❤1

721 80 7
                                    

Tuan Bae sedang mengunjungi JOY hotel yang berada di pulau Jeju, ia dan beberapa rekannya berjalan menuju lift VIP yang hanya dapat diakses oleh beberapa orang penting.

Nampaknya Tuan Bae tidak hanya sendiri, ia pergi bersama istri dan anak laki-laki tampan berumur lima tahun yang saat ini tengah menempati suit room untuk menunggunya menyelesaikan beberapa kontrak dengan investor.

"Seokjin ah."

"Ne, Imo?"

"Mulai sekarang, uri Seokjin harus memanggilku eomma, e-o-m-m-a, arraci?"

"Apa sekarang mempunyai dua eomma?" Tanya Jin dengan polosnya.

"Ani, aku adalah eomma Seokjin satu-satunya mulai sekarang."

"Wae?"

"Karena aku begitu menyukaimu." Ucap Nyonya Bae.

"Lalu bagaimana dengan Suzy, apa dia akan menjadi saudara ku?"

"Tentu saja."

"Ani, aku tidak mau menjadi saudara dengan ya, uri eomma berkata kita tidak boleh menikahi saudara kita."

"Aigoooo .... Apa kau menyukai Suzy?"

"Ne, aku ingin melindunginya."

"Geurae, jika seperti itu kau harus merahasiakan tentang Suzy. Jangan beri tau siapapun tentangnya pada orang lain. Arraci?"

"Arraci eomma." Ucap Jin dengan tersenyum.

"Ne, uri Seokjin sangat pintar." Nyonya Bae megusap puncak rambut Jin lalu memeluknya.
"Orang tuamu bahkan menjual mu pada kami demi uang, tapi kau beruntung karena aku menyukaimu." Ucap nyonya Bae dalam hati.

***

Nampak seorang yeoja paruh baya yang sedang menerangkan materi bahasan asing di ruang belajar Suzy, ia menjelaskan cukup telaten sampai Suzy mengerti tentang materi yang diajarkan.
"Ingin istirahat sebentar?" Tanya guru tersebut.

"Ani, aku harus banyak belajar dan menjadi pintar agar abeoji mengijinkan ku untuk pergi ke sekolah seperti Jin."

"Geurae, kita lanjutkan ke halaman selanjutnya."

Beberapa saat kemudian Suzy ijin untuk pergi ke toilet. Saat berjalan menuju toilet Suzy melihat pintu terbuka dan tidak ada penjaga saat itu. Ia pergi keluar, ini adalah pertama kalinya Suzy pergi pergi keluar rumah.
"Whoaa."

Suzy terus berjalan menyusuri jalanan tersebut sampai dimana ia menghentikan langkahnya. Ia berdiri di depan namja didepannya yang sedang menangis.

Suzy mengeluarkan saputangan pemberian eommanya pada namja tersebut. "Berhentilah mengais kau adalah seorang namja." Ucap Suzy sambil mengulurkan saputangan tersebut.

Namja tersebut mendongak kearah sumber suara. Suzi merasa iba pada namja tersebut dengan ikut berjongkok di depan namja tersebut seraya mengulurkan kembali saputangannya.

"Kau tau bertapa berharganya benda ini bagiku, kau boleh menggunakannya karena aku sedang berbaik hati."

"Gomawo." Namja tersebut menerima saputangan milik Suzy.

"Ne, gwenchana tidak perlu kawatir semuanya akan baik-baik saja." Ucap Suzy dengan tersenyum kearah namja tersebut, membuatnya berhenti mengais.

Saat itu Suzy melihat ada empat orang bodyguard yang sedang mencarinya. "Aku harus pergi." Nampak ekspresi panik tergambar jelas di wajah Suzy.

Sparkling LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang