2

1.3K 146 3
                                    

Kelas Ramuan telah selesai, dan aku masih mengusap kepalaku yang terasa sakit setelah Profesor Snape memukulnya dengan keras. Aku berjalan melintasi lorong, ketika tiba-tiba Draco menghampiriku.

"Heii," sapa Draco sambil merangkul pundakku.

"Oh hai, hhh, kepalaku sangat sakit," jawabku.

"Ada apa? Siapa yang berani memukulmu?" tanya Draco dengan nada serius.

"Kamu akan membalaskan dendamku?" tanyaku, setengah bercanda.

"Tentu saja! Aku tidak mau kalau adikku kesakitan," jawab Draco, masih dengan tampang serius.

"Oh… tolong balaskan dendamku pada Profesor Snape, dia memukul kepalaku sangat keras," ucapku.

Draco mendorong tubuhku, dan aku langsung menabrak Hermione yang sedang berjalan di depan kami.

"Perhatikan langkahmu, Malfoy," ujar Hermione dengan nada sinis.

Aku berdiri tegak dan membalasnya. "Jangan marah padaku, nona. Marahi saja si pirang itu, dia yang mendorongku," aku menyenggol bahu Ron yang sedang menatap kami sinis.

Draco juga ikut menyenggol bahu Ron hingga dia terjatuh, lalu kami berdua pergi meninggalkan mereka.

"Ck, kakak beradik itu punya sifat yang sama," ucap Ron, kesal, sambil membersihkan jubahnya yang kotor.

Aku melangkah masuk ke ruang rekreasi asrama Slytherin. Beberapa anak sedang berkumpul di sana, dan aku bergabung bersama mereka.

"Dimana kakamu?" tanya Pansy.

"Dia di belakangku tadi, memang kenapa?" jawabku, balik bertanya.

"Tidak ada, hanya bertanya saja," jawab Pansy.

Tiba-tiba Draco memanggilku dengan suara keras, "Alois Malfoy!"

"Oke, ini dimulai," kata Vincent.

"I'm here, brother," ucapku santai.

"Alois, kamu harus mandi, tubuhmu sangat kotor. Aku tidak mau tidur denganmu sebelum kamu mandi," kata Draco.

"Ada apa, Drac?" tanya Pansy.

"Dia memeluk seorang Mudblood," jawab Draco sambil menunjukku.

Aku berdiri dan membalasnya, "Hei, kau yang mendorongku, Draco. Kalau kau tidak mendorongku, mana mungkin aku memeluk Mudblood itu?"

Tiba-tiba, Gregory mengarahkan wand-nya padaku. "Aguamenti!" Sontak air keluar dari wand-nya dan langsung membasahi tubuhku.

Aku menatapnya sinis. "Oh, terima kasih, Greg," ujar Draco sambil melakukan Hi5 dengan Gregory.

"Lama-lama aku kutuk kalian jadi batu," ucapku sambil melangkah menuju kamar untuk mengganti pakaian.

Ketika aku kembali ke ruang rekreasi, Blaise berkata, "Draco, tubuh adikmu sudah suci."

"Diem lo, item!" jawabku.

Aku melihat Gregory sedang duduk bersebelahan dengan Vincent dan Draco. Dengan niat jahil, aku mengarahkan wand-ku padanya dan mengucapkan mantra. "Aguamenti!" Air langsung membasahi tubuh Gregory, Vincent, dan Draco. Melihat mereka basah kuyup, aku tertawa terbahak-bahak.

"Adikmu harus diberi pelajaran, Drac," ujar Vincent.

"Aku setuju, kita habisi dia," balas Draco.

Mereka bertiga perlahan mendekatiku.

"Jangan mengeroyokku, itu curang," ujarku sambil mundur perlahan.

Mereka tetap mendekat, jadi aku langsung berlari meninggalkan asrama dengan sangat cepat. Aku berlari menuju menara dan bersyukur mereka tidak mengejarku.

"Mereka sangat gila, aku hanya membalaskan dendamku, tapi kalau mereka membalasku balik, itu tidak akan impas," keluhku.

"Tapi membalas dendam itu tidak baik, bukan?" tiba-tiba sebuah suara wanita terdengar. Aku menoleh dan melihat seorang wanita dengan rambut hitam panjang mengenakan jubah asrama Ravenclaw.

"Hi, aku Cho. Kamu bisa memanggilku Cho. Siapa namamu?" tanyanya sambil menjulurkan tangan.

Aku menjabat tangannya. "Alois Malfoy," jawabku.

"Oh, kamu adik si Malfoy itu ya? Salam kenal, aku tidak tahu kalau kamu bisa diajak bicara, sangat berbeda dengan kakamu," ucap Cho sambil tersenyum.

"H-hmm, jangan menjelekan kakaku," balasku sinis.

"Aku tidak menjelekan kakamu, Alois. Aku hanya berkata fakta," jawab Cho.

"Terserahmu," jawabku, kemudian melangkah pergi meninggalkan Cho.

"Oh ya, jangan bilang siapapun kalau kita pernah berbicara," kataku.

"Sampai jumpa nanti, Malfoy," lambaian tangan Cho mengiringi kepergianku.

Aku mengabaikan perkataannya dan terus berjalan menjauh.

Di sisi lain, Cho berbicara pada Penelope.

"Kamu berbicara dengan siapa, Cho?" tanya Penelope.

"Tidak ada," jawab Cho.

"Bohong, aku tadi mendengar kamu menyebut nama Malfoy. Apa kamu ngobrol sama Draco? Atau adiknya?" tanya Penelope lagi.

"Baiklah, jangan bilang ke orang lain. Aku tadi berbicara dengan Alois," jawab Cho.

"Wah, aku tidak menyangka dia bisa diajak bicara. Sifatnya lebih pendiam dibanding Draco," kata Penelope.

"Yaa, ketika di kelas pun, Alois hanya memperhatikan atau kadang tidur. Aku tidak pernah mendengar suaranya, padahal ini sudah tahun kedua kita di Hogwarts," ujar Luna.

"Itu mustahil, Luna. Dia pasti pernah mengeluarkan suaranya. Aku jadi penasaran dengan suaranya," kata Penelope.

"Suaranya indah, sepertinya akan bagus kalau Alois bergabung dengan tim paduan suara," kata Cho.

"Alois Malfoy… Aku sangat penasaran padanya," kata Luna santai.

Penelope dan Cho saling bertukar pandang dengan tatapan mengejek.

"Jangan bilang kamu menyukai si Malfoy itu, Luna!" ujar Penelope dengan tertawa.

"Luna, ini baru tahun kedua. Alois belum terlalu menonjol, lebih baik kamu kejar dia sekarang sebelum terlambat," kata Cho sambil menepuk pundak Luna.

"Heii, aku hanya bercanda," kata Luna dengan wajah memerah.

---

Sekarang aku duduk di taman belakang sendirian, ketika terdengar suara berisik. Kulihat ke belakang, dan ternyata itu adalah Harry, Ron, dan Hermione yang sedang bergurau sambil berjalan ke arahku.

"Oh, tempat ini sudah penuh," ucap Hermione.

"Kenapa? Itu hanya si Malfoy junior," ujar Ron.

Mereka bertiga akhirnya duduk di bangku sebelahku.

"Hei, Malfoy junior, apa kamu tidak mau meminta maaf setelah menabrak temanku?" tanya Ron.

Aku menatap mereka dan menggelengkan kepala.

"Ada apa? Kenapa tidak mau berbicara? Kau bisu?" tanya Ron.

Hermione menginjak kaki Ron, membuatnya meringis kesakitan. Aku bangkit dari kursi.

"Oh, sungguh, aku sedang malas berdebat. Bisakah kau diam, Weasley? Dan Granger, aku tidak akan meminta maaf padamu karena yang salah adalah kakaku, bukan aku. Jadi berhenti mengemis padaku," kataku sambil melangkah pergi.

"Aku tidak mengemis permintaan maafmu, Tuan Malfoy!" balas Hermione.

"Bicaralah pada temanmu itu, Granger. Sungguh, aku sedang malas berdebat sekarang," jawabku, lalu pergi meninggalkan mereka.

* Next Episode *

Heiii yg baca Vote dong biar akunya makin semangat buat upload, plisss Vote yaaa vote hehehe
Makasiiih

Son of Zeus : Alois MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang