bag.30

1K 58 4
                                    

         

      

          10 Tahun Kemudian....




Disebuah gedung apartemen dilantai 24, terlihat seorang pria dengan sweater panjang berwarna abu2 dan celana panjang berwarna hitam sedang duduk didekat cendela yang mengarah kesalah satu ikon kota  tempat dimana apartemen itu berada.

Mata pria berumur 27 tahun itu menatap sendu air hujan yang perlahan berjatuhan membasahi kota yang hampir 10 tahun ini ia tinggali.

Entah bagaimana.. tapi setiap kali gerimis hujan itu datang, pria yang sudah mendapat gelar dokter spesialis jantung diumurnya yang terbilang masih begitu muda itu kembali mengingat sebuah kejadian yang telah merubah hidupnya 180 derajat.

Flashback to part 28 (1)

"Kau disini??" Tanya pria dengan jas berwarna putih itu.

"Kenapa aku tak pernah melihatnya lagi?? Kemana dia?? Apa kau tahu?" Tanya pria dengan kaos pendek berwarna putih dan celana panjang berwarna abu2 dengan kacamata yang bertengger manis dihidungnya membuatnya terlihat semakin tampan, smart dan keren.

"Apa kau belum tahu?!" Tanya pria yang berprofesi sebagai dokter itu sambil duduk disamping pria berka.

Pria berkacamata mengerutkan keningnya dengan ekspresi wajah semakin bingung dan penasaran.

"Dia sudah berhenti kuliah dan keluar dari sini. Dia bilang dia  akan kembali kekampungnya, katanya itu semua karna dia......." dokter  itu menggantungkan ucapannya menatap pria didepannya yang terlihat syok dengan ekspresi wajah yang sangt terkejut.

"Dia kenapa??" Dengan susah payah pria berkacamata itu akhirnya  berhasil mengucapkan 2 patah kata.

"Dia akan menikah"

'DOR!'

Bagai tersambar petir disiang bolong, tubuh pria berkacamata itu kini benar2 lemas. Sangat lemas.

"Dia bilang, menikah adalah jalan terbaik untuk menjaga dirinya. Itulah sebabnya  dia rela mengorbankan kuliahnya  dan meninggalkan sesuatu yang begitu berharga disini hanya untuk menikahi pria itu. Pria yang telah merebut hati kedua orang tuanya." Dokter itu tersenyum pahit sambil menatap sedih pria dengan kacamata minusnya  itu.

Pria berkacamata itu tak bergeming. Rasa  kaget, terkejut, dan syok masih menyatu didalam otaknya.

Sungguh pria itu tak menyangka semua akan menjadi begini.

Flashback off

'Dddrreeet ddrrrreetttt'

"Hallo?" Kata pria itu setelah mengangkat ponselnya dan menjawab panggilan masuk yang telah membuyarkan lamunannya  itu.

"...."

"Ok. Aku akan segera datang" kata pria itu lagi sambil berlari mengambil tas kecil dan mulai memakai sepatu lalu kemudian berlari keluar apartemen.

Entahlah.. tak ada yang tahu pria itu hendak kemana.

_ _ _ _ _

Dibenua yang berbeda, seorang pria dengan setelan jas hitam dan kemeja putih memasuki rumah minimalis modern dengan ciri khas bangunan dari benua itu sendiri.

"Assalamu'alaikum..??" Pria itu mengucapkan salam pada seorang wanita dengan pakaian serba hitam lengkap dengan hijab dan kaos kakinya.

"Wa'alaikumsalam.." jawab siwanita sambil mendekat dan menyalami lalu mencium punggung tangan milik pria yang kini sedang berdiri tepat didepannya itu.

"Cepat bersiaplah.. pesawat kita pukul 10"  kata  pria itu sambil tersenyum simpul dan melihat kearah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 3 sore.

"Bersiap???? Maksudnya??" Tanya wanita itu sambil menatap bingung ke pria yang hampir 5 tahun ini resmi menjadi suaminya.

"Bukanlah kamu ingin anak kita bertemu dengan kakek dan neneknya?? (Wanita itu mengangguk pelan) aku sudah mengajukan surat pindah kita. Kita akan pulang dan tinggal dinegara kita sendiri sayang.." kata pria itu menjelaskan sambil menatap istrinya dengan mata berbinar namun sedikit memerah dan berair.

Siwanita hanya diam menatap balik suaminya itu dengan mata berkaca-kaca dan senyum yang mengembang sempurna. Sungguh rasanya ini sangat sulit dipercaya, apa yang barusan suaminya katakan bagaikan mimpi yang selalu datang dalam tidurnya hampir setiap malam sejak kepergiannya kebenua ini.

Sepasang suami istri itu kini sudah saling berpelukan dengan erat. Cinta mereka telah memberi keberanian untuk membuat mereka kembali kenegara asal mereka. Negara yang sudah hampir 10 tahun mereka tinggalkan dan mereka coba lupakan.

Kepulangan mereka adalah awal dari kembali terbukanya lembaran masa lalu yang begitu menyakitkan. Mereka berjanji untuk selalu berusaha saling menguatkan dan tetap bertahan menghadapi apa yang akan terjadi demi putri semata wayang mereka yang baru berusia 4 tahun itu.

"Abi? Umi?" Suara lirih gadis kecil dibelakang suami istri itu membuat keduanya melepas pelukan masing2  dan menoleh.

"Syifa?? Sudah bangun sayang??" Tanya siwanita yang tak lain adalah ibunya.

Gadis kecil itu mengangguk.

"Syifa.. hari ini kita akan berangkat kerumah kakek dan nenek.. apa Syifa senang??" Tanya pria itu sambil tersenyum manis dan berlutut didepan putrinya.

"Wah... benarkah abi?? (Pria itu mengangguk) asyik...!!! Syifa seneng banget abi.. umii..!! Terima kasih... Syifa sayang banget sama abi, sama umi... eeuummach..."gadis  kecil itu menciumi sipria  dan siwanita  secara  bergantian lalu dia melompat-lompat saking bahagiannya.

"Bersiaplah... kita akan bertemu dengan orang2 dari masa lalu kita" kata pria itu smabil menatap istrinya penuh arti.

Sang istri mengangguk pelan sambil tersenyum simpul dan masih dengan air mata yang tak terasa sedari tadi membasahi pipinya itu. 

Wah.. ini gak krasa yah udah 10 tahun aja😅

Pasti banyak banget tuh kejadian yang terlewatkan.. iya gak😃

Penasaran penasaran????😉

Cus lanjut 😀👉👉👉👉👉👉👉👉👉

Karnamu dan Agamamu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang