Tanya arga dengan laga polos.
"Di-dia kan te-" Terhenti arga menempelkan jari telunjuk di bibirnya. Suasana hari ini sangat canggung dan aneh. Sekaakan akan hati nya merasa tergandanjal. Dag...dig...dug...jantung yg ian rasakan kini tak karuan.
"Emang dia temen gue tapi gak sebatas teman atau melainkan pacar!" Arga dengan santai mengatakan hal itu kepadanya.
"Maksud lo ap?".
"Dia bukan siapa siapa gue! Jadi gue berhak kan buat lo jatuh cinta?" Tanya arga mendekatkan wajah ke tatapan widya, membuat ia salah tingkah di hadapannya.
"I-ini ada telfon bentar hehehe..." ucap nya salting di depan arga. Lalu arga meraih ponsel tersebut dan membuakanya.
"Apa? Gak ada pesan atau telfon masuk! Lo boong ya? Sama gue barusan lo malu kan jawabnya!".
"Apaansi gak jelas lo!" Pipi widya merona ketika arga mengucapkan kata kata itu barusan.
"Jawab aja si ngapain malu sama gue! Lo mau kan jadi pacar gue?" Tanya arga tanpa ragu yang terus memandangi wajah cantik widya.
"Tau ya!" Jawabnya singkat.
"Dih...salting lagi nih ya?".
"Apaansi ga!, mending lo pergi ke kamar lo ini udah malem bsk gue mau les privat!" Seru widya sambil menatap ke arah lain sebab malu masih belum menjawabnya.
"Besok lo sekolah bukan les privat!, tuh kan lo mulai salting sm gue hhhhh...." Arga tertawa kecil dengan senyum manis dan indah membuat pandangan nya tertuju pada tatapan miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Brother
Roman d'amour"Maaf ya ga, gue cuma mau lo sembuh, gue gk maksud ngomong begitu!. lagian lo juga sok jual mahal ngomong begitu ke gue di saat lo sakit!" Batinnya sedu. "Gue taau wid lo ngomong begitu ke gue biar lo menjauh lagi kan dari gue!..." Batin arga terasa...