Four-Leaf Clover Village🍀

00

"Apa kamu masih ingat dengan 'Bulan Merah dan Satu Desa Binasa'?" tanya Pangeran Kerajaan Waatrad kepada pengawalnya.

Sang pengawal yang berumur tiga kali lipat dari sang pangeran menatap langit. Pandangannya mulai kembali ke masa lalu. "Jangan katakan---"

"Ya, aku akan ke sana."

"Apakah Pangeran tahu desa yang mana?"

"Tentu saja. Aku sudah mengamati perkembangan setiap desa dan hanya desa Four-leaf Clover alias desa FLC yang memiliki kemungkinan terbesar," jawab Pangeran dengan percaya diri.

Sang pengawal hanya memberi raut datar. "Alasannya?"

"Karena itu adalah desa tempat para pelarian dan berada cukup jauh dari desa tetangganya. Dan satu lagi," dia tersenyum, "kau pernah tinggal di sana, kan?"

Pengawal itu tetap tak merubah ekspresinya. "Apa hubungannya denganku, Pangeran? Bukankah desa di cerita itu binasa?"

Pangeran menggeleng. "Aku yakin itu hanya dilebihkan. Daripada kata binasa, mungkin lebih tepatnya," dia memberi jeda dan melanjutkannya dengan pelan, "pembantaian. Hehe, apa aku benar?"

"Sayangnya, tidak ada mayat yang ditemukan."

"Seperti sihir ya?"

Pria tua itu mengangkat bahunya. "Mungkin."

Keduanya bungkam. Sang pengawal kembali membuka suara, "Apa kau benar-benar akan pergi, Pangeran?"

"Ya."

"Untuk menghentikannya?"

"Kalau itu aku tidak tahu bisa atau tidak."

Pengawal itu diam. Dia memandang langit lagi. Kepingan kejadian di masa lalu membuatnya berdebar. Dia bergumam, "Jangan mati, Pangeran."

Sang pangeran tersenyum dan ikut memandang awan. "Aku tidak akan mati sebelum memakmurkan kerajaan ini."

"Baiklah, jika itu keinginan Pangeran. Aku akan menyuruh anakku untuk mendampingimu," katanya seraya berdiri dari rumput. "Ayo kita melanjutkan latihannya, Pangeran."

****

A/N:

Siapa ya yang jadi 'Pangeran'? Siapa ya 'Anak Pengawal Pangeran'nya? Apa yang terjadi ya? Waatrad itu plesetan dari Wat**ad, kah? Eh, si Pengawal itu sebenarnya siapa ya?

Aduh, mikir lagi. Urusan toge aja belum kelar.

Selamat berpi----membaca~:v

»21 Desember 2019