EMPAT BELAS

418 12 4
                                    

Hari graduation menjadi hari paling menyenangkan. Dimulai dari kerempongan berdandan sampai pada puncak kebahagiaannya Ahmad datang ke acara ini. Sungguh, perpisahan yang paling bisa membuat ku bahagia adalah perpisahan SMA ini. Bukan karena apa apa. Hanya karena satu orang yang sangat spesial. Yaitu Ahmad

"Photo yu" ajak Ahmad sambil mengatur lensa kamera yang dibawa. Daritadi bawa kamera tapi baru dikeluarin. Hem

"Kamu mau aku photoin?" Tanyaku pura pura polos. Ya bayangkan saja. Seorang Ahmad bisa mengajak photo begini.

"Ra, aku mengajakmu bukan menyuruhmu" katanya melekat mataku

"Lagi pula kapan cita citamu ganti menjadi tukang photo?" Dia terkekeh kecil. Diiringi wajahku yang sudah cemberut

"Ih nyebelin Ahmad" kataku menggerutu. Kemudian ia menyerahkan kameranya kepada salah satu teman seangkatan ku, yang dia kenal. Yaiyalah kan pernah sekolah disini.

"Woy rehan, apa kabar" dia menepuk pundak rehan. Lumayan dekat si mereka dulu.

"Weh, ada Ahmad. Ko lu disini?" Tanya rehan menyelidiki

"Oh oh oh gua tau gua tau. Pasti Zahra kan Ahahahahahaha" dia mengakak keras. Aku malu bukan lagi, ini benar benar membuat mukaku sangat malu untuk ditunjukkan

"Ya ga cuma ara, tapi kan gua juga bisa ketemu Lo, dan yang lain" katanya menjelaskan.

"Eh gua minta tolong photoin kita berdua dong, boleh?" Astaga, kenapa Ahmad jadi pemberani seperti ini. Aku tidak menyangka bahwa dia menyuruh Rehan untuk mempotret kami.

"Boleh boleh sini" rehan mengambil kamera kemudian aku dan Ahmad mendekat pose pertama adalah senyum. Karena aku sudah mati kutu dibuat salah tingkah oleh Ahmad.

"1..2..3.." berulang kali sampai aku harus berganti gaya apalagi aku juga bingung.

"Makasih ya bro" ucap Ahmad sambil melakukan salam yang mereka berdua punya.

"Sama sama. Selamat menebar rindu ya, gua mau kesana dulu" kata rehan menggodaku

"Ih rehan apaansi" aku menggerutu kesal, mereka berdua hanya tertawa kecil. Rehan kembali ke daerah asalnya. Eh salah ya wkwk. Kami berdua melakukan kegiatan bersama sama. Dari mulai cerita, sharing, sampai Ahmad yang terus terusan memberikan lelucon kocak hingga aku tidak bisa berhenti tertawa.

.

Ya Tuhan, inikah keindahan?
Disaat aku memupuk rindu yang kupasrahkan padamu
Kamu memberikanku waktu yang begitu berharga setiap detiknya.
Terimakasih Ahmad
-Zahra


HOLLA GAES BAB EMPAT BELAS UDAH PUBLISH NI. GIMANA KEKANGEAN KALIAN TERHADAP AHMAD DAN ZAHRA?
JANGAN LUPA VOTE

Perasaan Yang TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang