Gisel menatap tetesan air hujan yang semakin deras, pepohonan di samping rumahnya beliuk-liuk diterpa angin. Gemuruh halilintar yang bersahutan membuatnya tak tenang.
"Kak Aldo, kamu dimana? Aku takut." Gumam Gisel dengan terus memeluk jaket yang di berikan Aldo tadi. Aroma tubuh Aldo masih menempel dengan jaket itu.
Sudah tiga jam lebih Gisel menunggu Aldo di depan teras, namun Aldo tak kunjung datang.
"Apa aku jalan kaki aja ya pulangnya."
Gisel menatap langit yang mulai menggelap, hujan sudah mereda meninggalakan hawa dingin yang semakin menusuk sampai ke tulang. Gisel berjalan pelan menyusuri trotoar, berharap hujan tidak akan kembali mengguyur bumi, paling tidak sampai dia sampai di rumah.
"Hallo cantik, sendirian aja?"
Gisl menghiraukan gerombolan laki-laki yang terus menggodanya. Langkahnya semakin cepat dan dia terus merapalkan doa dalam hati agar Tuhan melindunginya dan juga calon anaknya.
"Santai aja cantik, gak usah buru-buru gitu jalannya." Ucap salah seorang laki-laki itu, tangan Gisel di teraik dengan paksa olehnya.
"Lepas!"
"Ayolah, gak usah sok jual mahal gitu."
"Lepas! Tolong, tolong!"
Gisel terus meronta dan berteriak minta bantuan.
Kak Aldo, tolong.
"Teriak yang kenceng, gak akan ada yang bisa nolongin kamu, mereka semua takut sama kita-kita, haha."
"Tolong, tolong!!"
"Lepaskan dia."
Gisel bersyukur dalam hati saat ada seseorang yang mau membantunya. Dirasa genggaman pria itu mengendur, Gisel langsung menghempaskannya dan berlari menjauh.
"Ada yang mau sok jagoan rupanya." Cibir preman tersebut.
"Gak usah banyak gaya kalau beraninya sama perempuan, ban-ci." Laki-laki itu sengaja menekan kata 'banci' di akhir kalimatnya.
"Gak usah banyak bacot lo!" Gerombolan preman tersebut langsung menyerang laki-laki itu tanpa ampun, beruntung kali-laki itu dapat mengimbangi mereka. Mungkin dia punya ilmu bela diri.
"Gue bisa patahin leher temen lo kalau kalian gak pergi dari sini sekarang juga." Ancam laki-laki tersebut.
"Liat, kacung lo aja pergi ninggalin lo. Masih berani mau lawan gue?"
"Ampun, gue gak akan ganggu cewek lo lagi." Ucap preman tersebut di sela-sela rintihannya.
"Balasan apa yang setimpal dengan hal yang udah lo lakuin sama dia, hem?"
"Akhh."
"Oh tadi lo sempet pegang tangan dia kan? Kalau gitu biar tangan lo aja yang gue patahin."
"Akkhhhhh."
"Pergi lo."
Gisel yang melihat kejadia itu bergidik ngeri, dia mendekati laki-laki yang telah menolongnya.
"Makasih banyak mas, kalau tadi mas gak lewat saya gak tau gimana nasib saya. Sekali lagi terimakasih." Ucap Gisel dengan tulus.
"Yaelah cakep-cakep gini dipanggil mas-mas." Laki-laki tersebut melepas maskernya, dan betapa terkejutnya Gisel melihat siapa orang itu.
"Azka."
"Iya ini gue."
"Kangen banget." Gisel langsung memeluk tubuh tegap Azka, sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage by Accident
RomanceHAI GAIS! INI MAINSTREAM BGT EMANG, semoga kalian gak jijik 😭 "Kak Aldo, aku lelah beruang sendirian. Aku lelah kamu siksa dalam pernikahan dimana hanya aku yang mencintai. Tolong, lepaskan aku. Biar aku yang jaga dia sendirian, mungkin itu lebih b...