1, The Prisoner of Azkaban

2.4K 175 2
                                    

Flashback

Malam berganti pagi. Saat matahari terbit, cahaya matahari mulai menyusup melalui jendela kamar, membangunkanku dari tidur yang nyenyak. Tiba-tiba, sebuah ledakan keras terdengar, memecah keheningan pagi.

"Bombarda!" teriak seorang pria dengan suara lantang, diikuti suara runtuhan yang mengguncang udara.

Aku terbangun, memandang ke halaman belakang, dan mendapati suara berisik itu berasal dari Draco yang sedang berlatih sihir.

"Heh, bisa pelankan sedikit? Aku terganggu!" teriakku.

Draco menoleh ke arahku, lalu menaiki broomstick yang ada di sampingnya dan terbang menghampiriku yang berdiri di balkon.

"Alois, kamu harus latihan sihirmu. Kamu kan sudah hampir 11 tahun, harusnya bisa menguasai mantra dasar seperti Alohomora atau Wingardium Leviosa. Kamu harus siap sebelum masuk Hogwarts!" Draco turun dari broomstick dan berdiri di depanku.

"Aku nggak yakin bisa sihir seperti kalian. Mungkin aku akan sekolah seperti anak-anak Muggle saja. Jujur, aku nggak tertarik dengan sihir," jawabku santai.

Draco memukul kepalaku dengan keras.

"Heii!" aku mengusap kepalaku yang terasa sakit.

"Bodoh! Meskipun kau half-blood, kau tetap bagian dari keluarga Malfoy. Latih sihirmu, atau aku akan usir kau dari rumah!" Draco mundur sedikit, lalu mengacungkan tongkat sihirnya ke arahku.

"Aguamenti!" Air memancar dari ujung tongkatnya dan langsung membasahi tubuhku.

"Draco..." teriakku dengan kesal.

"Sihir itu keren, kan? Tangkap ini!" Draco melemparkan tongkatnya ke arahku. Secara refleks, aku menangkapnya.

"Apa ini? Haruskah aku patahkan tongkatmu?" tanyaku.

"Berani-beraninya kamu, coba saja!" Draco berkata dengan nada menantang, namun aku hanya tertawa melihat reaksinya.

Draco turun ke bawah.

"Sini!" teriak Draco dari bawah.

"Sudah kubilang, aku nggak mau latihan sihir!" teriakku.

"Turun atau aku Bombarda kamarmu!" teriak Draco.

"Kalem, bos!" balasku, lalu akhirnya turun ke bawah karena takut kamarku akan dihancurkan Draco.

"Jadi, mantra apa dulu?" tanyaku.

"Mantra dasar. Pegang tongkatnya dengan benar, dan hati-hati kalau tongkatku sampai rusak!" Draco mengingatkan.

Aku melihat tanganku dan menyadari aku memegang tongkatnya dengan terbalik.

"Maaf, jadi mulai dengan mantra apa?" tanyaku lagi.

"Jangan terburu-buru dengan mantra. Takutnya tongkatku nggak cocok sama kamu. Coba ayunkan dulu tongkatnya dan lihat apa yang terjadi," perintah Draco.

Aku mengangguk dan perlahan mengayunkan tongkatnya.

Tiba-tiba, langit yang cerah berubah gelap. Awan hitam menggulung, petir menggelegar, dan sebuah suara menggelegar terdengar dari langit.

"Anak dari raja para dewa telah membangkitkan kekuatannya. Sebentar lagi para monster akan mengincarnya!"

Aku dan Draco terkejut dan langsung berlari masuk ke rumah mencari mama.

"Mama..." teriakku.

Kami segera mengerumuni mama yang tampak panik.

"Ada apa, nak?" tanya mama cemas.

Son of Zeus : Alois MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang