Jungkook tidak pernah menyangka bahwa ibunya benar-benar akan melakukan apapun untuk Jungkook, seperti saat ini ulangan penilaian akhir semester sudah berlalu bahkan seminggu yang lalu. Dan tepat hari ini adalah penerimaan hasil raport. Dan Jungkook benar-benar merasa beruntung dan sangat bersyukur sebab dirinya masih bisa mempertahankan peringkat pertama dikelasnya dan juga peringkat pertama di angkatannya.
Jungkook tidak tau apa yang sudah dilakukan ibunya, yang jelas segala kekhawatiran Jungkook justru lenyap seketika. Tak dipungkiri juga dirinya merasa senang bahwa Taehyung benar-benar tidak akan pernah bisa mengalahkan dirinya dari segi kepintaran. Karena pada nyatanya Taehyung mendapatkan peringkat kedua di kelas, ya begitu mengejutkan mengetahui Taehyung adalah murid baru dikelasnya. Jungkook jadi tidak perlu cemas mengenai ayahnya yang sedang menunggu hasil raportnya dirumah.
"Wah, selamat ya Jungkook! Kamu memang sangat pintar!"
Salah satu siswi memuji Jungkook, Jungkook hanya membalas dengan senyuman.
"Selamat ya! Aku sudah menduga kamu pasti akan mendapat peringkat pertama lagi!"
Dan begitu banyak pujian yang Jungkook dengar dari teman sekelasnya, bagi Jungkook pun ini sudah biasa. Mengingat dua tahun dirinya menempati peringkat pertama seangkatan secara berturut-turut.
"Wow, lihat! Jungkook menjadi peringkat pertama rupanya!" Seru Namjoon yang baru saja memasuki kelas setelah barisan di bubarkan dari aula. Berangsur mendekat dan duduk diatas meja Jungkook, diikuti dengan Seokjin, Hoseok dan Yoongi.
"Tentu saja" jawab Jungkook bangga. "Bukankah ini sudah biasa?" sambungnya lagi.
"Ya tentu saja, memang siapa sih yang bisa mengalahkan seorang Jeon Jungkook?!"
Semua tampak terkejut akan ucapan yang keluar dari bibir Yoongi, Hoseok menatapnya sambil berbisik "Kamu kenapa sih?" tanyanya. Namun hanya dibalas dengan wajah cueknya yang memutar bola matanya malas
"Iya memang tidak ada yang bisa mengalahkanku! Itu kenyataannya" balas Jungkook.
"Oke, we know that. But i wanna ask to you, how about our plan?" Namjoon bertanya sekaligus ingin mengalihkan pembicaraan karena sebetulnya dia terlalu muak dengan segala kesombongan seorang Jeon Jungkook.
"Tetap akan aku lakukan! Aku sudah mencari tau segala tentang mereka dan aku tidak akan menyia-nyiakan hal itu" Jungkook menatap satu per satu dari mereka "Dan aku ingin segera menyingkirkan Taehyung secepatnya!" sambungnya lagi.
"Yeah, memang seharusnya begitu bukan? Aku juga ingin Taehyung segera pergi dari sini dengan begitu aku bisa memperbudak Jimin lagi" seringaian tercetak jelas di wajah Namjoon membuatnya terlihat berkali-kali seperti seorang penjahat.
"Lalu kapan kita akan bertindak?" Seokjin membuka suara lalu menatap Jungkook dan Namjoon secara bergantian.
"Setelah liburan semester selesai" balas Jungkook dan lagi-lagi seringaian muncul di wajah Namjoon dan Jungkook kian lebar.
"Gila! Bagaimana bisa?!" Pekik Jimin saat dia sudah keluar dari aula dan berjalan menyusuri koridor bersama Taehyung.
"Mana aku tau, tapi aku yakin ini tidak benar!"
Jimin mengangguk, "Tentu saja! Jelas-jelas nilaimu dan Jungkook itu tidak terlalu beda jauh dan kamu mendapatkan nilai ulangan matematika lebih besar waktu ujian. Tapi kenapa dia tetap bisa mendapatkan peringkat satu? Bukankah ini tidak adil?"
Jimin bahkan mengatakan itu dalam satu tarikan napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Memory (VMin)
Fiksi Penggemar[SLOW UPDATE!] [Friendship Fanfiction] Hanya sebuah kisah dimana Park Jimin bertemu dengan manusia aneh bernama Kim Taehyung.