18

20K 681 1
                                    

"Jangan gugup, gue tau lo bisa"ucap Julian.

Hari ini hari perpisahan untuk pak Dani.

"Gue takut gue ngecewain para osis"Alea meremas tangan kiri Julian.

Tangan kanan Julian mengacak rambut Alea. "Haha, jangan khawatir. Lo nggak bakal ngecewain osis"Julian mendekatkan wajahnya lalu menaikkan dagu Alea.

"Malah nanti osis yang bakal bangga sama lo"ucap Julian tersenyum.

»»»

Cleira dan Rangga menaiki panggung. Mereka mulai mengatakan sesuatu.

"Hi guys! Gimana perasaan kalian kalo orang yang kalian sayang pergi waktu lagi sayang - sayangnya?"tanya Cleira.

"Pasti sakit banget ya?"tanya Rangga.

"Gitu juga sama pak Dani. Kita udah nyaman sama omelan pak Dani setiap pagi. Candaan garing nan unfaedah"ucap Cleira.

"Kenapa kok kebanyakan orang yang kita sayangi sebelum pergi selalu bikin kita ngerasa nyaman?"tanya Rangga.

"Karna mereka pengen kita selalu inget sama mereka"ucap Cleira.

"Pak Dani pengen, kita selalu inget sama pak Dani. Selalu sayang sama pak Dani. Pak Dani selalu berharap waktu kelas kami susah diatur, pak Dani ingin kita lulus dengan hasil yang sangat membanggakan"ucap Rangga.

"Kenapa mereka sangat menyebalkan? Kenapa mereka harus pergi?"tanya Cleira.

"Karna mereka pengen kita jadi orang yang tetap gagah dalam menghadapi kenyataan. Tapi mungkin pak Dani berbeda. Pak Dani tidak menyebalkan"ucap Rangga.

"Untuk pak Dani. Kami berharap, pak Dani tetap selalu mengingat kami. Anak - anak nakal yang selalu bikin pak Dani emosi, tapi pak Dani selalu sabar dalam ngehadapin kami"ucap Cleira dan Rangga bersama.

"Jangan pernah lupakan kami pak Dani!!"ucap Cleira dan Rangga bersama.

Air mata mulai lolos dari pelupuk mata. Mengingat masa - masa menyenangkan dengan pak Dani. Para audience dan semua guru pun menangis.

Pak Dani adalah guru yang selalu ramah senyum, selalu bercanda, jika sedang serius, pak Dani benar - benar serius, jika ada hal lucu pak Dani lah yang tertawa paling kencang. Suka rusuh di ruang guru. Pak Dani adalah guru yang paling mereka sayangi.

Reina dan Glora datang membawa sebucket bunga dan sebuah kotak berisi kenangan.

"Untuk, pak Dani"ucap Reina menyodorkan sebucket bunga mawar sopan. Pak Dani menerimanya.

"Jika bertemu kami, jangan rubah sikap bapak. Kami lebih menyukai sikap humoris bapak"ucap Glora dan menyodorkan sebuah kotak hitam dengan pita merah diatasnya. Pak Dani menerimanya lagi.

Tanpa Pak Dani duga, ia sedang memperlihatkan sisi lemahnya.

"Terimakasih,"ucap Pak Dani lirih.

Semua orang bertepuk tangan sambil melihat penerimaan bunga dan kenangan itu.

"Jangan gugup, ok. Gue percaya sama lo. Lo pasti bisa. Demi pak Dani Ndra"ucap Julian mengelus pipi Alea sekilas.

"Yah, gue usahain"ucap Alea.

Lampu - lampu yang menyinari aula dipadamkan. Semuanya terkejut saat itu, begitu juga pak Dani dan guru - guru lainnya.

Lampu disorotkan pada dua orang yang sudah menaiki panggung. Dengan Dress Couple mereka yang terkesan serasi.

Julian mendekatkan microfon yang ada didekatnya. Ia melirik Alea sejenak, ia melihat sahabat kecilnya sedang menarik nafasnya dalam - dalam.

My Ketos Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang