Part 1

9 0 0
                                    

"Lihat... itu Si Red Habanero..."

"Dia selalu bersama kaichou..."

"Habanero berlagak sombong sekali..."

"Iya padahal kaichou punya banyak teman, kenapa ia masih bersama Habanero itu..."

Kushina mengepalkan tangannya, menahan diri sekuat tenaga untuk tidak menghajar muka murid SMA Seika yang sedang mencibirnya.

Uzumaki Kushina sekarang berjalan bersama sang Kaichou –Ketua OSIS- Ayuzawa Misaki. Mereka melewati lorong yang tersambung ke kelas mereka. Tiba-tiba langkah Kushina berhenti. "Aku kekamar mandi dulu..." tanpa menunggu jawaban Misaki, Kushina langsung balik kanan dan berjalan cepat ke toilet. Misaki hanya tertegun. Bukan tuli atau berniat membiarkannya, Misaki mendengar semua ejekan kepada Kushina, sebenarnya telinganya juga panas, tapi ia hanya bisa diam, Kushina menyuruhnya untuk diam terhadap perilaku tidak menyenangkan murid lain pada Kushina. Mau tidak mau, Misaki menuruti permintaan Kushina.

"Apa yang dilakukannya kali ini?" Misaki hanya mendesah pasrah, ia mengikuti langkah Kushina menuju toilet.

"Kushina-... Apa yang kau lakukan!" Bentak Misaki sekaligus memegang pergelangan tangan Kushina. Misaki melihat jari telunjuk Kushina penuh darah, dan Kushina menulis sebuah kata-kata dengan darahnya pada sebuah tissue, 'Kaa-san...'

"Kushina..." Misaki menatap wajah Kushina yang tertunduk, namun tidak ada air mata, lalu dengan perlahan, Misaki membasuh jari Kushina, lalu mengeringkannya, dan membalutnya dengan sapu tangan.

"Tinggalkan aku, mereka menginginkan aku jauh darimu, Misaki..." Kushina berkata lirih.

"Tidak bisa. Aku sudah berjanji pada Taka untuk-"

"Taka sudah mati...!" Kushina berteriak. Kembali ia diyakinkan, Aniki-kakak lelaki-nya sudah tiada. "Taka, sudah mati..." ulang Kushina dengan nada yang lebih rendah, tapi penuh luka.

"Aku tau... dan janjiku tidak berubah meski Taka sudah tiada..." Misaki berkata lembut namun mantap.

"Sudah, ayo segera ke kelas..." Misaki menggenggam tangan Kushina dan menariknya lembut.

Dan ini yang Kushina butuhkan saat dunia mulai meninggalkan dan mengucilkannya, sebuah sentuhan yang hangat.

"Ohayo... Ayuzawa..." suara berat namun sanggup membuat telinga Misaki lebih panas. Suara Usui Takumi yang memanggilnya.

"Apa maumu Usui Takumi...!!!" bentak Misaki.

"Wow... pagi pagi sudah terbakar, aku hanya menyapamu Kaichou, apa mungkin kau membutuhkan es dariku untuk melelehkanmu?" Usui mengangkat dagu Misaki, menarik dagunya mendekat.

Duakh!

"Kau yang butuh es untuk meredam rasa sakit dikepalamu yang benjol itu..." Misaki meninggalkan Usui yang benjol kepalanya, sementara Kushina hanya menggelengkan kepala dan terkekeh geli. "Sampai kapan kau berhenti mengganggu Misaki?" Tanya Kushina, Usui hanya tersenyum sambil mengelus benjolnya. "Sampai ia tak akan sanggup melepaskan tanganku..." Kushina tersenyum, "Ya, ganbatte..." Kushina menepuk pundak Usui dan berlalu darinya.

Kushina berjalan dan berbelok menuju kelasnya, tetapi ia menabrak guru yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya, "Uzumaki ! Kau melihat kemana saat berjalan! Gunakan matamu dengan benar!" bentak guru itu. "Maafkan saya..." Kushina menunduk, lalu sedikit melihat wajah guru itu, tetapi ia melihat siswa asing yang berada dibelakang guru itu. Guru itu membenahi jasnya, "Sudahlah, ayo, Namikaze-san, saya antar ke ruang Kepsek..." guru dan siswa asing itu berlalu menuju ruang Kepsek, sementara Kushina segera menuju kelasnya.

Kushina segera duduk dan mengeluarkan music player-nya, dan menggunakan satu headset ditelinga kirinya, lagu rock, namun masih bisa didengar liriknya, music itu mengalun keras ditelinganya, kaki Kushina menghentak pelan mengikuti beat dari lagu rock itu. Kushina melirik Misaki yang berada di seberang kanan bangkunya, dan seperti biasa, Usui menggoda Misaki. 'Anak itu tidak ada kapoknya ya...?' Kushina menggeleng pelan, lalu kembali menikmati music nya sambil melihat keluar jendela.

10 menit kemudian, bel masuk berbunyi, jam pertama adalah olah raga. Tetapi Tamaki-sensei sudah memasuki kelas, dan berdiri didepan kelas, biasanya guru ini langsung berteriak untuk menyuruh muridnya segera ganti baju, tetapi kali ini...?

"Hari ini kalian akan mendapat teman baru. Masuklah, Namikaze-san..." Tamaki-sensei menoleh keluar kelas dan menulis sesuatu di papan, bersamaan dengan murid baru itu memasuki kelas. Murid laki-laki berambut pirang acak-acakan dan bermata biru sejernih langit. Mata murid perempuan reflex menatap penuh cinta kepada murid baru itu, ya dia sangat tampan.

"Namanya Namikaze Minato..." Tamaki-sensei menulis nama itu dipapan tulis, "Perkenalkan dirimu, Namikaze-san..." Tamaki-sensei mempersilahkannya.

"Perkenalkan, namaku Namikaze Minato, aku baru pindah dari British. Mohon bantuannya..." Minato membungkukkan badannya.

"Baiklah, waktu kita sudah terpotong 5 menit. Duduklah di kanan Ayuzawa Misaki. Dan segera ganti baju. Kalian semua, apabila 10 menit lagi tidak ada dilapangan, aku hukum push up 100 kali...!" Ujar Tamaki-sensei dengan tegas dan langsung keluar kelas.

Murid-murid langsung berhamburan ke toilet untuk ganti baju, sementara Minato bingung mana yang namanya Ayuzawa Misaki. "Disini..." Misaki melambaikan tangannya. "Kau harus cepat, Tamaki-sensei itu orang yang selalu tepat waktu..." Misaki langsung keluar dengan Kushina.

"Ini bajumu..." Usui melemparkan seragam olahraga pada Minato. "Trims..." Minato meletakkan tasnya. Mereka langsung keluar kelas.

"Ayuzawa... itu milikku..." Bisik Usui dengan tajam. Minato hanya tersenyum misterius.

-------

A/N :

Halo, apa kabar?

fic ini sebenarnya republish dari akunku di ffn, dengan judul berbeda dan beberapa pembenahan.

Thank you for reading! Don't forget to comment and vote!

~hanami

Thank You For Choosing MeWhere stories live. Discover now