"Astaga, Hyun"
Namjoon jongkok jongkok sambil mungut kepingan kaca pecah akibat Taehyun tonjok tadi.
Sementara Taehyun nyengir doang tuh, sambil ngoles obat merah dilukanya. Iya tangannya berdarah gara-gara nonjok tuh kaca.
"Maaf bang, gue spontan nonjok itu benda"
"Putus cinta ya lu?"
Taehyun cuma ngangkat bahu doang terus lanjut ngobatin lukanya.
"Dasar remaja jaman sekarang, jaman gue SMA dulu, gue juga sering gagal dalam hal cinta, sama kayak lu kok"
"Hilih, tapi sekarang lu dapat Kak Seokjin kan?"
"Dapetin dia juga susahnya minta ampun bro, gue dua kali dibikin kecewa, ngerasa kalo gue gagal, tapi ternyata itu cuma pandangan gue doang"
"Maksudnya?"
"Gue pernah ngeliat Kak Seokjin pelukan sama temen gue sendiri, gak sengaja keliat, gue pikir Kak Seokjin udah milik dia, taunya gue cuma salah paham"
Taehyun ngerasa kalo ini sama persis kayak yang dia alami pun memberhentikan aktivitasnya lalu pergi keluar kamarnya, ninggalin Namjoon.
"Mau kemana lu!?"
"Kerumah Beomgyu!"
Walau hari sudah malam, Taehyun tetap bersikeras bersama 'jono' pergi kerumah Beomgyu.
—•—
"Hyun..."
"Udah kak, biarin dulu saya meluk kamu saat ini, saya rindu sama kamu kak, seharian gak ngajak jalan"
"Astaga, aku pikir kamu bakal bilang kalo si 'jono' yang rindu aku" Beomgyu balas pelukan Taehyun sambil senyum.
"Kamu kesini malam-malam, gak kena marah apa?"
"Enggak, saya punya abang yang pengertian ke saya, termasuk ke perasaan saya yang sedang merindu"
"Kakak sendiri, apa gak ada orang dirumah?" Tanya Taehyun.
"Aku hari ini bakal tidur sendiri, ayah sama ibu pergi kerumah nenek, nginap disana"
"Oh begitu"
"Duduk dulu kamu, Hyun"
"Baiklah"
—•—
Asik ngobrol random, sampai Taehyun lupa dia sudah lama banget dirumah Beomgyu.
"Kak, saya rasa ini udah malam banget, saya pulang aja dulu kali ya?"
"Hyun"
"Kenapa kak?"
"Nginep disini ya?"
"Tapi kak..."
"Pleasee" Kalo udah Beomgyu nge-aegyo, siapa yang gak luluh?
"Yaudah deh, saya tidur dimana kalo gitu?"
"Eumm, kasurku bisa untuk dua orang..."
SATU KASUR BERDUA GITU? OALAH TAEHYUN SIH GAK BAKAL NOLAK NIH.
Oke maaf ngegas.
"Yaudah, saya mau minum dulu, haus"
"Aku buatin minuman dulu, sebentar"
Beomgyu pergi menuju dapur dan mengecek apapun yang bisa dia jadikan minuman, matanya terfokus pada beberapa bungkus yang sepertinya adalah minuman sachet diatas lemari esnya.
Segera dia buatkan untuk dirinya dan juga Taehyun, dan jadilah air minum, yang sepertinya adalah jus jeruk.
"Minum duluan deh, takutnya gak enak"
Beomgyu meneguk minumannya dan tak sadar dia meminumnya hingga tegukan terakhir.
"Enak juga, kasi ke Taehyun deh"
Namun pas ingin berjalan menghampiri Taehyun di ruang tamu, perutnya terasa nyeri namun juga geli, menjalar ke seluruh tubuh namun tepat diantara pahanya lah yang bereaksi dengan sangat kuat.
Seluruh tubuhnya panas, seketika minuman yang dia berikan untuk Taehyun jatuh kelantai dan mengakibatkan pecah.
"Kak!?"
Taehyun menghampiri Beomgyu yang tengah terisak menahan rasa aneh yang ada didalam tubuhnya.
"Hyunhh emhh"
Anjing.
Begitu kira-kira batin Taehyun berkata, hormonnya meningkat seketika.
Wajah Beomgyu yang penuh keringat dan memerah, serta lihatlah air mata menahan sakit itu.
"Kak?"
"Hyunhhh ahhh sakithhh"
"Sialan!"
Segera Taehyun menggendong bridal si Beomgyu. Beomgyu hanya bisa menurut dan menahan sakit yang menjalar ditubuhnya.
"Kak, abis ngapain!?"
"Eunghhh sakithh hyunhh"
Setelah membaringkan tubuh Beomgyu, Taehyun segera turun kebawah, mengecek dapur, mungkin saja ada yang menyebabkan Beomgyu seperti tadi.
Matanya beralih ke bekas bungkus minuman diatas meja dapur Beomgyu.
"Anjing! Obat perangsang!?"
Segera Taehyun berlari menuju kamar Beomgyu. Dan Taehyun hanya bisa terkaku melihat Beomgyu yang sudah melepas pakaian atasnya.
Dan memuaskan dirinya sendiri.
Fuck!
"Ahhh taehyunhhh mhhh"
"Anjing, kak!"
Taehyun dengan cepat berlari dan memeluk erat tubuh Beomgyu yang tengah terbuai nafsu.
"Hyunnhh panashh please ahhh fuckhh mhh fuck me!"
ASU ANJING.
Taehyun mendorong kuat tubuh Beomgyu hingga terhempas ke kasur.
"Jika itu perintahmu kak, saya akan menuruti dan selama kita bermain, pastikan dirimu selalu menyebut nama saya"
—•—
Haha mampus kau.