Perlahan Donghae membuka matanya. Ia mengucek-ngucek matanya sambil menguap. Ada yang aneh saat ia baru saja terbangun, ia masih menggunakan setelan kerjanya, namun tak serapi kemarin. Pakaiannya begitu kusut dan bau alkohol masih tercium dimana-mana. Ahhhh ia ingat, tadi malam selepas pulang dari apartemen Hara, Donghae langsung menuju bar dan mabuk sepuasnya. Dan setelah itu ia tak ingat apapun.
Ia melihat sekelilingnya. Ini bukanlah kamarnya, tapi ini adalah ruang tengah di apartemennya. Apa semalam ia tidur di atas sofa? Lalu bagaimana dengan Jessica?
Kini Donghae mulai mengedarkan pandangannya, mencari-cari seseorang. Dan lagi-lagi, ia menemukannya di balkon. Aktivitas gadis itu di pagi hari memang menyiram bunga lili miliknya. Dan setelah itu, gadis itu pasti akan melamun. Donghae ingat ketika Jessica mengatakan bahwa di balkon, mungkin gadis itu bisa menemukan ingatannya kembali. Mungkin itu alasannya kenapa gadis itu suka sekali menyendiri disana.
Tak sengaja, Jessica juga menatapnya, gadis itu mengangkat sebelah halisnya ketika melihat Donghae ternyata sudah tersadar. Dengan cepat Jessica menghentikan aktivitasnya dan memberanikan diri menghampiri Donghae.
"Donghae.. kau sudah sadar? gwaenchanna?" Tanya Jessica, ia berdiri di samping sofa.
Donghae hanya melirik Jessica sebentar, gadis itu masih peduli padanya ternyata. "Apa semalam aku tidur disini?" Tanya Donghae.
"Ne.." jawabnya singkat.
"Lalu semalam kau tidur dimana?" Tanya Donghae lagi dengan nada dinginnya.
Jessica terdiam, Donghae mengangkat sebelah halisnya menunggu-nunggu jawaban dari Jessica.
"Dimana?" Tanya Donghae lagi, menyadarkan Jessica.
"Aku.. aku.. aku tidak tidur di kamarmu... yahh aku tidak tidur di kamarmu.. aku berani bersumpah!" Ucap Jessica pada akhirnya, gadis itu mengira bahwa Donghae mencurigainya tidur di kamar namja itu.
"Aku tidak tanya kau tidur di kamarku atau tidak. Jawab saja semalam kau tidur dimana?" Tanya Donghae lagi.
"Aku.. aku.. tidur di..."
"Lantai?" Potong Donghae cepat. Jessica tak bisa mengelak, ia hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Yahh.. memang benar, tadi malam Jessica tidur di lantai.
"Ck.. bagaimana kalau kau sakit hah?" Donghae kini berdiri di hadapan Jessica.
"Aku tidak apa-apa.." jawab Jessica, ia kemudian berlalu dari hadapan Donghae menuju dapur. Tak lama kemudian, ia kembali datang dengan secangkir teh di tangannya.
"Ini.. agar kau merasa baikkan.. minumlah.." ucap Jessica sambil menyerahkan teh hangat itu pada Donghae.
Donghae memandangi teh itu sebentar lalu bergantian menatap Jessica.
"Aku hanya mencampurkan gula.. aku tak mencampurkan apapun selain itu.. apa kau tidak suka?" Tanya Jessica pada Donghae. Gadis itu mengira bahwa Donghae berfikir dirinya menaruh sesuatu pada teh itu. Donghae hanya diam tak memberikan jawaban apapun.
"Aku akan membuang ini..." ucap Jessica. Ia fikir, Donghae tak meminum teh buatannya. Jessica kemudian berbalik hendak membuang tehnya. Ada rasa kecewa dihatinya karena Donghae tak mau meminum teh buatannya. Tapi, tiba-tiba Donghae menahan tangannya, namja itu merebut teh di tangan Jessica lalu meminumnya.
Jessica menatap Donghae tak percaya. Ia menggigit bibir bawahnya menahan senyum. Ia tak percaya Donghae meminum teh buatannya. Setelah meminum tehnya, Donghae mengembalikan cangkir itu pada Jessica, "aku percaya kau tak pernah menaruh racun untukku..." ucap Donghae. "Gomawo.." lanjutnya.
Jessica menganggukkan kepalanya sebagai balasan lalu pergi menuju dapur untuk menyimpan cangkir itu. Gadis itu mengulum senyumnya. Demi apa.. hatinya sedang berbunga-bunga melihat sikap Donghae padanya yang tak sekasar seperti biasanya. Apa mungkin pria itu mulai luluh??