25. Dingin

106 10 0
                                    

Widya yang biasa nya marah ceria suka ngebentak sepupunya ia justru malah berubah sifatnya menjadi dingin di depan banyak orang!. Kini ia tidak masuk sekolah ia hanya ingin di rumah beberapa waktu atau beberapa minggu untuk menenangkan diri.

Sempat kecewa melihat kejadian di waktu kemarin ia melihat mading.
Dengan tertulis "DASAR CEWE MURAHAN UDAH PUNYA COWO EH MALAH SEPUPUNYA DI GEBETIN HHHH...' kata kata itu selalu memenuhi pikirannya sepanjang hari. Ia sempat prustasi mengingat kejadian masa lampau itu, ia ingin hidupnya tenang damai dan tentram.
Tetapi itu semua sudah terjadi.

"Benci!!!!...kenapa harus gue yang alami semua ini!?, gue itu cuma sepupuan sama arga gak lebih! Kenapa orang orang ngangep gue itu pacaran sam dia!" Gumam widya dengan nada kencang di kamar. Ia meremas sprai sebagai pelampiasan emosi.

"Emang takdir tidak bisa di ubah!".

.
.
.
.
Arga hari ini ada pelajaran tambahan di sekola. Tetapi ia tidak mengikuti pelajaran itu demi widya yang masih marah dengannya. Wamaupun ia tidak mendapatkan nilai lebih tinggi ia hanya ingin widya memaafkan kesalahan kemaren walau bukan arga yang membuat semuah itu.

Arga menuruni anak tangga menuju ruang makan. Melihat widya sedang melamun sambil meminum secangkir air putih!. Dengan tatapan tak berkedip ia melihat padangan ke depan. Tanpa ragu ia langsung menghampiri widya.

"Wid?"Panggil arga sambil menepuk pundaknya halus. Ketika widya kaget dan kesedek air minum.

Uhukk...uhuk...

"Arga?" Panggil widya membulatkan matanya.

"Iya? Lo masih marah sama gue wid soal kemaren? Itu bukan gue yang buat! Demi dah kalo lo gak percaya lo tanya aja sama bocah gue di kls!" Ucap arga dengan menjelaskan kesalah pahaman kemrin di mading.

"Gue mau ke kamar!" Seru widya bangkit dari tempat duduk. Tetapi naas lenganny di tarik oleh arga pelan.

"Wid? Gue mohon sama lo maafin gue itu bukan gue yang salah!".

"Gue mau ke kamar lepasin tangan gue ga!" Bentak widya dengan wajah dingin.

"Kenapa si sifat lo sekarang jadi begini berubah sama gue hah?" Tanya arga dengan tatapan mata tajam. Widya hanya terdiam!, walau hati nya masih terasa dakit dan kecewa. Ia menhan air mata supaya tidak jatuh. Matanya berkaca2 seakan2 air mata itu ingin jatuh.

"Wid jawab pertanyaan gue? Kenapa lo berubah?" Bentak arga dengan nada kenceng.

"Lepasin gue ga!" Ucap widya sambil mengerakan tangan dari cengkraman arga. Tetapi tidak bisa tenaganya jauh levih kuat di banding dirinya.

"Gue gak akan lepasin lo sebelum lo jawab!" Bantahnya.

"LEPASINNNN!!!" Akhirnya widya bisa melepaskan tanganya dari cengkraman arga yang membuat tangannya merah. Dan kesakitan. Arga hanya menatap jauh punggung widya yg sudah menjauh.

Ia merebahkan dirinya di kamar. Menghela nafas pelan kemudian ia menghembuskan nafas itu kasar.

"Gue tau ga!, itu bukan lo yang buat tapi gue kecewa sama lo buat apa tulisan di mading itu bikin sakit hati gue ga! Hiks..." Gumam widya dengan wajah sedu dan menangis.

"Tapi maaf ga mulai sekarang gue harus menjauh dari lo!, gue gak mau ada sangkut paut tentang hal itu lagi yg membuat gue sakit hati! Terima kasih atas sehari harinya ga!, peduli ama gue!" Ucapnya sedu sedu.

.
.
.
.
Tidak seperti biasa mereka ke sekolah berdua!, hal hasil membuat mereka menjauh dan menjauh menjaga jarak.

      ~AKAN KEMBALI PADA WAKTUNYA NANTI!~

Ia menuruni anak tangga menuju ruang makan. Dan menarik kursi lalu duduk.

"Bi?" Panggil widya sambil meneguk air putih di tangganya.

"Iya non!" Jawab bi kiem sambil membawa makanan ke meja makan.

"Hmmmm...saya boleh nanya gak? Bi?!" Tanya widya ragu.

"Boleh nanya aj non!".

"Hmmm...arga kmn? Dia udah berangkat kok blm turun!" Sontak mata widya melihat kanan dan kiri.

"Udah non barusan non turun dia udah berangkat bareng seorang perempuan non!" Bi kiem dengan santai berbicara di depan widya. Ia hanya terdiam melanjutkan makan. Ia juga tidak perduli lagi!, karena mulai saat ini ia akan menjauh dari sodaranya itu.

"Bi dah dlu widya mau pergi berangkat sekolah! Assalamualaikum!" Widya mencium tangan bi kiem.

"Walaikumsalam hati hati non!".

Hari demi hari yang aku rasakan!. Hati ini terasa sakit, melihat oran lain berduaan dengan wanita lain di depan pintu gerbang. Banyaknya orang pacaran membuat ku terasa benci sontak aku akan kehilangan orang yang aku cintai.

Para siswa pada melihat ke arah widya yang sedang berjalan menuju kelas sambil memegang tas rangsel erat. Entah apa yang ia rasakan di hati ini sungguh menganjal!. Pas ia ingin berbelok kanan menuju toilet ia melihat seorang pria sedang berduaan bersama cewe lain, sehingga ia terhenti langkahnya.

"A-argaaaa..." Gumamnya sambil membulatkan mata. Ketika melihat arga menyuapi ice cream ke cewe. Hati terasa cemburu dan campur aduk!, tetapi ia ingin mencoba menjauh dan menghidar dari cowo itu.

"Buat apa gue liat dia ogah amat!" Gumamnya sambil berjalan. Pas ia melangkah ia tiba tiba tertabrak oleh seorang pria sontak keduanya terjatuh di lantai. Widya di bawah cowo itu di atas.

"Aaaaaaaa....".

Mereka saling menatap satu sama lain. Tatapan kedua nya hanyut dan dalam. Kemudia. para siswa mengerutu untuk melihat kesaksian tersebut.

"Ada apa di sana ga? Kita kesana yuk!?" Ajak cewe itu kepada arga. Arga mengangguk.

"Mingir mingir!" Arga membulatkan mata ketika ia melihat kejadian ini. Hatinya terasa cembur dan panas melihat ini semua. Tetapi arga mencoba untuk tenang dan berpura2 tidak cemburu.

"Oh!!!....mending kalo jatoh mah di ranjang bukan di lantai malu banyak orang hhhhh...." Ucap arga tanpa ragu dan santai. Mata widya langsung tertuju kepada arga. Ia langsung membangunkan diri dan berkata?.

"Mak-maksud lo apa ngomong begitu ke gue?!" Tanya widya gugup dengan nada kesal.

"Polos...pantesan banyak di manfaatin sama pria hhhh...!!!!" Arga asal bicara dan berlalu pergi meninggalkan tempat.

"Brengsek!!! Gue gak seperti yang lo bayangkan arga!!!" Widya cabut dari tempat dan menangis sejadi jadinya.

Cemburu buta akan melihat kejadian ini bersama orang lain:(

-Author



My Boyfriend Is My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang