mianhae 5

1.1K 58 3
                                    

Sudah satu bulan lama nya Chanyeol terbaring diblankar rumah sakit, tetapi belum ada perubahan sama sekali. Yang ada, kondisi jantungnya semakin melemah, dan itu membuat Baekhyun semakin menangis tanpa henti.

"Tolonglah bangun, Chan" lirih Baekhyun.

"Aku butuh kamu, Chan. Jaebal".

"Tolong bangun, Chan" lirih Baekhyun yang kini sudah dibanjiri air mata.

..

Sementara diruangan yang berbeda, Irene juga masih belum sadarkan diri. Kedua orangtua nya baru datang untuk menjenguk anak bungsunya itu satu minggu yang lalu.

Selama ini, yang mengurus Irene ialah Bibi Jung. Dari mulai mengganti pakaiannya, pakaian dalamnya, serta menyeka seluruh tubuh Irene dengan handuk kecil. Bibi Jung tak memberitahu Baekhyun, kalau Chanyeol tak sendirian dalam kecelakaan tersebut. Ia tidak ingin membuat hati Baekhyun semakin hancur saat mendengar penuturan nya nanti.

Bibi Jung mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka dan tak sengaja mendengar ucapan kedua orang tua nya Irene.

"Sebaiknya kita bawa JooHyun pulang ya, Dad" ucap Ibu Irene.

"JooHyun?" lirih Bibi Jung dari luar ruangan Irene.

"Bagaimana kalau nanti dia sadar, dan ingin kembali kesini?" tanya Ayah Irene yang sedang duduk disofa.

"Kita cegah saja. Dan bilang ke dia, kalau Korea sudah tidak membutuhkan model lagi seperti dia" jawab Ibu Irene.

"Aku akan mengurus semua surat surat pindahan dia kembali ke Jerman, secepatnya" jawab Ayah Irene semangat.

Sementara dibalik pintu kamar inap Irene, Bibi Jung bertanya tanya pada diri nya sendiri. Ia heran dengan sebutan 'JooHyun' tadi. Pasalnya, gadis yang ia kenal dan memiliki nama itu hanya sahabat dekat Baekhyun semasa sekolah tingkat akhir dulu. Satu pertanyaan timbul didalam pikiran Bibi Jung.

==*==

Hari sudah petang, dan Baekhyun baru kembali dari butiknya. Baekhyun duduk disamping ranjang Chanyeol dengan tatapan sendu.

"Aku mohon, bangun Chan"

"Jangan tinggalin aku"

"Chan. Jaebal" lirih Baekhyun dan akhirnya pecah lah tangisannya.

.

.

JooHyun atau yang dikenal sebagai Irene, sudah di ijinkan oleh pihak rumah sakit untuk dipindahkan ke Jerman. Ayah dan Ibunya sudah bersedia menanggung segala keluhan yang nantinya timbul dari tubuh Irene. Dokter bilang, Irene mengalami geger otak akibat benturan keras ditempurung kepala nya. Ada kemungkinan Irene akan mengalami Amnesia akut.

Huftt! Ibu Irene menghela nafas panjang sebelum pesawat rumah sakit tersebut takeoff.

.

.

Baekhyun tertidur disamping ranjang Chanyeol sambil tangan nya terus menggenggam tangan besar suami nya. Sepanjang hari, Baekhyun selalu berdoa untuk kesembuhan suami nya. Ia ingin hidup bahagia bersama suami nya sampai maut memisahkan. Lagi lagi Baekhyun berdoa seperti itu. Hhhh!

Baekhyun berjingkat kaget dan langsung menoleh kearah suami nya yang masih Setia memejamkan mata nya. Tetapi ia merasakan kalau jari jari Chanyeol bergerak. Ia langsung memanggil Dokter melalui tombol putih dekat ranjang Chanyeol.

Tak berselang lama, Dokter beserta dua perawat datang. Dan langsung memeriksa tubuh Chanyeol.

"Bagaimana Dok? Apa ada perubahan dari suami saya?" tanya Baekhyun penasaran.

"Maaf Nyonya. Kondisi suami anda masih sama seperti sebelum sebelum nya" jawab Dokter dan langsung meninggalkan ruangan.

Baekhyun kembali terduduk dibangku samping ranjang Chanyeol. Semua tubuhnya sudah lemas dan air mata nya sudah tidak ingin keluar lagi. Kondisi Baekhyun pun tak kalah menyedihkan, raut wajah yang kusam, mata yang sembab, dan pipi yang terlihat tirus.

"Sayang, bangun lah. Aku mohon jangan tinggalkan aku" lirih Baekhyun dan detik berikutnya ia tertidur sampai ke esokan pagi nya.

==*==

Pagi yang cerah membuat hati seorang wanita berdarah China pun ikut bahagia. Terlihat dari raut wajah nya yang cantik, bahwa wanita ini sedang merasakan yang nama nya jatuh Cinta.

Bicara soal jatuh Cinta, wanita ini sangat menentang keras kalau ia tak akan bisa ditaklukkan oleh pria Korea. Tetapi kini semua perasaan nya malah berbanding terbalik dengan apa yang pernah ia ucapkan dulu.

Wanita cantik berdarah China ini sedang merasakan Jatuh Cinta kepada seorang pria tampan bertubuh tinggi, berkulit putih, dan memiliki mata hazel. Kedua nya baru menjalin komunikasi kurang lebih satu minggu. Mereka sering bertukar pesan, bertukar cerita, dan melakukan video call.

"Luhanie, apa kabar?"

"Kabarku baik, Sehunie" jawab Luhan yang sedang menahan rona merah dipipi nya.

"Kau sudah makan?"

"Belum, pekerjaanku masih banyak. Baekhyun sudah satu bulan ini, tak datang ke butik" jawab Luhan.

Mereka kini sedang melakukan video call.

"Baekhyun? Park Baekhyun maksud kamu?" tanya Sehun.

"Iya. Dia sahabatku, sahabat Kyungsoo juga"

"Bagaimana kabar dia? Terakhir aku bertemu dengannya saat dipernikahan nya dulu lima belas tahun yang lalu"

"Kabar dia sangat menyedihkan. Kyungsoo bilang, kalau dia dengan suami nya sudah sedikit renggang hubungannya"

"Mwo?! Renggang bagaimana maksudnya?"

"Yah pokoknya renggang. Sering perang dingin"

"Coba ceritakan padaku. Aku dan Chanyeol adalah saudara sepupu, Ibu kami adik kakak"

Akhirnya Luhan pun menceritakan semua kejadian apa yang dialami Baekhyun dan juga Chanyeol. Luhan bercerita kepada Sehun dengan sangat detail. Dan ia juga selalu bilang, kalau apa yang ia ucapkan, Kyungsoo yang memberitahunya.

"Gitu cerita nya" ucao Luhan setelah selesai bercerita.

"Aku tidak menyangka, Chanyeol hyung akan seperti ini. Kasihan Baekhyun"

"Yasudah ya, Sehunie. Aku ingin melanjutkan pekerjaan ku lagi. Bye" ucap Luhan yang langsung mematikan iPad nya.

.

.

Kedua orang tua Baekhyun datang mengunjungi rumah nya di Seoul. Mereka tidak mengetahui permasalahan yang sedang Baekhyun dan Chanyeol alami. Ibu dan Ayah nya hanya mengetahui kalau anaknya hidup bahagia bersama pasangan hidupnya.

Padahal dibalik itu semua, Baekhyun menanggung beban yang begitu berat seorang diri selama lima belas tahun. Tanpa berniat untuk memberitahu orangtuanya ataupun orangtua Chanyeol.

Ting

Tong

Bel pintu berbunyi. Dan Bibi Jung langsung berlari untuk membukakan nya.

"Siap..aa" Bibi Jung terkejut akan kedatangan orangtua Baekhyun yang secara tiba-tiba.

"Nyonya, Tuan" ucap Bibi Jung ramah.

"Jung-ssi. Apa kabar?" tanya Ibu Baekhyun setelah dibawa masuk kedalam dan duduk diruang tengah.

"Baik Nyonya. Sebentar saya buatkan minum dulu" ucap Bibi Jung dan melesat pergi kedapur.

"Terlihat sama tetapi berbeda ya, Yeobo " ucap Ibu Baekhyun sembari mata nya melihat lihat seluruh ruang tengah
.
.
.
.
.
#bersambung.

Mianhae Baekhyun-ah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang