Love Bite part 3

3.7K 285 32
                                    

Angin malam ini berhembus lebih kencang dari tadi sore. Tiga peserta dari timnya Type sudah tidur di tenda mereka. Techno belum kembali sejak pamit mencari serigala jejadian. Type tidak tahu harus melakukan apa kalau begini. Dia hanya duduk di depan tenda, menikmati kopi panas dari panitia sambil memotret ke sana kemari dengan kamera digitalnya. Sampai dua orang panitia lewat depan tendanya, dan menyapa ringan.

"Sendirian, Type? Mana Techno?"

Type hanya mengendikkan bahunya.

"Aku tahu ... Techno pasti dipaksa menginap di tenda Kengkla." Seorang dari panitia itu menambahkan, "Tadi aku melihat Kengkla pura-pura tidak bisa mendirikan tenda sendirian, kemudian minta Techno membantunya mendirikan tenda timnya. Mungkin dia menginap di tenda Kengkla saat ini."

"Dan aku harus menunggunya semalaman di sini?"

Tidak masalah kalau Techno harus menginap di tenda orang lain, terutama tendanya Kengkla. Type tahu, sebesar apa pun Techno menolak juniornya itu, Kengkla tetap akan berhasil memperdayanya. Hanya saja, Type kesal kalau Techno pergi tanpa kabar. Dia jadi sendirian seperti sekarang ini.

"Kalian mau kemana?"

Salah seorang menggeleng-geleng takjub setelah membahas Techno dan Kengkla. Kemudian dia menjawab, "Disuruh Tharn berpatroli. Siapa tahu ada yang membutuhkan bantuan."

Satu dari mereka menimpali, "... dan memang ada yang butuh bantuan," sambil menunjuk Type dengan dagunya. "Daripada kau kesepian di sini, lebih baik kau bergabung di tenda panitia. Banyak wanita cantik di sana. Setidaknya otak kusutmu bisa di-refresh!"

"Hmmm!"

Ada benarnya perkataan dua orang tadi. Daripada dia duduk di depan tenda seperti patung penjaga untuk tiga orang yang sedang tidur nyenyak, lebih baik dia pergi ke tenda panitia. Dia perlu begadang karena dalam seminggu terakhir ini tubuhnya terlalu banyak beristirahat.

Setelah dua orang tadi kembali menjalankan tugas, Type melangkahkan kakinya ke tenda panitia. Seperti kata mereka, tenda panitia sangat ramai. Pria wanita duduk bersama, saling bercanda, saling tertawa. Tharn juga, meski posisi duduknya di pojokan tenda, di sofa angin yang dipompa sepertiga dari ukuran normalnya, dia masih bisa menikmati kebersamaan.

"Type, kenapa tidak bergabung sejak tadi? Kemana saja kau?" Salah seorang dari mereka bertanya. "Sini, duduk bersama kami!"

Seseorang mengulurkan minuman bersoda pada Type. Seseorang lainnya menepuk lengan Type saat dia berjalan masuk. Tidak ada tempat kosong di bagian tengah tenda, terpaksa Type berjalan lurus ke belakang. Saat Type hendak memilih satu bangku dekat dengan Sonya, fotografer satu agensi tapi beda tim dengannya, seseorang lain buru-buru mencegahnya.

"Jangan duduk di situ kalau kau tak mau tiba-tiba kena tabokan Sonya!"

Sonya melengos tajam. Tentu saja karena kebiasaan tak terkendalinya, yang suka berbicara sambil menepok orang lain, itu menjadikannya dijauhi teman. Dia sangat bersahabat, tapi juga sedikit bar-bar. Tipe-tipe wanita berotot kawat. Mendapat tepokan darinya sama dengan bencana tingkat rendah.

"Tharn, geser sedikit. Beri tempat untuk Type!" teriak orang yang sama.

Sofa angin itu tidak untuk dua orang berukuran sama besarnya dengan Tharn, tapi temannya keukeuh meminta Tharn memberi ruang duduk untuk Type. Tharn menurut, tidak menggeser bokongnya, tapi berdiri dulu, kemudian duduk bebarengan dengan Type.

Bahu mereka saling menempel. Bahkan paha mereka juga menempel. Hanya hati mereka saja yang tidak.

"Eh, Tharn, kau sudah meminta keterangan dari penduduk setempat soal hewan buas di sekitar sini?" tanya seseorang lainnya.

Love BiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang