Chapter One.

19 2 0
                                    

Hari libur telah usai, saatnya semua pelajar memasuki tahun ajaran baru. Dimana siswa kelas 6 dan 9 akan memasuki sekolah baru yang mereka pilih. Jika lolos.

Sama seperti laki-laki imut, putih, tidak terlalu tinggi. Alias pendek.
Ray adalah anak yang pintar, bahkan dia berhasil mendapatkan peringkat dua juara umum di sekolah lamanya.

Kriiing~

Pagi telah tiba, Ray susah payah untuk menggapai jam wekernya yang amat sangat bising.

Setelah jam itu berhasil ia matikan, ia membuka matanya perlahan untuk mensejajarakan radiasi sinar matahari yang masuk lewat celah kamarnya.

"Hoaammm..."

Ray menguap lalu merenggangkan seluruh tubuhnya, karena terasa pegal semua.

bagaimana tidak pegal, tadi malam ia hanya melamun karena besok akan pergi ke sekolah baru. Apakah kehidupan anak SMA akan sama seperti di SMP? Hal itu terus saja muncul di kepalanya. Jingan.

Setelah selesai dengan acara ngulat-nguletnya, Ray menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Tak perlu waktu lama, Ray sudah selesai dengan acara bersih-bersihnya. Namun lagi-lagi ia terbayangkan soal semalam.

"Apa SMA sama kayak SMP ya? Berarti nanti Ray di bully lagi dong sama yang lain?"gumamnya pelan.

Dengan sigap ia menepis segala pikiran buruknya, lalu segera bersiap-siap untuk turun ke ruang makan.

"Eh anak Mamah udah bangun. Ya ampun lucu banget pake seragam barunya."puji Regina.

"Mmm."

"Dek, kalo di SMA ati-ati aja ya. Soalnya suka maen fisik. Kan lu mah cemen haha!"ledek Roy dengan nada mencibir.

Ray tidak memperdulikan kata 'MAS' DaKjAl-nya itu. Buat apa di pikirkan? Toh dia juga pasti akan di bully. Pikirnya.

Ray memang menggunakan kaca mata, dia hanya minus satu. Namun tak di lepas pula kaca mata itu. Biar imut katanya.

Setelah selesai sarapan bersama keluarganya, Ray langsung pergi ke sekolah barunya menggunakan Go-Jek. Mana mungkin 'MAS' DaKjAl-nya itu mau mengantarnya, yang ada di maki-maki.

"Ray berangkat dulu."ucapnya Acuh sambil memasang helm yang di berikan abang Go-Jek.

"Tumben pagi-pagi muji Ray."batinnya bingung. Ada apa dengan Mamahnya?

Ray memang tidak dekat dengan Mamahnya, Papahnya, Atau Masnya. Bisa dikatakan mungkin BH.

Broken Home") ngeres ae pikiranmu.

Sejak kecil perhatian yang di berikan oleh orang tuanya kurang. Dan Ray memilih untuk menjadikan Buku sebagai temannya. Makanya ia berhasil meraih Juara Umum.

Setelah membayar upah Go-Jek, Ray masuk ke gerbang utama untuk mencari namanya.

Senior Thetic High School memang sangat elite. Bahkan ada lapangan golf dan kolam renang di dalamnya. Kurang kaya apalagi keluarga Ray?

Setelah mencari namanya di madding sekolah. Ia menemukannya dia kelas 10 C - IPA. Ray memang sangat menyukai IPA. Bahkan nilainya tak pernah di bawah 98 saat di SMP.

Hari pertama tidak ada acara apapun. Paling hanya berkumpul di lapangan untuk mendengarkan beberapa penjelasan mengenai SMA. Yang tentunya sangat berbanding terbalik dengan SMP.

Dia segera menuju kelasnya yang terletak di lantai 2. Menurut pengumuman yang tadi disampaikan lewat speaker, semua murid baru harus berkumpul di lapangan jam setengah sembilan. Jika seperti itu Ray ingin bermain saja dengan temannya.

Segitiga BercintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang