"Appa! Aku baru saja menangkap kelinci!"
"Taruh saja di sana Jaebum," ucap papa Im yang masih sibuk membaca koran.
"Baiklah..."
"Youngjae pulang! Youngjae bawa kelinci!" ucap Youngjae semangat sembari membawa kelinci itu kepada papa Im.
"Benarkah? Anak appa pintar sekali," ucap papa Im sembari menepuk-nepuk pundak Youngjae.
Jaebum yang melihat hal tersebut dipenuhi dengan amarah dan segera lari meninggalkan rumah.
"J-Jaebum!"
"Appa? Jaebum-hyung kenapa?" tanya Youngjae kebingungan.
"Ah... Tidak apa-apa. Nanti kalau eomma sudah pulang, Appa keluar rumah sebentar ya," ucap papa Im sedikit panik.
Youngjae mengangguk mengerti dan menaruh kelinci yang dia tangkap di dapur, kemudian dia mulai bermain dengan mainan di kamarnya.
Jaebum masih berlari sampai dia sendiri tidak tau dia sudah di mana, yang dia tau dia sudah melewati sungai tempat dia bermain.
Tiba-tiba saja Jaebum teringat akan larangan appa-nya. Jangan sekali-kali pergi ke seberang sungai, tempat itu berbahaya.
Tetapi Jaebum kecil yang terbawa emosi tetap menyeberangi sungai itu, aliran sungai itu tidak deras sama sekali, karena itu dia dapat menyeberang dengan mudah.
Dia terus berlari dan berlari, sampai kakinya terasa sakit dan pegal. Keringatnya terus mengalir tetapi Jaebum tidak menghentikan langkahnya.
Tidak ada air mata yang mengalir, dia tidak merasa sedih, dia hanya merasakan amarah yang besar, entah itu amarah pada appa-nya atau Youngjae.
Dia berlari sampai dia menemukan air terjun yang begitu indah, dia menghentikan langkahnya dan menatap air terjun tersebut sejenak.
Percikan airnya mengenai wajah Jaebum dan itu membuatnya merasa segar kembali. Merasa haus, Jaebum mendekati air terjun tersebut dan menggunakan tangannya untuk mengambil air dan meminumnya.
"Siapa di sana!?"
Jaebum menoleh ke asal suara, seorang anak laki-laki yang seumuran dengannya sedang bersembunyi di belakang pohon.
"Namaku Jaebum! Aku tidak akan menyakitimu!"
Anak laki-laki tersebut terlihat ragu dan melemparkan batu kecil yang segera di tangkap oleh Jaebum dan dengan spotan Jaebum lempar balik ke anak itu.
Anak tersebut segera menangkap batu itu dengan kecepatan yang tidak dapat di lihat manusia dan kembali menatap Jaebum.
"Kamu bukan manusia?" tanya anak tersebut.
Jaebum menggelengkan kepalanya dan anak tersebut langsung berlari menghampiri Jaebum.
"Berarti kita teman?" tanya anak itu dengan semangat.
"Tentu saja!" jawab Jaebum tidak kalah semangat.
"Ryan, Ryan Cartelius," ucap Ryan sembari mengulurkan tangannya.
"Jaebum, Im Jaebum," ucap Jaebum sembari menjabat tangan Ryan.
Mereka berdua duduk sedikit jauh dari air terjun agar suara mereka terdengar. Mereka mulai berbincang-bincang hal-hal kecil sampai Jaebum menanyakan kenapa Ryan kecil berada di hutan sendirian.
"Ayahku mengatakan aku lemah dan mengusirku dari rumah, jadi aku langsung lari dari rumah... Kalau kamu Jaebum?" tanya Ryan penasaran.
"Appa lebih sayang pada adikku..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wolf My Dog || JJP [TAMAT] ✔
Fanfic"Berikan aku satu alasan untuk tidak membunuh anjing ini." "Aku berjuang mempertaruhkan nyawaku demi dia! Dan dia hanyalah anjing kecil yang tidak bersalah!" - Park Jinyoung, ditemukan dalam kondisi terluka parah dan terlantar di dalam hutan. - Mark...