"Maafkan aku yang hanya bisa berharap tanpa bisa berkata sejujurnya."
~ Latisya
Hai guys. Eh kok jum'at udah nongol. Baca sampe abis ya :D
Enjoy the story
Happy Reading^^
Hari ini Latisya mengikuti seleksi untuk perlombaan renang. Latisya dan Dena sedang duduk di pinggir kolam renang sambil melihat kakak kelasnya yang sedang di tes oleh pelatih. Latisya akan mengikuti seleksi lomba gaya bebas, sedangkan Dena seleksi loncat indah. Latisya akui Dena sangat menyukai loncat indah, tak heran dia sangat berlatih untuk perlombaan kali ini.
Seleksi pun dimulai kini giliran murid baru yang diseleksi. Latisya dan Dena melakukan seleksi di kolam yang berbeda. Latisya melakukan seleksi dengan tiga teman perempuan lainnya. Latisya berusaha sekuat yang dia bisa, namun dia di posisi kedua yang artinya dia akan mejadi bahan pertimbangan untuk pelatihnya karena murid kelas 10 hanya 1 orang yang terpilih setiap cabang. Latisya tak begitu berambisi, toh dia baru masuk juga kan.
Latisya mendengarkan penjelasan dari pelatih nya mengapa dia tak lolos seleksi. Ya, ternyata Latisya tak lolos, karena yang tadi berada di posisi pertama memang pernah mengikuti lomba renang sebelumnya. Latisya tak kecewa atas hasil itu, karena yang terbaik harus membawa nama baik sekolah bukan?
Walaupun Latisya tak lolos seleksi, dia akan tetap datang untuk menonton teman-temannya dan kakak kelasnya.
Kemudian Latisya memilih untuk duduk di kursi nya sambil mengeringkan badannya. Terlihat juga Dena yang sedang berjalan ke arah nya, wajahnya sangat ceria.
"Lo gimana Den? Lolos?" tanya Latisya penasaran.
"IYA Sya, gue lolos. Akhirnya. Seneng banget gue." Ucap Dena sambil memeluk Latisya.
"Syukurlah kalo lo lolos. Nanti gue nonton dan fotoin lo deh."
"Emang lo gak lolos Sya?" tanya Dena yang kini wajahnya bingung.
"Enggak."
"Kenapa?"
"Gue kurang cepet, beda selisih waktu berapa detik aja. Lagian tadi gue salah step."
"Yahh, padahal gue pengen kita lomba bareng."
"Gak apa-apa lah. Lagian gue masih baru."
"Lo juga gak terlalu ambis kaya gue si, jadi lo terima terima aja kalo lo gak lolos." Ledek Dena.
"Iya emang gue gak ambis kaya lo." Balas Latisya.
"Persiapan kemah gimana?"
"Aman kok."
"Sayangnya kita gak sekelompok ya. Coba aja sekelompok-"
"Pasti lo mau kelompok kita menang teruskan. Lo ambis dimana-mana." Potong Latisya dengan candaan.
"Bisa aja lo."
Untung saja mereka berdua tak pernah menganggap serius candaan mereka, jadi tak akan ada sakit hati yang berujung permusuhan. Latihan kali ini selesai, dan artinya besok Latisya tak perlu ikut latihan. Jadi, besok dia bisa bangun lebih siang. Tapi tunggu, Latisya mengingat sesuatu. Bukankah dia berjanji untuk menghubungi Kinan jika ada hari yang kosong. Nanti sampai di rumah dia akan menghubunginya.
***
Sebenarnya Latisya ingin pergi bersama teman-temannya di hari minggu, namun Syifa tidak bisa. Alhasil merekapun tak jadi pergi. Jadi, Latisya memutuskan untuk menghubungi Kinan. Latisya bingung dia akan menghubungi Kinan melalui siapa, Kendra atau Kak Eza. Sepertinya Latisya akan mengubungi Kendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Kisah seorang wanita biasa yang merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada dari satupun pria yang sadar akan kehadiran dari cinta wanita itu