Bab 2: Citra Orion Pt. 2

50 8 0
                                    

"Seorang Orion, huh?" goda Jackie di depan cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seorang Orion, huh?" goda Jackie di depan cermin.

Oh, ini akan terlihat bodoh. Rambutku hanya mencapai pundak dan berwarna merah sekarang. Tak lupa tersemat poni yang mengarah ke kiri. Aku rasa aku bisa bilang bahwa aku cukup iri pada Jackie.

Rambutnya yang panjang bergelombang dengan sempurna terjatuh. Ia terlihat begitu manis, terlepas dari fakta bahwa ia jauh dari kata feminin. Tak lupa dengan kulitnya yang eksotis dan iris coklatnya sebagai pelengkap kesempurnaan yang Tuhan layangkan.

Jackie memberikan pernyataan-kebohongannya-pada Donnilah bahwa rambutku harus diberikan model baru karena Pinch anjingnya akan menolak perjodohannya dengan anjing tetangga rumahku jika aku tak dirombak.

Namun setidaknya itu tidak terjadi begitu saja. Aku menemukan sesuatu selama aku diproses dan mendeklarasikannya pada diriku: kecocokan.

● ● ●

Kecocokan. Kata ini terus terngiang di kepalaku.

Di depan tempat sampah di depan rumahku, aku berdiri menatap bungkusan yogurt yang Manu bawakan padaku sebagai "Pilot Kehidupan Jiwa Orion di Tubuh A" tepat disaat aku menemukan rambutku benar-benar berubah. Rambutku tadinya panjang, tapi tidak sepanjang kaki jenjang Taylor Swift. Tapi, sungguh, rambutku sebelumnya memang panjang lurus membosankan tak ubahnya lidi tipis transparan.

"Ada apa?" tanya Manu. Mungkin dia bingung melihatku. "Kau mau mengawetkan tempat yogurt yang baru saja kau konsumsi dengan brutal itu sebagai tanda awal hidup sehatmu?"

Aku memang melahapnya langsung dari tempatnya akibat tak bisa lagi menanggung rasa hausku tepat setelah transformasi aneh ini berlangsung. Tapi, setidaknya hal itulah yang menghentikan Manu untuk mengulang acara kebut-kebutan yang diperintahkan Jackie. Ia bilang ia tak mau repot-repot mengeluarkan dana untuk memesan peti untukku yang tersedak cairan kental lengket yang disebut yogurt itu. Memang kurang ajar.

Aku menatap Manu. Manu menatap Jackie. Jackie menatap kami bergantian, memutar bola mata, lalu meninggalkan kami masuk ke rumahku.

Aku bisa mendengar Jackie berseru dengan ceria bahwa ia membawa tubuh baru dan berharap juga ada jiwa baru di dalamnya. Alih-alih lari mengejar dan menggelitik Jackie karena perkataannya, aku malah berharap hal yang sama dalam hati.

Aku tetap berjalan gontai, tidak mau masuk ke dalam karena kuyakin suasana akan menjadi tidak terkendali bak kembang api di langit 4 Juli.

"A?!" pekik Mom. Aku tak tahu entah ekspresi apa yang ia pajang di wajahnya.

"ATAU HARUS KUKATAKAN 'ORION'?" Kali ini Gabriela yang memekik. Dengan girang.

A Way You Run Away ToTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang